
Wagub: Pasokan Daging Sapi Selama Ramadan Di DKI Aman
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, stok daging sapi di masa Ramadan dalam kondisi aman. Berdasarkan data dari PD Dharma Jaya, kata Ariza, stok daging sapi saat ini kurang lebih 838 ton.
Sementara, kebutuhan daging sapi pada hari besar dan keagamaan nasional, yaitu Ramadan dan Lebaran kurang lebih 150 ton. Lalu, untuk kebutuhan penjualan rutin 500 ton, Natal dan Tahun Baru sebanyak 50 ton.
Begitu kata Ariza saat membuka webinar Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta bertajuk “Memasyarakatkan Daging Beku, Upaya Mengurangi Ketergantungan Terhadap Daging Segar”, di Jakarta, Kamis (22/4).
“Mengingat tingginya angka konsumsi DKI Jakarta, maka untuk memenuhi kebutuhan itu, Pemprov DKI membeli daging dari dalam negeri maupun impor. Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemprov memastikan stok daging sapi selama bulan Ramadan cukup,” kata Ariza.
Politisi Partai Gerindra ini menyadari, masyarakat Indonesia, tak terkecuali warga DKI Jakarta, masih bergantung pada daging segar. Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya langkah untuk meningkatan animo masyarakat dalam mengonsumsi daging beku.
“Sosialisasi tentang nilai manfaaat daging beku harus terus dilakukan. Masyarakat juga harus terus diberikan pemahaman tentang arti penting program ketahanan pangan,” ujar Ariza.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati menjelaskan sejumlah keunggulan daging beku dibandingkan daging segar. Pertama, kandungan nutrisi di daging beku dapat terjaga dalam waktu yang lama. Sementara daging segar cepat hilang.
Kedua, daging segar dinilainya cepat membusuk. Adapun daging beku memiliki mutu seragam, sehingga daging berada dalam kondisi baik dan segar dalam jangka waktu yang lama.
“Soal umur simpan, daging segar itu sangat singkat, harian. Kalau daging beku bisa berbulan-bulan, bahkan tahunan, tergantung suhu dan penanganannya. Hal yang tak kalah penting, mutu daging beku itu terjamin. Termasuk soal aspek halalnya,” ucap Suharini,
Suharini menambahkan, pembekuan adalah metode yang diketahui paling baik dalam mengawetkan daging. Pembekuan secara cepat mempertahankan nilai gizi, kesegaran dan rasa tanpa bahan pengawet. “Pembekuan tidak berpengaruh pada kandungan nutrisi/kualitas daging selama proses thawingnya tepat,” ujarnya. [DIT]
]]> Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, stok daging sapi di masa Ramadan dalam kondisi aman. Berdasarkan data dari PD Dharma Jaya, kata Ariza, stok daging sapi saat ini kurang lebih 838 ton.
Sementara, kebutuhan daging sapi pada hari besar dan keagamaan nasional, yaitu Ramadan dan Lebaran kurang lebih 150 ton. Lalu, untuk kebutuhan penjualan rutin 500 ton, Natal dan Tahun Baru sebanyak 50 ton.
Begitu kata Ariza saat membuka webinar Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta bertajuk “Memasyarakatkan Daging Beku, Upaya Mengurangi Ketergantungan Terhadap Daging Segar”, di Jakarta, Kamis (22/4).
“Mengingat tingginya angka konsumsi DKI Jakarta, maka untuk memenuhi kebutuhan itu, Pemprov DKI membeli daging dari dalam negeri maupun impor. Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemprov memastikan stok daging sapi selama bulan Ramadan cukup,” kata Ariza.
Politisi Partai Gerindra ini menyadari, masyarakat Indonesia, tak terkecuali warga DKI Jakarta, masih bergantung pada daging segar. Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya langkah untuk meningkatan animo masyarakat dalam mengonsumsi daging beku.
“Sosialisasi tentang nilai manfaaat daging beku harus terus dilakukan. Masyarakat juga harus terus diberikan pemahaman tentang arti penting program ketahanan pangan,” ujar Ariza.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati menjelaskan sejumlah keunggulan daging beku dibandingkan daging segar. Pertama, kandungan nutrisi di daging beku dapat terjaga dalam waktu yang lama. Sementara daging segar cepat hilang.
Kedua, daging segar dinilainya cepat membusuk. Adapun daging beku memiliki mutu seragam, sehingga daging berada dalam kondisi baik dan segar dalam jangka waktu yang lama.
“Soal umur simpan, daging segar itu sangat singkat, harian. Kalau daging beku bisa berbulan-bulan, bahkan tahunan, tergantung suhu dan penanganannya. Hal yang tak kalah penting, mutu daging beku itu terjamin. Termasuk soal aspek halalnya,” ucap Suharini,
Suharini menambahkan, pembekuan adalah metode yang diketahui paling baik dalam mengawetkan daging. Pembekuan secara cepat mempertahankan nilai gizi, kesegaran dan rasa tanpa bahan pengawet. “Pembekuan tidak berpengaruh pada kandungan nutrisi/kualitas daging selama proses thawingnya tepat,” ujarnya. [DIT]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .