Tumpas Teroris Papua Satu Persatu, Aparat Gugur
Aparat gabungan TNI/Polri kembali ditembakin teroris Papua. Satu personel Brimob gugur. Indonesia pun kembali berduka, karena sebelumnya sudah kehilangan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Daerah Papua, Brigjen Gusti Putu Danny Nugraha, yang juga tewas diberondong peluru oleh teroris Papua sialan itu.
Kemarin, TNI/Polri tembak-tembakan lagi dengan teroris Papua di wilayah Kampung Makki, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
Aksi itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIT. Akibatnya, salah seorang personel Brimob meninggal dunia. Mengetahui ada personelnya yang gugur, helikopter milik TNI dikerahkan untuk mengevakuasi.
Evakuasi dilakukan dengan Helikopter Karakal dari Bandara Ilaga menuju Kampung Lumawi. Di tengah jalan, helikopter mendapat gangguan karena kembali ditembaki teroris Papua. Untungnya, kondisi mencekam ini, bisa segera teratasi.
Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri membenarkan satu anggota Brimob gugur dalam kontak tembak dengan teroris Papua. Sedangkan dua personel lainnya terluka. “Memang benar dalam kontak tembak Selasa, satu anggota Brimob yakni Bharada Komang meninggal,” kata Mathius, kepada wartawan, kemarin.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan, korban pertama yaitu Ipda Anton Tonapa terkena tembakan pada bagian punggung atas. Korban lainnya, Bripka M Syaifudin terkena peluru di bagian perut.
Sementara itu, korban terakhir bernama Bharada Komang meninggal dunia akibat terkena tembakan. Namun, Kamal tak merincikan lebih lanjut bagian tubuh Komang yang terkena peluru.
Dua personel Polri yang selamat telah mendapatkan perawatan medis di RSUD Mimika. Kondisinya berangsur membaik. Sementara, jenazah Bharada Komang telah disemayamkan. “Personel gabungan TNI/Polri saat ini masih melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Lekagak Telenggen,” ucap Kamal.
Setidaknya ada empat peristiwa penembakan yang dilakukan oleh teroris Papua sejak awal April 2021. Mereka pun turut melakukan pembakaran gedung sekolah.
Kekejian teroris Papua menyulut emosi Polri. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas) Polri, Brigjen Rusdi Hartono menegaskan, Polri bersama TNI terus berupaya menghentikan kekerasan yang dilakukan kelompok ini.
“Yang pasti tidak ada tempat bagi Kelompok Kriminal Bersenjata di tanah Papua,” ujar Rusdi.
Pihaknya bersama TNI geregetan dengan aksi brutal teroris Papua. Karenanya mereka bakal menyatukan kekuatan untuk menumpas semua jaringan teroris Papua. “Operasi Nemangkawi itu gabungan personelnya, yaitu dari Polri dan juga TNI. Sampai saat ini Polri belum menambah kekuatan,” tuturnya.
Di kesempatan lain, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Achmad Riad menegaskan, institusinya siap membantu Polri menangkap seluruh anggota teroris Papua. “Intinya, kami (TNI) siap menangkap seluruh anggota KKB. Kami menunggu keputusan politik Presiden Jokowi selanjutnya,” sebut Riad.
Terkait kemungkinan operasi besar-besaran di Bumi Cendrawasih untuk menangkap seluruh anggota teroris Papua, sambung Riad, TNI tetap menunggu keputusan politik selanjutnya dari pemerintah.
Dukungan TNI/Polri tumpas teroris Papua juga dari Senayan. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Nyalla Mahmud Mattalitti mendesak pihak berwenang mengusut tuntas tragedi yang dilakukan teroris Papua.
“Saya meminta TNI/Polri menumpas segera KKB sampai ke akar-akarnya, karena kriminalitas KKB sudah tidak dapat ditolerir lagi,” kata La Nyalla.
Anggota DPR Komisi Pertahanan, Saifullah Tamliha menyebut KKB di Papua sudah pantas didefinisikan sebagai kelompok terorisme. Karena kekejaman mereka mengancam keselamatan negara sebagaimana diatur di Undang-Undang Nomor 5 tahun 2018 tentang Terorisme.
“Jadi mereka itu pantas didefinisikan sebagai terorisme,” pungkas politisi PPP itu.
Bagaimana tanggapan pengamat? Pakar hukum pidana Universitas Indonesia (UI), Indriyanto Seno Adji menyatakan, tindakan kekerasan yang dilakukan berulang kali oleh teroris Papua sudah masuk dalam perspektif terorisme.
Pola dan gerakan mereka yang melakukan tindakan teror terhadap rasa kenyamanan atas kehidupan masyarakat juga melanggar prinsip-prinsip perlindungan HAM, dan menentang kekuasan negara yang sah.
Menurutnya, tindakan yang dilakukan dengan kekuatan bersenjata adalah format dan pola karakter terorisme. Terlebih, bisa dikatakan sebagai tindakan yang lebih ekstrem lagi. Yakni gerakan terorisme separatis bersenjata yang harus ditindak tegas.
“Karena itu, pernyataan Presiden Jokowi agar TNI dan Polri melakukan tindakan dan penangkapan terhadap semua anggota KKB sudah tepat,” terangnya. [UMM]
]]> Aparat gabungan TNI/Polri kembali ditembakin teroris Papua. Satu personel Brimob gugur. Indonesia pun kembali berduka, karena sebelumnya sudah kehilangan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Daerah Papua, Brigjen Gusti Putu Danny Nugraha, yang juga tewas diberondong peluru oleh teroris Papua sialan itu.
Kemarin, TNI/Polri tembak-tembakan lagi dengan teroris Papua di wilayah Kampung Makki, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
Aksi itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIT. Akibatnya, salah seorang personel Brimob meninggal dunia. Mengetahui ada personelnya yang gugur, helikopter milik TNI dikerahkan untuk mengevakuasi.
Evakuasi dilakukan dengan Helikopter Karakal dari Bandara Ilaga menuju Kampung Lumawi. Di tengah jalan, helikopter mendapat gangguan karena kembali ditembaki teroris Papua. Untungnya, kondisi mencekam ini, bisa segera teratasi.
Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri membenarkan satu anggota Brimob gugur dalam kontak tembak dengan teroris Papua. Sedangkan dua personel lainnya terluka. “Memang benar dalam kontak tembak Selasa, satu anggota Brimob yakni Bharada Komang meninggal,” kata Mathius, kepada wartawan, kemarin.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan, korban pertama yaitu Ipda Anton Tonapa terkena tembakan pada bagian punggung atas. Korban lainnya, Bripka M Syaifudin terkena peluru di bagian perut.
Sementara itu, korban terakhir bernama Bharada Komang meninggal dunia akibat terkena tembakan. Namun, Kamal tak merincikan lebih lanjut bagian tubuh Komang yang terkena peluru.
Dua personel Polri yang selamat telah mendapatkan perawatan medis di RSUD Mimika. Kondisinya berangsur membaik. Sementara, jenazah Bharada Komang telah disemayamkan. “Personel gabungan TNI/Polri saat ini masih melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Lekagak Telenggen,” ucap Kamal.
Setidaknya ada empat peristiwa penembakan yang dilakukan oleh teroris Papua sejak awal April 2021. Mereka pun turut melakukan pembakaran gedung sekolah.
Kekejian teroris Papua menyulut emosi Polri. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas) Polri, Brigjen Rusdi Hartono menegaskan, Polri bersama TNI terus berupaya menghentikan kekerasan yang dilakukan kelompok ini.
“Yang pasti tidak ada tempat bagi Kelompok Kriminal Bersenjata di tanah Papua,” ujar Rusdi.
Pihaknya bersama TNI geregetan dengan aksi brutal teroris Papua. Karenanya mereka bakal menyatukan kekuatan untuk menumpas semua jaringan teroris Papua. “Operasi Nemangkawi itu gabungan personelnya, yaitu dari Polri dan juga TNI. Sampai saat ini Polri belum menambah kekuatan,” tuturnya.
Di kesempatan lain, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Achmad Riad menegaskan, institusinya siap membantu Polri menangkap seluruh anggota teroris Papua. “Intinya, kami (TNI) siap menangkap seluruh anggota KKB. Kami menunggu keputusan politik Presiden Jokowi selanjutnya,” sebut Riad.
Terkait kemungkinan operasi besar-besaran di Bumi Cendrawasih untuk menangkap seluruh anggota teroris Papua, sambung Riad, TNI tetap menunggu keputusan politik selanjutnya dari pemerintah.
Dukungan TNI/Polri tumpas teroris Papua juga dari Senayan. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Nyalla Mahmud Mattalitti mendesak pihak berwenang mengusut tuntas tragedi yang dilakukan teroris Papua.
“Saya meminta TNI/Polri menumpas segera KKB sampai ke akar-akarnya, karena kriminalitas KKB sudah tidak dapat ditolerir lagi,” kata La Nyalla.
Anggota DPR Komisi Pertahanan, Saifullah Tamliha menyebut KKB di Papua sudah pantas didefinisikan sebagai kelompok terorisme. Karena kekejaman mereka mengancam keselamatan negara sebagaimana diatur di Undang-Undang Nomor 5 tahun 2018 tentang Terorisme.
“Jadi mereka itu pantas didefinisikan sebagai terorisme,” pungkas politisi PPP itu.
Bagaimana tanggapan pengamat? Pakar hukum pidana Universitas Indonesia (UI), Indriyanto Seno Adji menyatakan, tindakan kekerasan yang dilakukan berulang kali oleh teroris Papua sudah masuk dalam perspektif terorisme.
Pola dan gerakan mereka yang melakukan tindakan teror terhadap rasa kenyamanan atas kehidupan masyarakat juga melanggar prinsip-prinsip perlindungan HAM, dan menentang kekuasan negara yang sah.
Menurutnya, tindakan yang dilakukan dengan kekuatan bersenjata adalah format dan pola karakter terorisme. Terlebih, bisa dikatakan sebagai tindakan yang lebih ekstrem lagi. Yakni gerakan terorisme separatis bersenjata yang harus ditindak tegas.
“Karena itu, pernyataan Presiden Jokowi agar TNI dan Polri melakukan tindakan dan penangkapan terhadap semua anggota KKB sudah tepat,” terangnya. [UMM]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .