
Vaksin Sinovac 98 Persen Ampuh Cegah Resiko Kematian Akibat Covid-19 .
Kementerian Kesehatan telah mengumumkan hasil riset terbaru tentang efektivitas vaksin Covid-19 merek Sinovac. Hasil riset yang dikerjakan mulai 13 Januari sampai 18 Maret 2021 menunjukkan, vaksin Sinovac mampu mencegah kejadian kematian akibat gejala Covid-19.
Ketua Tim Peneliti Survei Efektivitas Vaksin Sinovac Kemenkes Pandji Dhewantara menjelaskan, berdasarkan analisis data yang diolah dengan dua dosis vaksin Sinovac telah efektif mencegah kematian. Sementara yang tidak divaksin jika terpapar dan bergejala sangat berpotensi meninggal dunia.
Kemenkes melakukan riset efektivitas vaksin kepada tenaga kesehatan dengan Cox proportional Hazard Model.
“Telah menunjukkan bahwa dari total 28.055 orang yang belum divaksin itu ada kemungkinan meninggal lebih tinggi yaitu sebanyak 17 orang,” ujar Pandji dalam konferensi pers virtual, Rabu (12/5).
Hasil riset berikutnya, orang yang sudah menerima suntik vaksin pada dosis pertama, masih ada potensi mereka untuk tertular lalu bergejala Covid-19 hingga meninggal. Namun jumlahnya lebih rendah ketimbang tidak divaksin.
Data menunjukkan dari 8.458 orang yang sudah disuntik dosis pertama, ada 3 orang yang berpotensi bergejala lalu meninggal karena terpapar Covid-19.
Sementara untuk yang sudah divaksin lengkap alias dua kali, jumlah kematian mendekati tidak ada sama sekali. Dari total 91.777 orang yang sudah divaksin dosis pertama dan kedua, cuma ada satu orang yang meninggal dunia karena kembali terinfeksi Covid-19.
Maka persentase orang yang meninggal karena Covid-19 dengan berbagai faktor setelah menerima dua dosis vaksin, hanya 0,001 persen.
“Dari data yang kita analisis itu hanya tercatat atau terlaporkan satu individu meninggal karena tertular Covid-19 dengan bergejala setelah mendapatkan vaksinasi,” tuturrnya.
Karena itu, Kemenkes meminta masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi untuk mencegah angka kematian. [JAR]
]]> .
Kementerian Kesehatan telah mengumumkan hasil riset terbaru tentang efektivitas vaksin Covid-19 merek Sinovac. Hasil riset yang dikerjakan mulai 13 Januari sampai 18 Maret 2021 menunjukkan, vaksin Sinovac mampu mencegah kejadian kematian akibat gejala Covid-19.
Ketua Tim Peneliti Survei Efektivitas Vaksin Sinovac Kemenkes Pandji Dhewantara menjelaskan, berdasarkan analisis data yang diolah dengan dua dosis vaksin Sinovac telah efektif mencegah kematian. Sementara yang tidak divaksin jika terpapar dan bergejala sangat berpotensi meninggal dunia.
Kemenkes melakukan riset efektivitas vaksin kepada tenaga kesehatan dengan Cox proportional Hazard Model.
“Telah menunjukkan bahwa dari total 28.055 orang yang belum divaksin itu ada kemungkinan meninggal lebih tinggi yaitu sebanyak 17 orang,” ujar Pandji dalam konferensi pers virtual, Rabu (12/5).
Hasil riset berikutnya, orang yang sudah menerima suntik vaksin pada dosis pertama, masih ada potensi mereka untuk tertular lalu bergejala Covid-19 hingga meninggal. Namun jumlahnya lebih rendah ketimbang tidak divaksin.
Data menunjukkan dari 8.458 orang yang sudah disuntik dosis pertama, ada 3 orang yang berpotensi bergejala lalu meninggal karena terpapar Covid-19.
Sementara untuk yang sudah divaksin lengkap alias dua kali, jumlah kematian mendekati tidak ada sama sekali. Dari total 91.777 orang yang sudah divaksin dosis pertama dan kedua, cuma ada satu orang yang meninggal dunia karena kembali terinfeksi Covid-19.
Maka persentase orang yang meninggal karena Covid-19 dengan berbagai faktor setelah menerima dua dosis vaksin, hanya 0,001 persen.
“Dari data yang kita analisis itu hanya tercatat atau terlaporkan satu individu meninggal karena tertular Covid-19 dengan bergejala setelah mendapatkan vaksinasi,” tuturrnya.
Karena itu, Kemenkes meminta masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi untuk mencegah angka kematian. [JAR]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .