Jaga Prokes Selama Idul Adha, Gus Halim Apresiasi Pendamping Desa .

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengapresiasi para pendamping desa yang telah menyukseskan pelaksanaan ibadah kurban di desa dengan menjaga protokol kesehatan.

“Pendamping desa telah membantu proses ibadah kurban di desa dengan tetap menjaga protokol kesehatan demi menjaga keselamatan warga desa,” ujar Halim, Rabu (21/7).

Pendamping desa yang kini berjumlah 1.117.066 orang, berkoordinasi dengan pihak kabupaten untuk menjaga pelaksanaan protokol kesehatan seperti memakai masker, tidak berkerumun, dan menjaga jarak saat pembagian kurban, diterapkan dengan baik.

Algojo dan panitia menggunakan masker dan menjaga jarak selama proses penyembelihan dan pembagian daging kurban. Pembagiannya hanya diletakkan di depan rumah warga penerima.

Kalaupun ada yang dibagikan di lokasi penyembelihan, pendamping desa mengaturnya agar tak menimbulkan kerumunan.

Selain itu, kata Halim, berdasarkan laporan, pendamping desa juga mengatur pelaksanaan shalat Idul Adha. Mereka memilah tempat shalat agar ada jarak aman antar jemaah. Setelah pelaksanaan khutbah, warga desa langsung diarahkan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Belum cukup, para pendamping desa ini juga melakukan penyemprotan disinfektan di masjid dan lapangan yang digunakan untuk shalat Idul Adha. “Secara umum, ada 26.083 desa yang telah dilakukan penyemprotan disinfektan,” ungkapnya.

Selain itu, Gus Halim, sapaan akrab Halim Iskandar, juga menyebut, sepanjang 2021, pendamping desa telah membagikan masker kepada warga di 26.730 desa.

“Bahkan ada juga pendamping desa yang mengawasi pembagian BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dana Desa yang juga mengutamakan protokol kesehatan,” imbuh Gus Halim.

Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini mengingatkan, pendamping desa harus menjadi mata hati dan kaki tangan kepala daerah.

Selain melakukan pendampingan, pendamping desa juga dituntut lihai membaca dan menganalisa persoalan yang dihadapi masyarakat desa, kemudian dilaporkan kepada bupati atau wali kota setempat.

Pendamping desa juga dimintanya untuk terus mengampanyekan disiplin protokol kesehatan. Gus Halim sendiri berpesan kepada warga desa untuk menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

“Sebaiknya kurangi mobilitas dan aktivitas dulu serta sebaiknya jangan dulu makan bersama,” tandas Gus Halim. [DIR]

]]> .
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengapresiasi para pendamping desa yang telah menyukseskan pelaksanaan ibadah kurban di desa dengan menjaga protokol kesehatan.

“Pendamping desa telah membantu proses ibadah kurban di desa dengan tetap menjaga protokol kesehatan demi menjaga keselamatan warga desa,” ujar Halim, Rabu (21/7).

Pendamping desa yang kini berjumlah 1.117.066 orang, berkoordinasi dengan pihak kabupaten untuk menjaga pelaksanaan protokol kesehatan seperti memakai masker, tidak berkerumun, dan menjaga jarak saat pembagian kurban, diterapkan dengan baik.

Algojo dan panitia menggunakan masker dan menjaga jarak selama proses penyembelihan dan pembagian daging kurban. Pembagiannya hanya diletakkan di depan rumah warga penerima.

Kalaupun ada yang dibagikan di lokasi penyembelihan, pendamping desa mengaturnya agar tak menimbulkan kerumunan.

Selain itu, kata Halim, berdasarkan laporan, pendamping desa juga mengatur pelaksanaan shalat Idul Adha. Mereka memilah tempat shalat agar ada jarak aman antar jemaah. Setelah pelaksanaan khutbah, warga desa langsung diarahkan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Belum cukup, para pendamping desa ini juga melakukan penyemprotan disinfektan di masjid dan lapangan yang digunakan untuk shalat Idul Adha. “Secara umum, ada 26.083 desa yang telah dilakukan penyemprotan disinfektan,” ungkapnya.

Selain itu, Gus Halim, sapaan akrab Halim Iskandar, juga menyebut, sepanjang 2021, pendamping desa telah membagikan masker kepada warga di 26.730 desa.

“Bahkan ada juga pendamping desa yang mengawasi pembagian BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dana Desa yang juga mengutamakan protokol kesehatan,” imbuh Gus Halim.

Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini mengingatkan, pendamping desa harus menjadi mata hati dan kaki tangan kepala daerah.

Selain melakukan pendampingan, pendamping desa juga dituntut lihai membaca dan menganalisa persoalan yang dihadapi masyarakat desa, kemudian dilaporkan kepada bupati atau wali kota setempat.

Pendamping desa juga dimintanya untuk terus mengampanyekan disiplin protokol kesehatan. Gus Halim sendiri berpesan kepada warga desa untuk menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

“Sebaiknya kurangi mobilitas dan aktivitas dulu serta sebaiknya jangan dulu makan bersama,” tandas Gus Halim. [DIR]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories