Terapi Oksigen Hiperbarik Untuk Bantu Penyembuhan Pasien Covid-19

Berbagai upaya untuk membantu penyembuhan Covid-19 sudah banyak dilakukan. Salah satunya, dengan terapi oksigen hiperbarik.

Pakar Kesehatan Dr. dr Mendy Habitie Oley menjelaskan, terapi oksigen hiperbarik merupakan salah satu metode terapi melalui proses oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi.

“Prinsip terapi ini adalah membantu kinerja organ tubuh guna memperbaiki jaringan yang rusak dengan meningkatkan kapasitas aliran oksigen murni ke jaringan tubuh,” ujar Mendy saat webinar kesehatan, dari Manado, dikutip Kamis (25/2).

Terapi oksigen hiperbarik dilakukan dengan pemberian instalasi oksigen dengan konsentrasi 100 persen pada tekanan lebih dari 1 atmosfer absolut (1.5-3.0 ATA).

Dokter yang berpraktik di Siloam Hospitals Manado ini mengatakan, selain membantu penyembuhan bagi pasien Covid-19, terapi ini juga bermanfaat untuk beberapa penyakit lainnya.

Di antaranya, decompression sickness, infeksi kronis, diabetes, luka bakar, penyakit pendengaran, migrain, neuro (syaraf), kanker, dan lainnya.

Dalam diskusi yang sama dokter spesialis penyakit dalam Siloam Hospitals Manado dr Christian Kawengian menjelaskan, dari study case series yang dilakukan, terapi oksigen hiperbarik pada pasien terpapar Covid-19 mampu menghasilkan beberapa hal.

Antara lain, peningkatan oksigenasi jaringan, anti inflamasi, modulasi “stem cell”, efek anti platelet/ anti trombotik dan penurunan jumlah virus akibat ROS.

“Sementara selama terapi tersebut yang dipantau adalah EKG, okumetriz, temperatur, tekanan darah, POZ, tekanan Cuff ETT dan tentunya AED dan paddle atau efek terbakar,” tuturnya.

Dokter spesialis penyakit dalam Siloam Hospital Manado ini pun menyampaikan akan adanya efek samping yang harus diperhatikan dalam tata kelolanya.

Efek samping yang bisa terjadi adalah pulmonar (iritasi takeobronkial) dan neurologis. Untuk neurologis adalah gangguan visual, telinga berdenging, pusing, disorientasi, kejang, hingga menjaga agar pasien tidak mengalami penurunan kesadaran.

Mendy mengingatkan, perlu diperhatikan juga sebelum menjalani terapi ini, apakah pasien memiliki asma, demam, paru kronis, kelainan sel darah merah, gangguan pada tuba eustachius juga pneumothorax yang belum terobati, atau phobia terhadap ruangan tertutup.

Kedua dokter spesialis itu merekomendasikan terapi oksigen hiperbarik diberikan dengan pemberian jeda respirasi udara normal. Penurunan durasi terapi kurang dari dua jam setiap kalinya. “Pemberian tekanan dibawah ambang batas Toksisitas Neural,” katanya.

Terapi oksigen hiperbarik merupakan modalitas terapi yang dapat berpotensi untuk dimanfaatkan dalam penanganan Covid-19 dan Long Covid.

Siloam Hospital Manado merupakan salah satu jaringan rumah sakit pada Siloam Hospitals Group yang dilengkapi dan bersertifikasi dalam memenuhi kebutuhan Terapi Oksigen Hiperbarik.

Rumah sakit ini turut dilengkapi dengan peralatan dan teknologi mutakhir, meliputi MRI 1,5 Tesla, 128 CT Scan, dan Cath Lab. Selain itu, tersedia 224 tempat tidur yang dapat menampung pasien.

Adapun layanan unggulan yang ditawarkan, meliputi Neurologi, Ginekologi, Gastroentrologi, Pulmonologi, Nefrologi, Bedah Umum, Optalmologi, THT, dan Pediatri.

Rumah Sakit ini telah menjadi rumah sakit andalan bagi seluruh pegawai di perusahaan sekitar. Adapun webinar ini adalah seri edukasi kesehatan yang digelar Siloam Hospitals Manado. Acara diikuti 300 peserta dari berbagai profesi.  [JAR]

]]> Berbagai upaya untuk membantu penyembuhan Covid-19 sudah banyak dilakukan. Salah satunya, dengan terapi oksigen hiperbarik.

Pakar Kesehatan Dr. dr Mendy Habitie Oley menjelaskan, terapi oksigen hiperbarik merupakan salah satu metode terapi melalui proses oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi.

“Prinsip terapi ini adalah membantu kinerja organ tubuh guna memperbaiki jaringan yang rusak dengan meningkatkan kapasitas aliran oksigen murni ke jaringan tubuh,” ujar Mendy saat webinar kesehatan, dari Manado, dikutip Kamis (25/2).

Terapi oksigen hiperbarik dilakukan dengan pemberian instalasi oksigen dengan konsentrasi 100 persen pada tekanan lebih dari 1 atmosfer absolut (1.5-3.0 ATA).

Dokter yang berpraktik di Siloam Hospitals Manado ini mengatakan, selain membantu penyembuhan bagi pasien Covid-19, terapi ini juga bermanfaat untuk beberapa penyakit lainnya.

Di antaranya, decompression sickness, infeksi kronis, diabetes, luka bakar, penyakit pendengaran, migrain, neuro (syaraf), kanker, dan lainnya.

Dalam diskusi yang sama dokter spesialis penyakit dalam Siloam Hospitals Manado dr Christian Kawengian menjelaskan, dari study case series yang dilakukan, terapi oksigen hiperbarik pada pasien terpapar Covid-19 mampu menghasilkan beberapa hal.

Antara lain, peningkatan oksigenasi jaringan, anti inflamasi, modulasi “stem cell”, efek anti platelet/ anti trombotik dan penurunan jumlah virus akibat ROS.

“Sementara selama terapi tersebut yang dipantau adalah EKG, okumetriz, temperatur, tekanan darah, POZ, tekanan Cuff ETT dan tentunya AED dan paddle atau efek terbakar,” tuturnya.

Dokter spesialis penyakit dalam Siloam Hospital Manado ini pun menyampaikan akan adanya efek samping yang harus diperhatikan dalam tata kelolanya.

Efek samping yang bisa terjadi adalah pulmonar (iritasi takeobronkial) dan neurologis. Untuk neurologis adalah gangguan visual, telinga berdenging, pusing, disorientasi, kejang, hingga menjaga agar pasien tidak mengalami penurunan kesadaran.

Mendy mengingatkan, perlu diperhatikan juga sebelum menjalani terapi ini, apakah pasien memiliki asma, demam, paru kronis, kelainan sel darah merah, gangguan pada tuba eustachius juga pneumothorax yang belum terobati, atau phobia terhadap ruangan tertutup.

Kedua dokter spesialis itu merekomendasikan terapi oksigen hiperbarik diberikan dengan pemberian jeda respirasi udara normal. Penurunan durasi terapi kurang dari dua jam setiap kalinya. “Pemberian tekanan dibawah ambang batas Toksisitas Neural,” katanya.

Terapi oksigen hiperbarik merupakan modalitas terapi yang dapat berpotensi untuk dimanfaatkan dalam penanganan Covid-19 dan Long Covid.

Siloam Hospital Manado merupakan salah satu jaringan rumah sakit pada Siloam Hospitals Group yang dilengkapi dan bersertifikasi dalam memenuhi kebutuhan Terapi Oksigen Hiperbarik.

Rumah sakit ini turut dilengkapi dengan peralatan dan teknologi mutakhir, meliputi MRI 1,5 Tesla, 128 CT Scan, dan Cath Lab. Selain itu, tersedia 224 tempat tidur yang dapat menampung pasien.

Adapun layanan unggulan yang ditawarkan, meliputi Neurologi, Ginekologi, Gastroentrologi, Pulmonologi, Nefrologi, Bedah Umum, Optalmologi, THT, dan Pediatri.

Rumah Sakit ini telah menjadi rumah sakit andalan bagi seluruh pegawai di perusahaan sekitar. Adapun webinar ini adalah seri edukasi kesehatan yang digelar Siloam Hospitals Manado. Acara diikuti 300 peserta dari berbagai profesi.  [JAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories