Sri Mul Minta Negara G20 Kompak Atasi Krisis Pangan
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mendesak negara G20 untuk melakukan aksi nyata, dalam mengatasi isu ketahanan pangan, yang belakangan ini semakin urgent.
Selain tertekan oleh pandemi Covid-19, ketersediaan pangan juga terganggu oleh geopolitik, perang dan perubahan iklim.
“Kami menyerukan negara-negara G20, untuk melakukan aksi konkret,” ajak Menkeu Sri Mulyani saat memberi sambutan dalam High-Level Seminar on Strengthening Global Collaboration For Tackling Food Insecurity, salah satu rangkaian acara pertemuan ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Nusa Dua Bali, Jumat (15/7).
Aksi konkret itu, bisa dilakukan antara lain dengan memperkuat koordinasi kebijakan antar negara.
Selain itu, peran dari sejumlah lembaga internasional seperti Bank Dunia hingga Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) juga sangat penting saat ini. Menurutnya komunitas internasional harus bekerja sama menghadapi masalah ini.
Ia berkeyakinan bahwa G20 adalah momentum yang bagus untuk mengambil aksi nyata.
“Saya yakin kita dapat mencari jalan keluar untuk mengatasi maslaah ini,” sambungnya.
Sebelum seminar, Menkeu juga memaparkan kondisi global yang mengkhawatirkan akibat kerawanan pangan. Saat ini, ada 276 juta orang di dunia menghadapi kerawanan pangan akut.
Naik dua kali lipat sejak 2019 sebelum pandemi COVID-19 yakni 135 juta orang. “Ada urgensi dimana krisis pangan harus ditangani,” ajaknya saat membuka 3rd FMCBG, di hari yang sama. ***
]]> Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mendesak negara G20 untuk melakukan aksi nyata, dalam mengatasi isu ketahanan pangan, yang belakangan ini semakin urgent.
Selain tertekan oleh pandemi Covid-19, ketersediaan pangan juga terganggu oleh geopolitik, perang dan perubahan iklim.
“Kami menyerukan negara-negara G20, untuk melakukan aksi konkret,” ajak Menkeu Sri Mulyani saat memberi sambutan dalam High-Level Seminar on Strengthening Global Collaboration For Tackling Food Insecurity, salah satu rangkaian acara pertemuan ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Nusa Dua Bali, Jumat (15/7).
Aksi konkret itu, bisa dilakukan antara lain dengan memperkuat koordinasi kebijakan antar negara.
Selain itu, peran dari sejumlah lembaga internasional seperti Bank Dunia hingga Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) juga sangat penting saat ini. Menurutnya komunitas internasional harus bekerja sama menghadapi masalah ini.
Ia berkeyakinan bahwa G20 adalah momentum yang bagus untuk mengambil aksi nyata.
“Saya yakin kita dapat mencari jalan keluar untuk mengatasi maslaah ini,” sambungnya.
Sebelum seminar, Menkeu juga memaparkan kondisi global yang mengkhawatirkan akibat kerawanan pangan. Saat ini, ada 276 juta orang di dunia menghadapi kerawanan pangan akut.
Naik dua kali lipat sejak 2019 sebelum pandemi COVID-19 yakni 135 juta orang. “Ada urgensi dimana krisis pangan harus ditangani,” ajaknya saat membuka 3rd FMCBG, di hari yang sama. ***
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .