
Vaksin Aman Dan Halal Buat Masyarakat Indonesia Menkes & WHO Saksikan Kiai Disuntik AstraZeneca
Vaksinasi terhadap para kiai dan ulama di Jawa Timur (Jatim) terus berlanjut. Mayoritas, menggunakan vaksin AstraZeneca. Kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan dan kehalalan vaksin itu sudah seharusnya sirna.
Sejak pukul 08.00 WIB, para kiai sudah berkumpul di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim untuk mengikuti vaksinasi, kemarin.
Empat kiai sepuh duduk berjejer di atas panggung. Acara dibuka dengan penyuntikkan dosis kedua vaksin merek Sinovac kepada empat kiai sepuh.
Yang pertama disuntik adalah KH Anwar Manshur. Kiai berusia 84 tahun ini mengenakan peci, masker dan singlet putih. Dia membuka sebelah bajunya, kemudian menyodorkan lengan atasnya untuk ditancapkan jarum suntik.
“Bismillahirohmanirohim,” suara moderator mengiringi vaksinator menancapkan jarum menembus kulit lengan kanan kiai ini.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyaksikan langsung proses penyuntikkan vaksin terhadap Kiai Anwar dari belakang. Menkes ditemani perwakilan United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO).
Penyuntikkan berikutnya diberikan kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tuban KH Abdul Matin, dilanjutkan KH Anwar Iskandar dan KH Agus Ali Mashuri.
Setelah dosis kedua untuk empat kiai tersebut, acara dilanjutkan suntik massal dosis pertama untuk tokoh kiai lainnya dengan merek vaksin AstraZeneca.
Budi Gunadi mengungkapkan rasa syukurnya melihat antusiasme para kiai menjalani suntik vaksin, meski dengan vaksin merk AstraZeneca yang bikin khawatir masyarakat.
“Nah, untuk merek AstraZeneca ini mudah-mudahan dengan teman-teman kiai dari NU berkenan divaksin bisa membangkitkan antusias masyarakat,” harap Budi Gunadi, yang dikawal dua orang anggota Banser berseragam loreng dan topi baret.
Budi Gunadi mengatakan, kesediaan para ulama menerima vaksin memberikan dukungan terhadap usaha pemerintah melawan Covid-19.
Hal ini sekaligus menunjukkan, vaksin boleh digunakan dan bermanfaat untuk menghadapi Covid-19. “Bahwa vaksin ini aman dan halal dipakai oleh seluruh rakyat Indonesia,” imbuhnya.
Mantan Direktur Utama PT Inalum (Persero) ini kembali mengingatkan, vaksin Covid-19 ini diperebutkan banyak negara di dunia. Indonesia, disebutnya, negara yang beruntung karena sudah mendapatkan stok vaksin untuk vaksinasi 181,5 juta masyarakat Indonesia .
“Kita nggak bisa milih-milih mau merek apa atau yang mana, karena itu rebutan seluruh dunia,” ujar Budi Gunadi.
Wakil Rois PWNU Jawa Timur KH Anwar Iskandar berpendapat, vaksin itu hukumnya wajib. Alasannya, karena vaksinasi ini bagian dari upaya bersama untuk menjaga kesehatan dan keselamatan jiwa.
“Usaha menjaga keselamatan jiwa itu menurut agama adalah bagian pokok. Korban Corona lebih banyak dari perang dunia kedua,” sebut Anwar.
Dia juga menegaskan, vaksinasi ini aman bagi siapa pun kecuali anak. Para kiai sepuh yang usianya di atas 70 tahun, sehat-sehat saja usai divaksinasi. “Tidak perlu ada kekhawatiran bagi siapa pun menjalankan vaksinasi ini,” imbaunya.
Dia juga mengingatkan, di kalangan Jatim, vaksin AstraZeneca ini sudah dibahas. Berdasarkan keputusan yang diambil oleh lembaga yang berkompeten untuk membahas, yaitu Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) menyatakan, vaksin ini boleh digunakan.
“Tentu harapan kita setelah ini maka mata rantai dari Covid-19 bisa kita putus,” tandasnya. [JAR]
]]> Vaksinasi terhadap para kiai dan ulama di Jawa Timur (Jatim) terus berlanjut. Mayoritas, menggunakan vaksin AstraZeneca. Kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan dan kehalalan vaksin itu sudah seharusnya sirna.
Sejak pukul 08.00 WIB, para kiai sudah berkumpul di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim untuk mengikuti vaksinasi, kemarin.
Empat kiai sepuh duduk berjejer di atas panggung. Acara dibuka dengan penyuntikkan dosis kedua vaksin merek Sinovac kepada empat kiai sepuh.
Yang pertama disuntik adalah KH Anwar Manshur. Kiai berusia 84 tahun ini mengenakan peci, masker dan singlet putih. Dia membuka sebelah bajunya, kemudian menyodorkan lengan atasnya untuk ditancapkan jarum suntik.
“Bismillahirohmanirohim,” suara moderator mengiringi vaksinator menancapkan jarum menembus kulit lengan kanan kiai ini.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyaksikan langsung proses penyuntikkan vaksin terhadap Kiai Anwar dari belakang. Menkes ditemani perwakilan United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO).
Penyuntikkan berikutnya diberikan kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tuban KH Abdul Matin, dilanjutkan KH Anwar Iskandar dan KH Agus Ali Mashuri.
Setelah dosis kedua untuk empat kiai tersebut, acara dilanjutkan suntik massal dosis pertama untuk tokoh kiai lainnya dengan merek vaksin AstraZeneca.
Budi Gunadi mengungkapkan rasa syukurnya melihat antusiasme para kiai menjalani suntik vaksin, meski dengan vaksin merk AstraZeneca yang bikin khawatir masyarakat.
“Nah, untuk merek AstraZeneca ini mudah-mudahan dengan teman-teman kiai dari NU berkenan divaksin bisa membangkitkan antusias masyarakat,” harap Budi Gunadi, yang dikawal dua orang anggota Banser berseragam loreng dan topi baret.
Budi Gunadi mengatakan, kesediaan para ulama menerima vaksin memberikan dukungan terhadap usaha pemerintah melawan Covid-19.
Hal ini sekaligus menunjukkan, vaksin boleh digunakan dan bermanfaat untuk menghadapi Covid-19. “Bahwa vaksin ini aman dan halal dipakai oleh seluruh rakyat Indonesia,” imbuhnya.
Mantan Direktur Utama PT Inalum (Persero) ini kembali mengingatkan, vaksin Covid-19 ini diperebutkan banyak negara di dunia. Indonesia, disebutnya, negara yang beruntung karena sudah mendapatkan stok vaksin untuk vaksinasi 181,5 juta masyarakat Indonesia .
“Kita nggak bisa milih-milih mau merek apa atau yang mana, karena itu rebutan seluruh dunia,” ujar Budi Gunadi.
Wakil Rois PWNU Jawa Timur KH Anwar Iskandar berpendapat, vaksin itu hukumnya wajib. Alasannya, karena vaksinasi ini bagian dari upaya bersama untuk menjaga kesehatan dan keselamatan jiwa.
“Usaha menjaga keselamatan jiwa itu menurut agama adalah bagian pokok. Korban Corona lebih banyak dari perang dunia kedua,” sebut Anwar.
Dia juga menegaskan, vaksinasi ini aman bagi siapa pun kecuali anak. Para kiai sepuh yang usianya di atas 70 tahun, sehat-sehat saja usai divaksinasi. “Tidak perlu ada kekhawatiran bagi siapa pun menjalankan vaksinasi ini,” imbaunya.
Dia juga mengingatkan, di kalangan Jatim, vaksin AstraZeneca ini sudah dibahas. Berdasarkan keputusan yang diambil oleh lembaga yang berkompeten untuk membahas, yaitu Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) menyatakan, vaksin ini boleh digunakan.
“Tentu harapan kita setelah ini maka mata rantai dari Covid-19 bisa kita putus,” tandasnya. [JAR]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .