Sudahlah, PSSI Jangan Politisasi JIS
Bacot Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Sekjen PSSI), Yunus Nusi bahwa JIS belum memenuhi standar kompetisi FIFA Matchday antara Timnas Indonesia vs Curacao pada 27 September, terus menuai cibiran.
Monica, dalam akun twitternya @NengMonica mengunggah foto kemegahan Stadion JIS. Di dalamnya ada pernyataan PSSI sebut JIS kurang layak untuk laga tim nasional (timnas). “Ketua Umum PSSI itu sudah menjadi jabatan politik ya? tanya dia dalam caption-nya.
Akun @NengMonica juga menampilkan twittan @Anwar_Haryanto bahwa standar JIS adalaj FIFA, bukan standar PSSI. Standar PSSI itu kalau hujan kehujanan, kalau panas kepanasan dan kalau hujan lapangan becek tergenang air.
“Jadi wajar kalau JIS belum standar PSSI,” kata @Anwar_Haryanto.
Akun @AsepDar1218 menyindir PSSI. Kata dia, Stadion JIS memang masuk standar FIFA dan tidak masuk standar PSSI. Soalnya, untuk standar PSSI lapangan harus becek.
“Potret Stadion Pakan Sari yang akan digunakan untuk laga kandang timnas di FIFA matchday, hujan seperti kolam lele,” sindir @Gamaudungu.
“Keren banget, Pakansari Multifungsion Stadion. Bisa buat Sepakbola, Konser & Aquatic juga,” timpal @iwahyudis.
Akun @KelapaBonsai1 mengaku heran dengan pengurus PSSI yang menyebut Stadion JIS tidak layak digunakan sebagai laga timnas. “Mikir!! Stadion Pakan Sari saat hujan besar bisa jadi kolam ikan,” kritiknya.
“Standar PSSI itu stadion antar kampung (tarkam) di daerah yang sekalian main lumpur. Sungguh terlalu PSSI ini,” kata @Pram.
Akun @Kepiting_Gaming menyebut susah bila pikiran pengurus PSSI masih terbelakang dan daya pikirnya masih tradisional. Kata @Wonder21, tidak masalah PSSI tidak mau memakai JIS.
“Mungkin PSSI stadionnya sekelas Pakan Sari Bogor,” kata dia.
Akun @Mcnoey mengingatkan PSSI untuk tidak mencampuradukkan politik dengan olahraga. Dia menegaskan, olahraga mempunyai aturan dan pakem sendiri bukan abu-abu seperti politik.
“Kenapa harus membuat manuver politik untuk sebuah ajang olahraga. Padahal Stadion JIS jadi kebanggaan negeri ini,” ujar @Ade_Purnama.
“Kapan Indonesia bisa maju kalau semua selalu dikaitkan dengan politik, sampai-sampai olahraga dikaitkan dengan politik,” kritik @Eko_Priyono.
Sementara, @Cah_Ndeso sependapat dengan pernyataan Sekjen PSSI. Dia menyebut pagar tribun penonton JIS pernah roboh saat menggelar pertandingan. Kata dia, fakta tersebut membuktikan kualitas JIS.
“Stadiun GBK pagarnya kokoh untuk mengantisipasi penonton berjubel. Kalau pagar Stadion JIS nempel di atas tembok bata ringan jadi rawan roboh,” kata @Poseidon.
Seharusnya, kata @Kremi, PSSI yang berhak menilai layak atau tidaknya Stadion JIS, bukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. “Kalau PSSI saja bilang tidak layak, apa mungkin FIFA bisa bilang layak,” katanya.
Akun @Fixtech7 menjelaskan kriteria stadion layak menurut PSSI. Antara lain, pernah dipakai penonton dengan kapasitas 100 persen, sedangkan JIS belum pernah. Selanjutnya, pemain turun dari bus harus aman di area dalam, sedangkan di JIS di area publik. “Dan gerbang utama harus lebih dari satu sedangkan JIS hanya satu. Bila benar itu semua, JIS memang tidak layak,” kata dia. [TIF]
]]> Bacot Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Sekjen PSSI), Yunus Nusi bahwa JIS belum memenuhi standar kompetisi FIFA Matchday antara Timnas Indonesia vs Curacao pada 27 September, terus menuai cibiran.
Monica, dalam akun twitternya @NengMonica mengunggah foto kemegahan Stadion JIS. Di dalamnya ada pernyataan PSSI sebut JIS kurang layak untuk laga tim nasional (timnas). “Ketua Umum PSSI itu sudah menjadi jabatan politik ya? tanya dia dalam caption-nya.
Akun @NengMonica juga menampilkan twittan @Anwar_Haryanto bahwa standar JIS adalaj FIFA, bukan standar PSSI. Standar PSSI itu kalau hujan kehujanan, kalau panas kepanasan dan kalau hujan lapangan becek tergenang air.
“Jadi wajar kalau JIS belum standar PSSI,” kata @Anwar_Haryanto.
Akun @AsepDar1218 menyindir PSSI. Kata dia, Stadion JIS memang masuk standar FIFA dan tidak masuk standar PSSI. Soalnya, untuk standar PSSI lapangan harus becek.
“Potret Stadion Pakan Sari yang akan digunakan untuk laga kandang timnas di FIFA matchday, hujan seperti kolam lele,” sindir @Gamaudungu.
“Keren banget, Pakansari Multifungsion Stadion. Bisa buat Sepakbola, Konser & Aquatic juga,” timpal @iwahyudis.
Akun @KelapaBonsai1 mengaku heran dengan pengurus PSSI yang menyebut Stadion JIS tidak layak digunakan sebagai laga timnas. “Mikir!! Stadion Pakan Sari saat hujan besar bisa jadi kolam ikan,” kritiknya.
“Standar PSSI itu stadion antar kampung (tarkam) di daerah yang sekalian main lumpur. Sungguh terlalu PSSI ini,” kata @Pram.
Akun @Kepiting_Gaming menyebut susah bila pikiran pengurus PSSI masih terbelakang dan daya pikirnya masih tradisional. Kata @Wonder21, tidak masalah PSSI tidak mau memakai JIS.
“Mungkin PSSI stadionnya sekelas Pakan Sari Bogor,” kata dia.
Akun @Mcnoey mengingatkan PSSI untuk tidak mencampuradukkan politik dengan olahraga. Dia menegaskan, olahraga mempunyai aturan dan pakem sendiri bukan abu-abu seperti politik.
“Kenapa harus membuat manuver politik untuk sebuah ajang olahraga. Padahal Stadion JIS jadi kebanggaan negeri ini,” ujar @Ade_Purnama.
“Kapan Indonesia bisa maju kalau semua selalu dikaitkan dengan politik, sampai-sampai olahraga dikaitkan dengan politik,” kritik @Eko_Priyono.
Sementara, @Cah_Ndeso sependapat dengan pernyataan Sekjen PSSI. Dia menyebut pagar tribun penonton JIS pernah roboh saat menggelar pertandingan. Kata dia, fakta tersebut membuktikan kualitas JIS.
“Stadiun GBK pagarnya kokoh untuk mengantisipasi penonton berjubel. Kalau pagar Stadion JIS nempel di atas tembok bata ringan jadi rawan roboh,” kata @Poseidon.
Seharusnya, kata @Kremi, PSSI yang berhak menilai layak atau tidaknya Stadion JIS, bukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. “Kalau PSSI saja bilang tidak layak, apa mungkin FIFA bisa bilang layak,” katanya.
Akun @Fixtech7 menjelaskan kriteria stadion layak menurut PSSI. Antara lain, pernah dipakai penonton dengan kapasitas 100 persen, sedangkan JIS belum pernah. Selanjutnya, pemain turun dari bus harus aman di area dalam, sedangkan di JIS di area publik. “Dan gerbang utama harus lebih dari satu sedangkan JIS hanya satu. Bila benar itu semua, JIS memang tidak layak,” kata dia. [TIF]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .