Teriakan “Presiden” Bersahutan Puan Kelilingi Wilayahnya Ganjar
Ketua DPR, Puan Maharani keliling di wilayahnya Ganjar Pranowo, Jawa Tengah selama dua hari ini. Puan ngecek harga minyak goreng sampai serahkan bantuan. Di saat melakukan kunjungan, Puan disambut teriakan “Presiden”.
Lawatan Puan di Jateng disambut meriah. Spanduk bergambar Puan terpampang di setiap sudut jalan Solo Raya. Dari ukuran kecil hingga besar. Dari foto yang mengenakan pakaian formil, adat Jawa, hingga seragam PDIP.
Serupa dengan Puan, bendera PDIP juga marak menghiasai trotoar jalan Solo Raya. Khususnya Wonogiri, Sragen, dan Karanganyar, titik Puan mengunjungi markas PDIP di ketiga wilayah tersebut.
Adapun agenda pertama Puan di markas Ganjar, yaitu membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/7).
Sesampainya di Hotel Sunan, Puan disambut tarian khas Solo dari 12 penari yang terdiri dari pria dan wanita. Di akhir tarian, mereka mengacungkan salam hangat tanda selamat datang kepada Puan. Sambil berjalan, Puan yang mengenakan pakaian serba hitam itu balik memberikan salam kepada mereka dan peserta yang telah menunggunya.
Di lokasi acara, Puan telah ditunggu ratusan penerima KIP kuliah dari berbagai universitas yang tersebar di Jateng. Juga, terlihat sejumlah dosen yang ikut menemani para mahasiswanya.
Selanjutnya, Puan melipir ke Wonogiri. Tepatnya Dusun Joho, Desa Giriwono. Ke daerah yang terkenal dengan Nasi Tiwul itu Puan harus menumpang pesawat. Karena jarak dari Solo ke Wonogiri memakan waktu 2-3 jam. Tujuan, putra Megawati ini ke Wonogiri untuk menyerahkan Bantuan Stimulan Penyediaan Rumah Swadaya Individu Prasejahtera.
Dalam kesempatan ini, Puan berdialog dengan 150 orang kepala rumah tangga yang mendapatkan bantuan. Total, ada 280 rumah yang menerima bantuan. Setiap rumah mendapat bantuan sebesar Rp 35 juta dengan target renovasi selama 1 bulan.
Kata dia, rumah itu harus nyaman dan layak huni. Karena rumah itu tempat keluarga berkumpul. Tempat suami istri memulai hidup berkeluarga, tempat anak-anak pertama dididik dan tumbuh. “Jadi kalau secara fisik saja sudah tidak layak, tentu akan turut mempengaruhi kehidupan keluarga yang menempatinya,” ujarnya.
Beres bersua dengan warga, Puan gantian, menyapa kader Banteng yang memang menunggunya di Kantor DPC PDIP Wonogiri. Saat turun dari mobil Alphard dengan pelat RI 6, teriakan Puan menggema. Ada embel-embel kata presiden. “Puan Presiden”. Teriakan yang terus terulang jika Puan mengunjungi wilayah yang menjadi ceruk suara Banteng.
Aktivitas Puan di kantor cabang Banteng tidak pernah berbeda. Mengobarkan semangat kader agar mampu membawa PDIP kembali memenangi Pemilu untuk ketiga kalinya. “Apakah kita siap membawa PDIP memenangkan Pemilu hingga hattrick, tiga kali berturut-turut?” tanya Puan kepada kader yang disambut dengan teriakan semangat.
Menurutnya, banyak yang harus dipersiapkan dan dipantau seluruh jajaran partai jelang Pemilu. Salah satuya adalah proses konsolidasi internal partai.
Puan juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan kantor yang baru. Politisi jebolan Universitas Indonesia itu mengenang sejarah perjuangan partai yang didirikan kakeknya, Soekarno. Ia lalu mengingatkan pesan ibunya mengenai pentingnya menjadikan partai sebagai partai modern.
“Kalau saya ingat dulu sering menemani Ibu Mega ke mana-mana, datang ke kantor-kantor DPC kita itu dulu banyak yang kecil-kecil kantornya, ada di gang-gang kecil, kemudian becek-becek,” ingat Puan.
Keesokannya Puan berkunjung ke Pasar Jungke, Karanganyar. Kedatangannya untuk menyapa warga dan berbelanja. Berangkat dari Solo, Puan tiba di Pasar Jungke sekitar pukul 09.45 WIB. Dia disambut Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto di depan pasar.
Tampak sejumlah kepala daerah turut mendampingi Puan. Di antaranya ialah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan Bupati Klaten Sri Mulyani.
Masuk ke pasar, Puan menghampiri pedagang sembako. Dia menanyakan perubahan harga pangan selama Ramadan. Kemudian dia masuk ke bagian daging dan membeli daging sapi di lapak milik Tumiyatun sebanyak 5 kilogram. Tumiyatun pun sumringah. “Tadi Bu Dewan, siapa namanya nggak tahu. Belanja daging 5 kilo, per kilogram Rp 135 ribu, bayarnya Rp 800 ribu,” ujar dia.
Kemudian politisi berusia 48 tahun itu berpindah ke pedagang bakso bernama Sri Rejeki. Sesuai namanya, Puan juga memberikan rejeki lebih untuk Sri Rejeki. “Ibu Dewan tadi beli bakso sapi 2 kg, bakso ayam 2 kg, per kg Rp 40 ribu. Dikasih Rp 300 ribu, mau saya kembalikan sisanya tidak boleh,” ujar dia.
Melihat dialog antara Puan dan pedagang, pengunjung pasar pun antusias. Mereka berbondong-bondong mendekati Puan dengan radius yang telah ditentukan protokoler. Apalagi di samping Puan, Gibran setia menemani. Teriakan ingin berkenalan dengan Puan dan Gibran dari setiap sudut pasar mudah didengar.
Usai belanja, akhirnya hasrat pedagang dan pembeli yang didominasi emak-emak terobati. Puan dan Gibran jadi bulan-bulanan swafoto para emak-emak. Selesai main ke pasar, Puan dan Gibran yang masih berada di mobil sama guna bertolak ke Kantor DPC PDIP Karanganyar. Antusiasmenya tak jauh berbeda seperti di PDIP Wonogiri.
Pada agenda terakhirnya di Jateng, Puan bergerak ke Sragen. Tujuannya untuk meresmikan penataan kawasan objek wisata New Kemukus. Puan yang masih ditemani Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono ini tiba pukul 13.20. Puan bersama rombongan berjalan ke mading yang memamerkan seluruh area Kemukus. Di sini, Puan menyimak pemaparan dari operator pembangunan The New Kemukus.
Lagi asik menyimak, tiba-tiba Puan langsung diteriaki oleh salah satu warga “Puan Presiden”. “Hidup mbak Puan, Mbak Puan presiden,” teriak salah seorang warga yang bernama Suwandi.
Usai berteriak “Puan Presiden”, Suwandi langsung dibawa oleh seorang petugas pengamanan untuk menjauhi lokasi Puan. Teriakan itu diakui Suwandi sebagai bentuk dukungannya terhadap Puan. Menurutnya, Puan layak untuk meneruskan kepemimpinan Presiden Jokowi. “Saya mendukung Mbak Puan untuk menjadi Presiden,” terang Suwandi.
Untungnya fokus Puan tidak terbelah. Dia tetap fokus menyimak dan meneruskan tugasnya meresmikan objek wisata The Kemukus. Beres semuanya, Puan menuju Bandara Adi Soemarmo untuk balik ke Jakarta. [UMM]
]]> Ketua DPR, Puan Maharani keliling di wilayahnya Ganjar Pranowo, Jawa Tengah selama dua hari ini. Puan ngecek harga minyak goreng sampai serahkan bantuan. Di saat melakukan kunjungan, Puan disambut teriakan “Presiden”.
Lawatan Puan di Jateng disambut meriah. Spanduk bergambar Puan terpampang di setiap sudut jalan Solo Raya. Dari ukuran kecil hingga besar. Dari foto yang mengenakan pakaian formil, adat Jawa, hingga seragam PDIP.
Serupa dengan Puan, bendera PDIP juga marak menghiasai trotoar jalan Solo Raya. Khususnya Wonogiri, Sragen, dan Karanganyar, titik Puan mengunjungi markas PDIP di ketiga wilayah tersebut.
Adapun agenda pertama Puan di markas Ganjar, yaitu membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/7).
Sesampainya di Hotel Sunan, Puan disambut tarian khas Solo dari 12 penari yang terdiri dari pria dan wanita. Di akhir tarian, mereka mengacungkan salam hangat tanda selamat datang kepada Puan. Sambil berjalan, Puan yang mengenakan pakaian serba hitam itu balik memberikan salam kepada mereka dan peserta yang telah menunggunya.
Di lokasi acara, Puan telah ditunggu ratusan penerima KIP kuliah dari berbagai universitas yang tersebar di Jateng. Juga, terlihat sejumlah dosen yang ikut menemani para mahasiswanya.
Selanjutnya, Puan melipir ke Wonogiri. Tepatnya Dusun Joho, Desa Giriwono. Ke daerah yang terkenal dengan Nasi Tiwul itu Puan harus menumpang pesawat. Karena jarak dari Solo ke Wonogiri memakan waktu 2-3 jam. Tujuan, putra Megawati ini ke Wonogiri untuk menyerahkan Bantuan Stimulan Penyediaan Rumah Swadaya Individu Prasejahtera.
Dalam kesempatan ini, Puan berdialog dengan 150 orang kepala rumah tangga yang mendapatkan bantuan. Total, ada 280 rumah yang menerima bantuan. Setiap rumah mendapat bantuan sebesar Rp 35 juta dengan target renovasi selama 1 bulan.
Kata dia, rumah itu harus nyaman dan layak huni. Karena rumah itu tempat keluarga berkumpul. Tempat suami istri memulai hidup berkeluarga, tempat anak-anak pertama dididik dan tumbuh. “Jadi kalau secara fisik saja sudah tidak layak, tentu akan turut mempengaruhi kehidupan keluarga yang menempatinya,” ujarnya.
Beres bersua dengan warga, Puan gantian, menyapa kader Banteng yang memang menunggunya di Kantor DPC PDIP Wonogiri. Saat turun dari mobil Alphard dengan pelat RI 6, teriakan Puan menggema. Ada embel-embel kata presiden. “Puan Presiden”. Teriakan yang terus terulang jika Puan mengunjungi wilayah yang menjadi ceruk suara Banteng.
Aktivitas Puan di kantor cabang Banteng tidak pernah berbeda. Mengobarkan semangat kader agar mampu membawa PDIP kembali memenangi Pemilu untuk ketiga kalinya. “Apakah kita siap membawa PDIP memenangkan Pemilu hingga hattrick, tiga kali berturut-turut?” tanya Puan kepada kader yang disambut dengan teriakan semangat.
Menurutnya, banyak yang harus dipersiapkan dan dipantau seluruh jajaran partai jelang Pemilu. Salah satuya adalah proses konsolidasi internal partai.
Puan juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan kantor yang baru. Politisi jebolan Universitas Indonesia itu mengenang sejarah perjuangan partai yang didirikan kakeknya, Soekarno. Ia lalu mengingatkan pesan ibunya mengenai pentingnya menjadikan partai sebagai partai modern.
“Kalau saya ingat dulu sering menemani Ibu Mega ke mana-mana, datang ke kantor-kantor DPC kita itu dulu banyak yang kecil-kecil kantornya, ada di gang-gang kecil, kemudian becek-becek,” ingat Puan.
Keesokannya Puan berkunjung ke Pasar Jungke, Karanganyar. Kedatangannya untuk menyapa warga dan berbelanja. Berangkat dari Solo, Puan tiba di Pasar Jungke sekitar pukul 09.45 WIB. Dia disambut Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto di depan pasar.
Tampak sejumlah kepala daerah turut mendampingi Puan. Di antaranya ialah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan Bupati Klaten Sri Mulyani.
Masuk ke pasar, Puan menghampiri pedagang sembako. Dia menanyakan perubahan harga pangan selama Ramadan. Kemudian dia masuk ke bagian daging dan membeli daging sapi di lapak milik Tumiyatun sebanyak 5 kilogram. Tumiyatun pun sumringah. “Tadi Bu Dewan, siapa namanya nggak tahu. Belanja daging 5 kilo, per kilogram Rp 135 ribu, bayarnya Rp 800 ribu,” ujar dia.
Kemudian politisi berusia 48 tahun itu berpindah ke pedagang bakso bernama Sri Rejeki. Sesuai namanya, Puan juga memberikan rejeki lebih untuk Sri Rejeki. “Ibu Dewan tadi beli bakso sapi 2 kg, bakso ayam 2 kg, per kg Rp 40 ribu. Dikasih Rp 300 ribu, mau saya kembalikan sisanya tidak boleh,” ujar dia.
Melihat dialog antara Puan dan pedagang, pengunjung pasar pun antusias. Mereka berbondong-bondong mendekati Puan dengan radius yang telah ditentukan protokoler. Apalagi di samping Puan, Gibran setia menemani. Teriakan ingin berkenalan dengan Puan dan Gibran dari setiap sudut pasar mudah didengar.
Usai belanja, akhirnya hasrat pedagang dan pembeli yang didominasi emak-emak terobati. Puan dan Gibran jadi bulan-bulanan swafoto para emak-emak. Selesai main ke pasar, Puan dan Gibran yang masih berada di mobil sama guna bertolak ke Kantor DPC PDIP Karanganyar. Antusiasmenya tak jauh berbeda seperti di PDIP Wonogiri.
Pada agenda terakhirnya di Jateng, Puan bergerak ke Sragen. Tujuannya untuk meresmikan penataan kawasan objek wisata New Kemukus. Puan yang masih ditemani Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono ini tiba pukul 13.20. Puan bersama rombongan berjalan ke mading yang memamerkan seluruh area Kemukus. Di sini, Puan menyimak pemaparan dari operator pembangunan The New Kemukus.
Lagi asik menyimak, tiba-tiba Puan langsung diteriaki oleh salah satu warga “Puan Presiden”. “Hidup mbak Puan, Mbak Puan presiden,” teriak salah seorang warga yang bernama Suwandi.
Usai berteriak “Puan Presiden”, Suwandi langsung dibawa oleh seorang petugas pengamanan untuk menjauhi lokasi Puan. Teriakan itu diakui Suwandi sebagai bentuk dukungannya terhadap Puan. Menurutnya, Puan layak untuk meneruskan kepemimpinan Presiden Jokowi. “Saya mendukung Mbak Puan untuk menjadi Presiden,” terang Suwandi.
Untungnya fokus Puan tidak terbelah. Dia tetap fokus menyimak dan meneruskan tugasnya meresmikan objek wisata The Kemukus. Beres semuanya, Puan menuju Bandara Adi Soemarmo untuk balik ke Jakarta. [UMM]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .