Terpilih Jadi Pimpinan Koalisi Menkeu Sedunia Di Luar, Sri Mulyani Itu Terbaik, Bukan Terbalik

Di dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani sering dicaci. Namun, di luar negeri, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini selalu dipuja. Buktinya, Sri Mulyani baru saja terpilih menjadi Ketua Koalisi Menteri Keuangan Sedunia untuk Perubahan Iklim alias CoChair Coalition of Finance Ministers for Climate Action periode 2021-2023.

Sri Mulyani terpilih setelah Menteri Keuangan dari 52 negara anggota koalisi melakukan pemungutan suara (voting). Dalam voting, ada 3 calon yang dipilih yaitu Sri Mulyani, Menteri Keuangan Filipina, dan Menteri Keuangan Uganda. Sebelumnya, jabatan tersebut diemban Menteri Keuangan Chile.

Mendapat jabatan itu, Sri Mulyani tak besar kepala. Menurut Sri Mulyani, dirinya terpilih sebagai Co-Chair sebagai konsekuensi keseriusan Indonesia dalam memitigasi persoalan lingkungan dan perubahan iklim. Seperti, menyediakan anggaran di APBN untuk perubahan iklim (budget tagging) dan pembentukan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) selaku pengelola beragam dana terkait kehutanan, energi dan sumber daya mineral, perdagangan karbon dan lainnya terkait lingkungan hidup di berbagai kementerian/lembaga.

Dengan hal ini, Indonesia akhirnya dipercaya global untuk mengarahkan dan menangani masalah perubahan iklim. “Hal ini tentunya tidak lepas dari berbagai aksi nyata mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dilaksanakan oleh Pemerintah selama ini,” kata Sri Mulyani, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Dia menambahkan, penunjukan ini menambah kepercayaan global untuk mendukung Indonesia sebagai global leader dalam beberapa tahun ke depan. Sebagai Co-Chair, akan menambah eksposur, posisi strategis, dan peran Indonesia yang kian penting di dunia internasional setelah penetapan Indonesia sebagai Presidency G20 tahun 2022 dan Chairmanship ASEAN tahun 2023.

Sri Mulyani memastikan akan menjalankan peran yang optimal sebagai Co-Chair dan meningkatkan reputasi Indonesia di dunia internasional. Indonesia bergabung dengan koalisi pada 5 Juli 2019. Koalisi ini merupakan forum yang dibentuk untuk mendukung upaya kolektif para Menteri Keuangan negara-negara anggota dalam menggunakan kebijakan fiskal, manajemen keuangan publik dan mobilisasi pendanaan perubahan iklim untuk mendorong aksi perubahan iklim di level domestik maupun global.

Koalisi ini diinisiasi pada Sidang Tahunan IMF-World Bank pada Oktober 2018 di Bali dan secara resmi diluncurkan pada IMF-World Bank Spring Meeting April 2019. Dalam menjalankan berbagai aktivitasnya, Koalisi dipimpin dua Co-Chair, yaitu satu Menteri Keuangan yang mewakili negara-negara maju dan satu Menteri Keuangan dari negara yang mewakili negara-negara berkembang. Perwakilan negara maju diisi Menkeu Finlandia.

Juru Bicara Sri Mulyani, Yustinus Prastowo langsung membagikan kabar ini di akun Twitter miliknya. “Sebuah kabar baik di tengah pandemi. Semoga dapat kita manfaatkan dengan optimal,” kata @prastow. “Selamat,” ucap sosiolog Ariel Heryanto di akun @ariel_heryanto.

Ada warganet yang iseng mengaitkan hal ini dengan ekonomi senior Rizal Ramli alias RR. “Waduh, Rizal Ramli bisa panas dingin nih baca berita ini,” ujar @sinbad55. RR memang kerap mengkritik berbagai kebijakan Sri Mulyani. Tak jarang dia menyebut Sri Mulyani sebagai menteri terbalik, plesetan untuk gelar Menteri Keuangan terbaik yang disandang Sri Mulyani beberapa kali.

Meski begitu, tak sedikit yang mempertanyakan manfaat jabatan baru tersebut. Akun @ahmadmuslich menanyakan, apa untungnya jabatan itu untuk Indonesia? Apakah akan bikin ekonomi Indonesia membaik? [BCG]

]]> Di dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani sering dicaci. Namun, di luar negeri, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini selalu dipuja. Buktinya, Sri Mulyani baru saja terpilih menjadi Ketua Koalisi Menteri Keuangan Sedunia untuk Perubahan Iklim alias Co-Chair Coalition of Finance Ministers for Climate Action periode 2021-2023.

Sri Mulyani terpilih setelah Menteri Keuangan dari 52 negara anggota koalisi melakukan pemungutan suara (voting). Dalam voting, ada 3 calon yang dipilih yaitu Sri Mulyani, Menteri Keuangan Filipina, dan Menteri Keuangan Uganda. Sebelumnya, jabatan tersebut diemban Menteri Keuangan Chile.

Mendapat jabatan itu, Sri Mulyani tak besar kepala. Menurut Sri Mulyani, dirinya terpilih sebagai Co-Chair sebagai konsekuensi keseriusan Indonesia dalam memitigasi persoalan lingkungan dan perubahan iklim. Seperti, menyediakan anggaran di APBN untuk perubahan iklim (budget tagging) dan pembentukan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) selaku pengelola beragam dana terkait kehutanan, energi dan sumber daya mineral, perdagangan karbon dan lainnya terkait lingkungan hidup di berbagai kementerian/lembaga.

Dengan hal ini, Indonesia akhirnya dipercaya global untuk mengarahkan dan menangani masalah perubahan iklim. “Hal ini tentunya tidak lepas dari berbagai aksi nyata mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dilaksanakan oleh Pemerintah selama ini,” kata Sri Mulyani, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Dia menambahkan, penunjukan ini menambah kepercayaan global untuk mendukung Indonesia sebagai global leader dalam beberapa tahun ke depan. Sebagai Co-Chair, akan menambah eksposur, posisi strategis, dan peran Indonesia yang kian penting di dunia internasional setelah penetapan Indonesia sebagai Presidency G20 tahun 2022 dan Chairmanship ASEAN tahun 2023.

Sri Mulyani memastikan akan menjalankan peran yang optimal sebagai Co-Chair dan meningkatkan reputasi Indonesia di dunia internasional. Indonesia bergabung dengan koalisi pada 5 Juli 2019. Koalisi ini merupakan forum yang dibentuk untuk mendukung upaya kolektif para Menteri Keuangan negara-negara anggota dalam menggunakan kebijakan fiskal, manajemen keuangan publik dan mobilisasi pendanaan perubahan iklim untuk mendorong aksi perubahan iklim di level domestik maupun global.

Koalisi ini diinisiasi pada Sidang Tahunan IMF-World Bank pada Oktober 2018 di Bali dan secara resmi diluncurkan pada IMF-World Bank Spring Meeting April 2019. Dalam menjalankan berbagai aktivitasnya, Koalisi dipimpin dua Co-Chair, yaitu satu Menteri Keuangan yang mewakili negara-negara maju dan satu Menteri Keuangan dari negara yang mewakili negara-negara berkembang. Perwakilan negara maju diisi Menkeu Finlandia.

Juru Bicara Sri Mulyani, Yustinus Prastowo langsung membagikan kabar ini di akun Twitter miliknya. “Sebuah kabar baik di tengah pandemi. Semoga dapat kita manfaatkan dengan optimal,” kata @prastow. “Selamat,” ucap sosiolog Ariel Heryanto di akun @ariel_heryanto.

Ada warganet yang iseng mengaitkan hal ini dengan ekonomi senior Rizal Ramli alias RR. “Waduh, Rizal Ramli bisa panas dingin nih baca berita ini,” ujar @sinbad55. RR memang kerap mengkritik berbagai kebijakan Sri Mulyani. Tak jarang dia menyebut Sri Mulyani sebagai menteri terbalik, plesetan untuk gelar Menteri Keuangan terbaik yang disandang Sri Mulyani beberapa kali.

Meski begitu, tak sedikit yang mempertanyakan manfaat jabatan baru tersebut. Akun @ahmadmuslich menanyakan, apa untungnya jabatan itu untuk Indonesia? Apakah akan bikin ekonomi Indonesia membaik? [BCG]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories