Tunggu Hasil Rapat The Fed Dan BI, Rupiah Stagnan

Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka stagnan. Rupiah tak bergerak di posisi Rp 14.020 per dolar AS, sama pada posisi perdagangan, Rabu (17/2).

Beberapa mata uang Asia pun bergerak variatif. Baht Thailand melemah 0,02 persen, won Korea Selatan menguat 0,21 persen, yuan China 0,1 naik persen, yen Jepang 0,09 menguat persen, persen, dolar Singapura naik 0,05 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,03 persen.

Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya terkoreksi tipis 0,05 persen ke level 90,904. Sementara pergerakan rupiah terhadap euro melemah 0,02 persen ke level Rp 16.848, terhadap dolar Australia juga minus 0,04 persen di level Rp 10.847 dan yuan China stagnan di level Rp 2.174

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, mata uang Garuda akan terbantu sentimen terkoreksinya tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury. “Meski stagnan saat dibuka, tapi rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS,” kata Ariston, Kamis (18/2).

Selain itu, potensi penguatan juga datang dari hasil rapat dewan gubernur bank sentral AS, The Federal Reserve yang mengindikasikan pelonggaran moneter. Serta pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) hari ini.

“Rapat The Fed memberi tanda pemulihan ekonomi belum berjalan cepat dan akan melemahkan dolar AS dan peluang bagi rupiah,” katanya.

Ariston melihat, nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.950 sampai Rp 14.050 per dolar AS pada hari ini dengan kecenderungan menguat. [DWI]

]]> Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka stagnan. Rupiah tak bergerak di posisi Rp 14.020 per dolar AS, sama pada posisi perdagangan, Rabu (17/2).

Beberapa mata uang Asia pun bergerak variatif. Baht Thailand melemah 0,02 persen, won Korea Selatan menguat 0,21 persen, yuan China 0,1 naik persen, yen Jepang 0,09 menguat persen, persen, dolar Singapura naik 0,05 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,03 persen.

Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya terkoreksi tipis 0,05 persen ke level 90,904. Sementara pergerakan rupiah terhadap euro melemah 0,02 persen ke level Rp 16.848, terhadap dolar Australia juga minus 0,04 persen di level Rp 10.847 dan yuan China stagnan di level Rp 2.174

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, mata uang Garuda akan terbantu sentimen terkoreksinya tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury. “Meski stagnan saat dibuka, tapi rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS,” kata Ariston, Kamis (18/2).

Selain itu, potensi penguatan juga datang dari hasil rapat dewan gubernur bank sentral AS, The Federal Reserve yang mengindikasikan pelonggaran moneter. Serta pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) hari ini.

“Rapat The Fed memberi tanda pemulihan ekonomi belum berjalan cepat dan akan melemahkan dolar AS dan peluang bagi rupiah,” katanya.

Ariston melihat, nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.950 sampai Rp 14.050 per dolar AS pada hari ini dengan kecenderungan menguat. [DWI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories