Tak Paham Soal Internal Demokrat Moeldoko Tak Mungkin Dorong KLB

Pengamat Politik Saiful Huda Ems mengatakan, Kepala KSP Moeldoko tidak paham kondisi Partai Demokrat. Karena itu, tidak mungkin dia menghendaki Kongres Luar Biasa (KLB).

“Yang menghendaki adalah internal Partai Demokrat itu sendiri. Semua anggapan ini sebenarnya dari internal, tetapi malah dilimpahkan ke Pak Moeldoko,” ujar Saiful Huda dalam keterangannya, Minggu (28/2).

Saiful juga meyakini, Moeldoko punya kesibukan sendiri sehingga tidak ada waktu untuk melakukan apa yang dituduhkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.

“Apalagi kemarin kan sedang menyiapkan pernikahan untuk putrinya, tapi kok dituduh mau melakukan kudeta terhadap kepemimpinan AHY di Partai Demokrat, itu kan mengada-ngada gitu loh, memfitnah itu,” sambungnya.

Praktisi hukum ini mengatakan, sikap yang selama ini ditujukan kepada Moeldoko cenderung menjurus ke fitnah. “Nyatanya pihak internal Partai Demokrat sendiri yang mendatangi Pak Moeldoko untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat,” ujarnya.

Dia mengatakan, baiknya Cikeas tidak melakukan sikap yang keliru. Dengan terus menyalahkan Moeldoko, jadi ada kesan adanya adu domba kabinet Jokowi.

“Apalagi ketika SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) menyebut nama-nama menteri, itu bisa menunjukkan ingin mengadu domba kabinet Jokowi dengan terus menyalahkan Pak Moeldoko,” tambah Saiful.

Saiful juga sangat menyayangkan tindakan SBY dan AHY yang memecat 7 kader yang kritis atas kepemimpinan AHY saat ini. Saiful menilai ini adalah bentuk tindakan yang kurang tepat.

“Seperti Marzuki Alie yang mencoba membongkar kasus-kasus yang ada di Partai Demokrat, tetapi tidak diapresiasi dengan baik oleh ketua umumnya, malah dipecat bersama 6 pengurus inti lainnya,” jelas Saiful. 

Hal itu bisa membentuk opini publik bahwa SBY, melalui Demokrat, telah memberikan pendidikan politik yang buruk. Menurut Saiful, para kader yang dipecat masih punya kekuatan untuk terus melakukan KLB. Mereka dinilai masih memiliki banyak pendukung di kepengurusan Partai Demokrat.

“Pendukung baik di tingkat pusat maupun di daerah. Itu bisa melakukan konsolidasi untuk melakukan kongres luar biasa,” katanya.

Dia juga menyarankan AHY untuk lebih banyak belajar tentang politik yang baik. Kalau perlu, untuk sementara, dia melepas jabatannya sebagai Ketum Demokrat untuk belajar lagi. “Jadi harus mau merendahkan diri sejenak jangan takut kehilangan momentum,” tandasnya. [JAR]

]]> Pengamat Politik Saiful Huda Ems mengatakan, Kepala KSP Moeldoko tidak paham kondisi Partai Demokrat. Karena itu, tidak mungkin dia menghendaki Kongres Luar Biasa (KLB).

“Yang menghendaki adalah internal Partai Demokrat itu sendiri. Semua anggapan ini sebenarnya dari internal, tetapi malah dilimpahkan ke Pak Moeldoko,” ujar Saiful Huda dalam keterangannya, Minggu (28/2).

Saiful juga meyakini, Moeldoko punya kesibukan sendiri sehingga tidak ada waktu untuk melakukan apa yang dituduhkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.

“Apalagi kemarin kan sedang menyiapkan pernikahan untuk putrinya, tapi kok dituduh mau melakukan kudeta terhadap kepemimpinan AHY di Partai Demokrat, itu kan mengada-ngada gitu loh, memfitnah itu,” sambungnya.

Praktisi hukum ini mengatakan, sikap yang selama ini ditujukan kepada Moeldoko cenderung menjurus ke fitnah. “Nyatanya pihak internal Partai Demokrat sendiri yang mendatangi Pak Moeldoko untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat,” ujarnya.

Dia mengatakan, baiknya Cikeas tidak melakukan sikap yang keliru. Dengan terus menyalahkan Moeldoko, jadi ada kesan adanya adu domba kabinet Jokowi.

“Apalagi ketika SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) menyebut nama-nama menteri, itu bisa menunjukkan ingin mengadu domba kabinet Jokowi dengan terus menyalahkan Pak Moeldoko,” tambah Saiful.

Saiful juga sangat menyayangkan tindakan SBY dan AHY yang memecat 7 kader yang kritis atas kepemimpinan AHY saat ini. Saiful menilai ini adalah bentuk tindakan yang kurang tepat.

“Seperti Marzuki Alie yang mencoba membongkar kasus-kasus yang ada di Partai Demokrat, tetapi tidak diapresiasi dengan baik oleh ketua umumnya, malah dipecat bersama 6 pengurus inti lainnya,” jelas Saiful. 

Hal itu bisa membentuk opini publik bahwa SBY, melalui Demokrat, telah memberikan pendidikan politik yang buruk. Menurut Saiful, para kader yang dipecat masih punya kekuatan untuk terus melakukan KLB. Mereka dinilai masih memiliki banyak pendukung di kepengurusan Partai Demokrat.

“Pendukung baik di tingkat pusat maupun di daerah. Itu bisa melakukan konsolidasi untuk melakukan kongres luar biasa,” katanya.

Dia juga menyarankan AHY untuk lebih banyak belajar tentang politik yang baik. Kalau perlu, untuk sementara, dia melepas jabatannya sebagai Ketum Demokrat untuk belajar lagi. “Jadi harus mau merendahkan diri sejenak jangan takut kehilangan momentum,” tandasnya. [JAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories