Vaksin dengan Efikasi Tinggi Mampu Lawan Mutasi Covid-19

Virus Corona terus bermutasi. Banyak yang khawatir, vaksin yang ada saat ini tidak ampuh untuk melawan virus Corona mutasi itu.

Pakar Bioteknologi Prof. Bimo Ario Tejo menyatakan, sejauh ini, vaksin yang ada masih manjur menghadapi B117, salah satu mutasi Covid-19. Termasuk, vaksin Sinovac yang saat ini digunakan Indonesia dalam program vaksinasi nasional.

Namun, Dekan di fakultas Applied Sciences Universities In Kuala Lumpur Malaysia tidak bisa memastikan, apakah vaksin tersebut masih ampuh jika virus itu bermutasi lagi. Masyarakat, katanya, membutuhkan vaksin yang memiliki efikasi tinggi, di atas 90 persen.

“Pfizer dan Moderna keduanya memiliki efikasi yang tinggi,” ujar Bimo dalam Talk Show RM.id bertema “Divaksin Tak Otomatis Kebal”, Selasa (13/4).

Vaksin dengan efikasi di atas 90 persen, selain mampu membentuk antibodi, juga mampu mengaktifkan Sel T. Sel ini, merupakan pertahanan kedua setelah antibodi yang menjadi pelindung di garda terdepan.

Bimo memberi analogi. Kalau tubuh adalah rumah, maka antibodi adalah pagar yang melindungi rumah dari maling. Malingnya, tentu virus Corona. Virus Corona yang bermutasi, dianalogikannya sebagai maling nekat yang berhasil menerobos pagar.

Nah, Sel T, ibarat penjaga rumah yang bisa menyerang si maling itu sehingga rumah tidak bisa dimasuki. “Virus yang mutasi itu bisa lolos dari antibodi. Virus itu bisa dibunuh oleh Sel T,” tuturnya.

Sementara Sinovac, Bimo belum mendapatkan data, apakah bisa membentuk Sel T atau tidak. Sinovac sendiri memiliki efikasi sebesar 65 persen. Artinya orang yang sudah divaksin Sinovac masih punya potensi tertular sebesar 35 persen.

Meski begitu, dia meminta masyarakat tak meremehkan Sinovac. “Vaksin Sinovac terlihat cukup bagus untuk pembentukan antibodi. Jadi lini pertahanan pertama ditingkatkan,” bebernya.

Lagipula, setinggi apapun efikasi vaksin, percuma saja jika tidak diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. “Protokol kesehatan dan vaksinasi itu satu paket yang tidak dipisahkan,” tegas Bimo. [JAR]

]]> Virus Corona terus bermutasi. Banyak yang khawatir, vaksin yang ada saat ini tidak ampuh untuk melawan virus Corona mutasi itu.

Pakar Bioteknologi Prof. Bimo Ario Tejo menyatakan, sejauh ini, vaksin yang ada masih manjur menghadapi B117, salah satu mutasi Covid-19. Termasuk, vaksin Sinovac yang saat ini digunakan Indonesia dalam program vaksinasi nasional.

Namun, Dekan di fakultas Applied Sciences Universities In Kuala Lumpur Malaysia tidak bisa memastikan, apakah vaksin tersebut masih ampuh jika virus itu bermutasi lagi. Masyarakat, katanya, membutuhkan vaksin yang memiliki efikasi tinggi, di atas 90 persen.

“Pfizer dan Moderna keduanya memiliki efikasi yang tinggi,” ujar Bimo dalam Talk Show RM.id bertema “Divaksin Tak Otomatis Kebal”, Selasa (13/4).

Vaksin dengan efikasi di atas 90 persen, selain mampu membentuk antibodi, juga mampu mengaktifkan Sel T. Sel ini, merupakan pertahanan kedua setelah antibodi yang menjadi pelindung di garda terdepan.

Bimo memberi analogi. Kalau tubuh adalah rumah, maka antibodi adalah pagar yang melindungi rumah dari maling. Malingnya, tentu virus Corona. Virus Corona yang bermutasi, dianalogikannya sebagai maling nekat yang berhasil menerobos pagar.

Nah, Sel T, ibarat penjaga rumah yang bisa menyerang si maling itu sehingga rumah tidak bisa dimasuki. “Virus yang mutasi itu bisa lolos dari antibodi. Virus itu bisa dibunuh oleh Sel T,” tuturnya.

Sementara Sinovac, Bimo belum mendapatkan data, apakah bisa membentuk Sel T atau tidak. Sinovac sendiri memiliki efikasi sebesar 65 persen. Artinya orang yang sudah divaksin Sinovac masih punya potensi tertular sebesar 35 persen.

Meski begitu, dia meminta masyarakat tak meremehkan Sinovac. “Vaksin Sinovac terlihat cukup bagus untuk pembentukan antibodi. Jadi lini pertahanan pertama ditingkatkan,” bebernya.

Lagipula, setinggi apapun efikasi vaksin, percuma saja jika tidak diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. “Protokol kesehatan dan vaksinasi itu satu paket yang tidak dipisahkan,” tegas Bimo. [JAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories