Waspada Long Covid Jangan Panik, Bisa Sembuh Dan Tidak Menularkan Ke Orang Lain .

Sebagian penyintas Covid-19 masih merasakan gejala sakit berkepanjangan, meski dinyatakan sembuh atau negatif.

Fenomena tersebut dalam istilah medis disebut long Covid. Namun jangan panik. Sakit berkepanjangan akibat virus Corona bisa disembuhkan. Penyintas juga tidak akan menularkan virus Corona kepada orang yang berada di sekitarnya.

Long Covid bisa menyerang siapapun yang pernah terkonfirmasi positif virus Corona,” kata Juru Bicara Satuan Tugas (Jubir Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (12/3) lalu.

Wiku menjelaskan, penderita long Covid-19 umumnya mengalami sakit persendian, batuk, kelelahan, dan sakit dada. Gejala lainnya adalah kesulitan berpikir dan konsentrasi, depresi, sakit otot, demam, berdebar, serta sulit bernafas.

“Pada prinsipnya siapapun yang mengalami long Covid-19 dapat sembuh. Namun, waktu kesembuhannya berbeda untuk setiap orang,” kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) itu.

Menurutnya, mengacu hasil penelitian Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), gejala yang dialami penderita Covid-19 berbeda-beda. Sebagian besar penderita mengalami gejala ringan sampai sedang, sekitar 10-15 persen penderita mengalami gejala berat, dan sekitar 5 persen menderita gejala kritis.

“Namun, harap dijadikan catatan bahwa mereka yang menderita long Covid tidak akan menularkan gejala yang sama atau pun virus Corona kepada mereka yang berada di sekitarnya,” kata Wiku.

Adjunct Professor di bidang Infectious Disease and Global Health di Tufts University ini berharap, masyarakat lebih waspada dengan fenomena long Covid. Dia meminta masyarakat dapat menimbang kembali aktivitas masing-masing.

“Beberapa bagian masyarakat yang ber­sikap acuh pada Covid-19, bahkan tidak percaya, dapat menimbang kembali caranya beraktivitas,” kata dia

Menurut @lawancovid19_id, 5-20 persen pasien Covid-19 mengalami long Covid-19 lebih dari 4 minggu. Diperkirakan, kata dia, satu dari setiap 10 pasien Covid-19 dapat mengalaminya hingga lebih dari 12 minggu.

“Gejala atau gangguan kesehatan yang di­alami bermacam-macam, dari kerap kelelahan, peradangan jantung, kesemutan, dan lain-lain. Saat ini long Covid-19 masih terus diteliti untuk memantau perkembangannya,” kata dia.

 

Akun Hellena Y Souisa menyambung. Dia me­nyebut, sebagian besar pasien long Covid merasakan kelelahan, sesak nafas, keterbatasan aktivitas fisik, dan ketidakmampuan melakukan aktivitas rutin seperti dulu sebelum mereka sakit Covid-19.

“Banyak penyintas Covid yang asam lambungnya naik. Mereka nggak sadar kalau mengalami long Covid,” timpal Arc_Kyria.

Akun @amnestyindo mengajak masyarakat tidak bertaruh dengan kemungkinan terkena long Covid. Caranya, kata dia, membantu para tenaga kesehatan (nakes) dengan menjalankan protokol kesehatan. “Menjaga jarak, memakai masker, dan menjaga kebersihan,” kata @amnestyindo.

Hal senada dilontarkan @biu_09. Dia mewanti-wanti masyarakat jangan pernah ngeremehin Covid-19. Sebab, kata dia, “perang” dengan Covid tidak cuma pas sakit atau dirawat, tapi setelah “sem­buh” pun bisa tidak sepenuhnya sembuh.

Long Covid ini yang nantinya banyak yang mengganggu aktivitas penyintas Covid. So, stay safe guys,” kata dia mengingatkan.

dr Jati Sp.PD menyambung. Dia bilang, sembuh dari Covid-19 membutuhkan waktu yang lama. Bahkan, pada dewasa muda yang tidak punya pe­nyakit kronis sekali pun butuh waktu penyembuhan.

Menurutnya, gejala long Covid masih bisa menetap di tubuh penyintas selama tiga bulan. Dia pun meminta masyarakat menjaga kesehatan dan tetap mematuhi protokol kesehatan. “Hindari kerumunan, pakai masker dengan benar & cuci tangan,” imbau dia.

Menurut Juno, efek long Covid belum ada obat dan pencegahannya. Jalan terbaik adalah menghadapi long Covid saat ini dengan saling menguatkan.

Rejadi menyarankan organisasi dokter membuat pedoman terkait penderita long Covid. Dia meminta publik tidak menyalahkan penyitas ketika tidak menemukan penyebab penyakitnya. [TIF]

]]> .
Sebagian penyintas Covid-19 masih merasakan gejala sakit berkepanjangan, meski dinyatakan sembuh atau negatif.

Fenomena tersebut dalam istilah medis disebut long Covid. Namun jangan panik. Sakit berkepanjangan akibat virus Corona bisa disembuhkan. Penyintas juga tidak akan menularkan virus Corona kepada orang yang berada di sekitarnya.

“Long Covid bisa menyerang siapapun yang pernah terkonfirmasi positif virus Corona,” kata Juru Bicara Satuan Tugas (Jubir Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (12/3) lalu.

Wiku menjelaskan, penderita long Covid-19 umumnya mengalami sakit persendian, batuk, kelelahan, dan sakit dada. Gejala lainnya adalah kesulitan berpikir dan konsentrasi, depresi, sakit otot, demam, berdebar, serta sulit bernafas.

“Pada prinsipnya siapapun yang mengalami long Covid-19 dapat sembuh. Namun, waktu kesembuhannya berbeda untuk setiap orang,” kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) itu.

Menurutnya, mengacu hasil penelitian Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), gejala yang dialami penderita Covid-19 berbeda-beda. Sebagian besar penderita mengalami gejala ringan sampai sedang, sekitar 10-15 persen penderita mengalami gejala berat, dan sekitar 5 persen menderita gejala kritis.

“Namun, harap dijadikan catatan bahwa mereka yang menderita long Covid tidak akan menularkan gejala yang sama atau pun virus Corona kepada mereka yang berada di sekitarnya,” kata Wiku.

Adjunct Professor di bidang Infectious Disease and Global Health di Tufts University ini berharap, masyarakat lebih waspada dengan fenomena long Covid. Dia meminta masyarakat dapat menimbang kembali aktivitas masing-masing.

“Beberapa bagian masyarakat yang ber­sikap acuh pada Covid-19, bahkan tidak percaya, dapat menimbang kembali caranya beraktivitas,” kata dia

Menurut @lawancovid19_id, 5-20 persen pasien Covid-19 mengalami long Covid-19 lebih dari 4 minggu. Diperkirakan, kata dia, satu dari setiap 10 pasien Covid-19 dapat mengalaminya hingga lebih dari 12 minggu.

“Gejala atau gangguan kesehatan yang di­alami bermacam-macam, dari kerap kelelahan, peradangan jantung, kesemutan, dan lain-lain. Saat ini long Covid-19 masih terus diteliti untuk memantau perkembangannya,” kata dia.

 

Akun Hellena Y Souisa menyambung. Dia me­nyebut, sebagian besar pasien long Covid merasakan kelelahan, sesak nafas, keterbatasan aktivitas fisik, dan ketidakmampuan melakukan aktivitas rutin seperti dulu sebelum mereka sakit Covid-19.

“Banyak penyintas Covid yang asam lambungnya naik. Mereka nggak sadar kalau mengalami long Covid,” timpal Arc_Kyria.

Akun @amnestyindo mengajak masyarakat tidak bertaruh dengan kemungkinan terkena long Covid. Caranya, kata dia, membantu para tenaga kesehatan (nakes) dengan menjalankan protokol kesehatan. “Menjaga jarak, memakai masker, dan menjaga kebersihan,” kata @amnestyindo.

Hal senada dilontarkan @biu_09. Dia mewanti-wanti masyarakat jangan pernah ngeremehin Covid-19. Sebab, kata dia, “perang” dengan Covid tidak cuma pas sakit atau dirawat, tapi setelah “sem­buh” pun bisa tidak sepenuhnya sembuh.

“Long Covid ini yang nantinya banyak yang mengganggu aktivitas penyintas Covid. So, stay safe guys,” kata dia mengingatkan.

dr Jati Sp.PD menyambung. Dia bilang, sembuh dari Covid-19 membutuhkan waktu yang lama. Bahkan, pada dewasa muda yang tidak punya pe­nyakit kronis sekali pun butuh waktu penyembuhan.

Menurutnya, gejala long Covid masih bisa menetap di tubuh penyintas selama tiga bulan. Dia pun meminta masyarakat menjaga kesehatan dan tetap mematuhi protokol kesehatan. “Hindari kerumunan, pakai masker dengan benar & cuci tangan,” imbau dia.

Menurut Juno, efek long Covid belum ada obat dan pencegahannya. Jalan terbaik adalah menghadapi long Covid saat ini dengan saling menguatkan.

Rejadi menyarankan organisasi dokter membuat pedoman terkait penderita long Covid. Dia meminta publik tidak menyalahkan penyitas ketika tidak menemukan penyebab penyakitnya. [TIF]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories