Total Kasus Covid Loncati Angka 1,6 Juta, Jawa Barat Masih Buntuti DKI

Total kasus terkonfirmasi Covid pada Minggu (18/4) telah meloncati angka 1.604.348. Naik 4.585 dibanding kemarin.

Sebaran kasus baru itu, didominasi DKI Jakarta dengan angka 950. Disusul Jawa Barat (769), Jawa Tengah (396), dan Riau (330), dan Jawa Timur (241).

Sedangkan 6 provinsi yang paling sedikit menyumbang jumlah kasus positif pada Minggu (18/4) adalah Sulawesi Tengah dan Gorontalo yang sama-sama mencatat 7 kasus, Papua (6), Maluku Utara (4), Sulawesi Utara (2), dan Sulawesi Barat (2).

Jumlah kasus harian sebanyak 4.585 itu, diperoleh dari hasil tes terhadap 38.619 spesimen (25.416 via PCR, 96 via TCM, 13.107 via antigen).

Spesimen berjumlah 38.619 itu, diambil dari hasil pemeriksaan terhadap 31.280 orang (19.865 via PCR, 88 via TCM, dan 11.327 via antigen).

Dari data tersebut, dapat kita peroleh nilai positivity rate sebesar 14,66 persen.

Nilai tersebut nyaris 3 kali angka maksimal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam standar ideal positivity rate, yang besarnya hanya 5 persen.

Artinya, situasi penularan Covid masih belum bisa dibilang aman. Penyebaran masih berlangsung masif.

Dari total kasus terkonfirmasi, tercatat 105.859 kasus aktif atau pasien dalam perawatan. Jumlahnya turun 384 dibanding kemarin.

Untuk kasus sembuh, bertambah 4.873 menjadi 1.455.065 dengan tingkat kesembuhan 90,7 persen.

Sementara kasus suspek, naik dari 60.699 menjadi 61.694. Sedangkan total kasus meninggal dunia, naik 96 menjadi 43.424 orang, dengan tingkat kematian 2,7 persen.

Statistik Covid yang belakangan ini terus membaik, dan kasus sembuh yang semakin tinggi dengan tingkat kesembuhan 90,7 persen, hendaknya tidak membuat kita terlena.

Program vaksinasi yang sudah dijalankan pemerintah sejak 13 Januari lalu, juga bukan golden ticket untuk melonggarkan protokol kesehatan. 

Kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas yang tak perlu) harus tetap dijalankan.

Diimbangi kerja keras pemerintah meningkatkan kapasitas 3T (testing, tracing, dan treatment).

Jangan sampai, segala upaya yang telah kita kerahkan dalam penanganan Covid menjadi amburadul, atau terpaksa mengulang dari awal. [HES]

]]> Total kasus terkonfirmasi Covid pada Minggu (18/4) telah meloncati angka 1.604.348. Naik 4.585 dibanding kemarin.

Sebaran kasus baru itu, didominasi DKI Jakarta dengan angka 950. Disusul Jawa Barat (769), Jawa Tengah (396), dan Riau (330), dan Jawa Timur (241).

Sedangkan 6 provinsi yang paling sedikit menyumbang jumlah kasus positif pada Minggu (18/4) adalah Sulawesi Tengah dan Gorontalo yang sama-sama mencatat 7 kasus, Papua (6), Maluku Utara (4), Sulawesi Utara (2), dan Sulawesi Barat (2).

Jumlah kasus harian sebanyak 4.585 itu, diperoleh dari hasil tes terhadap 38.619 spesimen (25.416 via PCR, 96 via TCM, 13.107 via antigen).

Spesimen berjumlah 38.619 itu, diambil dari hasil pemeriksaan terhadap 31.280 orang (19.865 via PCR, 88 via TCM, dan 11.327 via antigen).

Dari data tersebut, dapat kita peroleh nilai positivity rate sebesar 14,66 persen.

Nilai tersebut nyaris 3 kali angka maksimal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam standar ideal positivity rate, yang besarnya hanya 5 persen.

Artinya, situasi penularan Covid masih belum bisa dibilang aman. Penyebaran masih berlangsung masif.

Dari total kasus terkonfirmasi, tercatat 105.859 kasus aktif atau pasien dalam perawatan. Jumlahnya turun 384 dibanding kemarin.

Untuk kasus sembuh, bertambah 4.873 menjadi 1.455.065 dengan tingkat kesembuhan 90,7 persen.

Sementara kasus suspek, naik dari 60.699 menjadi 61.694. Sedangkan total kasus meninggal dunia, naik 96 menjadi 43.424 orang, dengan tingkat kematian 2,7 persen.

Statistik Covid yang belakangan ini terus membaik, dan kasus sembuh yang semakin tinggi dengan tingkat kesembuhan 90,7 persen, hendaknya tidak membuat kita terlena.

Program vaksinasi yang sudah dijalankan pemerintah sejak 13 Januari lalu, juga bukan golden ticket untuk melonggarkan protokol kesehatan. 

Kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas yang tak perlu) harus tetap dijalankan.

Diimbangi kerja keras pemerintah meningkatkan kapasitas 3T (testing, tracing, dan treatment).

Jangan sampai, segala upaya yang telah kita kerahkan dalam penanganan Covid menjadi amburadul, atau terpaksa mengulang dari awal. [HES]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories