
Wacana Sistem Izin Impor Otomatis Ditolak Bos Senator .
Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta meminta, pemerintah kudu mempertimbangkan menerapkan sistem perizinan impor otomatis (automatic import licensing import) pangan.
Menurutnya, sistem ini bisa memangkas proses birokrasi dan menghilangkan peluang korupsi. Dia menuturkan, selama ini keputusan-keputusan strategis dalam kebijakan perdagangan pangan selalu diputuskan lewat rapat koordinasi terbatas (Rakortas) antar kementerian.
Sistem ini menghabiskan banyak waktu. Apalagi, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi.
“Sistem perizinan impor otomatis dapat mempersingkat proses dan menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih sehat serta kompetitif,” katanya kepada Rakyat Merdeka, Jumat (2/4/2021).
Felippa mengatakan, sistem perizinan impor otomatis memberikan kesempatan kepada semua importir terdaftar untuk mengimpor.
Penggunaan sistem ini mengurangi berbagai penundaan akibat proses birokrasi dan menghilangkan peluang korupsi.
Jebolan Australian National University ini yakin jika diterapkan, sistem impor otomatis tidak menghapus persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS) yang diperlukan untuk menjamin kualitas, serta keamanan pangan atau NTM (Non Tariff Measure) teknis yang menjamin standar.
“Dengan sistem ini importir bisa mengimpor kapan saja tanpa harus bergantung pada keputusan pemerintah,” ujarnya.
Felippa menegaskan, penggunaan sistem ini bukan berarti produk impor akan segera membanjiri pasar domestik. Karena, diharapkannya, sistem ini dapat membuat produsen yang kurang efisien berupaya meningkatkan produktivitasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menolak usulan sistem impor otomatis.
“Saya rasa usulan itu perlu pendalaman lagi. Ketahanan pangan sebaiknya tidak bergantung pada impor,” kata LaNyalla seperti dikutip Antara.
Dia menilai, jika impor dilakukan tanpa batasan kuota, maka akan menghancurkan bangunan ketahanan pangan.
“Bisa dibayangkan jika keran impor dipermudah syarat dan izinnya, negara kita akan banjir pangan impor,” warning bos Senator itu. [KPJ]
]]> .
Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta meminta, pemerintah kudu mempertimbangkan menerapkan sistem perizinan impor otomatis (automatic import licensing import) pangan.
Menurutnya, sistem ini bisa memangkas proses birokrasi dan menghilangkan peluang korupsi. Dia menuturkan, selama ini keputusan-keputusan strategis dalam kebijakan perdagangan pangan selalu diputuskan lewat rapat koordinasi terbatas (Rakortas) antar kementerian.
Sistem ini menghabiskan banyak waktu. Apalagi, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi.
“Sistem perizinan impor otomatis dapat mempersingkat proses dan menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih sehat serta kompetitif,” katanya kepada Rakyat Merdeka, Jumat (2/4/2021).
Felippa mengatakan, sistem perizinan impor otomatis memberikan kesempatan kepada semua importir terdaftar untuk mengimpor.
Penggunaan sistem ini mengurangi berbagai penundaan akibat proses birokrasi dan menghilangkan peluang korupsi.
Jebolan Australian National University ini yakin jika diterapkan, sistem impor otomatis tidak menghapus persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS) yang diperlukan untuk menjamin kualitas, serta keamanan pangan atau NTM (Non Tariff Measure) teknis yang menjamin standar.
“Dengan sistem ini importir bisa mengimpor kapan saja tanpa harus bergantung pada keputusan pemerintah,” ujarnya.
Felippa menegaskan, penggunaan sistem ini bukan berarti produk impor akan segera membanjiri pasar domestik. Karena, diharapkannya, sistem ini dapat membuat produsen yang kurang efisien berupaya meningkatkan produktivitasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menolak usulan sistem impor otomatis.
“Saya rasa usulan itu perlu pendalaman lagi. Ketahanan pangan sebaiknya tidak bergantung pada impor,” kata LaNyalla seperti dikutip Antara.
Dia menilai, jika impor dilakukan tanpa batasan kuota, maka akan menghancurkan bangunan ketahanan pangan.
“Bisa dibayangkan jika keran impor dipermudah syarat dan izinnya, negara kita akan banjir pangan impor,” warning bos Senator itu. [KPJ]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .