
Tuding Israel Sabotase Fasilitas Nuklir Natanz, Iran Akan Balas Dendam .
Iran menuding Israel menyabotase fasilitas nuklir utama mereka di Natanz. Teheran pun berjanji akan membalas sabotase tersebut.
Seperti dikutip Reuters, Iran disebut telah mengidentifikasi orang yang menyebabkan pemadaman listrik di salah satu ruang produksi di pabrik pengayaan uranium. Laporan media setempat, otoritas Iran akan melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk menangkap orang tersebut.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Javad Zarif mengungkapkan, serangan terhadap fasilitas nuklir Natanz oleh Israel, adalah pertaruhan yang sangat buruk. Yang akan memperkuat posisi tawar Teheran dalam negosiasi kesepakatan nuklir 2015.
“Saya yakinkan Anda, bahwa dalam waktu dekat sentrifugal pengayaan uranium yang lebih canggih akan ditempatkan di fasilitas Natanz,” kata Zarif, dalam konferensi pers usai melakukan pertemuan dengan mitranya dari Rusia di Teheran, Selasa (13/4).
Zarif menegaskan, pihaknya akan balas dendam atas serangan itu. “Israel mengira serangan itu akan melemahkan kami dalam pembicaraan. Justru sebaliknya, itu akan memperkuat posisi kami,” kata Zarif.
Insiden itu terjadi di tengah upaya diplomatik Iran dan Amerika Serikat untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan negara-negara besar. Kesepakatan ini ditentang keras Israel, setelah mantan Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan itu tiga tahun lalu.
Pekan lalu, Iran dan kekuatan global mengadakan pembicaraan yang mereka klaim konstruktif untuk menyelamatkan kesepakatan yang terabaikan. Sebelumnya, Iran dianggap telah melanggar batas pengayaan uranium, sejak Trump memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Teheran.
Otoritas Iran menggambarkan insiden itu sebagai tindakan terorisme nuklir. Iran menegaskan, mereka berhak untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku.
Sesaat usai insiden itu, Zarif menyebut, Israel ingin balas dendam atas kemajuan yang mereka capai dalam melonggarkan sanksi. Namun, pihaknya mengklaim, Iran tidak akan jatuh ke dalam perangkap Negeri Zionis. “Kami tidak akan membiarkan tindakan sabotase ini mempengaruhi pembicaraan nuklir,” kata Zarif.
Mengutip sumber intelijen yang tidak disebut identitasnya, sejumlah media Israel melaporkan, Mossad, dinas intelijen Israel, disebut berhasil melakukan operasi sabotase di kompleks bawah tanah Natanz. Sabotase ini berpotensi menghentikan pekerjaan pengayaan uranium di fasilitas itu selama berbulan-bulan.
Terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Iran tidak pernah menyerah untuk mengembangkan senjata nuklir. Di saat yang sama, Israel juga tidak akan pernah mengizinkan Teheran untuk melakukannya. Israel melihat aktivitas pengayaan uranium Iran sebagai ancaman eksistensial. [PYB]
]]> .
Iran menuding Israel menyabotase fasilitas nuklir utama mereka di Natanz. Teheran pun berjanji akan membalas sabotase tersebut.
Seperti dikutip Reuters, Iran disebut telah mengidentifikasi orang yang menyebabkan pemadaman listrik di salah satu ruang produksi di pabrik pengayaan uranium. Laporan media setempat, otoritas Iran akan melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk menangkap orang tersebut.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Javad Zarif mengungkapkan, serangan terhadap fasilitas nuklir Natanz oleh Israel, adalah pertaruhan yang sangat buruk. Yang akan memperkuat posisi tawar Teheran dalam negosiasi kesepakatan nuklir 2015.
“Saya yakinkan Anda, bahwa dalam waktu dekat sentrifugal pengayaan uranium yang lebih canggih akan ditempatkan di fasilitas Natanz,” kata Zarif, dalam konferensi pers usai melakukan pertemuan dengan mitranya dari Rusia di Teheran, Selasa (13/4).
Zarif menegaskan, pihaknya akan balas dendam atas serangan itu. “Israel mengira serangan itu akan melemahkan kami dalam pembicaraan. Justru sebaliknya, itu akan memperkuat posisi kami,” kata Zarif.
Insiden itu terjadi di tengah upaya diplomatik Iran dan Amerika Serikat untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan negara-negara besar. Kesepakatan ini ditentang keras Israel, setelah mantan Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan itu tiga tahun lalu.
Pekan lalu, Iran dan kekuatan global mengadakan pembicaraan yang mereka klaim konstruktif untuk menyelamatkan kesepakatan yang terabaikan. Sebelumnya, Iran dianggap telah melanggar batas pengayaan uranium, sejak Trump memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Teheran.
Otoritas Iran menggambarkan insiden itu sebagai tindakan terorisme nuklir. Iran menegaskan, mereka berhak untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku.
Sesaat usai insiden itu, Zarif menyebut, Israel ingin balas dendam atas kemajuan yang mereka capai dalam melonggarkan sanksi. Namun, pihaknya mengklaim, Iran tidak akan jatuh ke dalam perangkap Negeri Zionis. “Kami tidak akan membiarkan tindakan sabotase ini mempengaruhi pembicaraan nuklir,” kata Zarif.
Mengutip sumber intelijen yang tidak disebut identitasnya, sejumlah media Israel melaporkan, Mossad, dinas intelijen Israel, disebut berhasil melakukan operasi sabotase di kompleks bawah tanah Natanz. Sabotase ini berpotensi menghentikan pekerjaan pengayaan uranium di fasilitas itu selama berbulan-bulan.
Terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Iran tidak pernah menyerah untuk mengembangkan senjata nuklir. Di saat yang sama, Israel juga tidak akan pernah mengizinkan Teheran untuk melakukannya. Israel melihat aktivitas pengayaan uranium Iran sebagai ancaman eksistensial. [PYB]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .