Soal Kudeta Partai Demokrat Arief Poyuono: Tak Seperti Jenderal Lain, Moeldoko Tak Nampak Ingin Jadi Politisi

Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono diajak makan siang bersama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Mengaku kenal baik dengan mantan Panglima TNI era Presiden SBY itu, Poyuono mengklaim tidak melihat niat Moeldoko ingin mengkudeta Partai Demokrat.

“Dari diksi-diksi politik beliau yang saya baca, tidak sama sekali terlihat Pak Moeldoko mau menjadi poltisi. Apalagi mau bikin parpol atau kudeta, enggak lah,” ujar Poyuono kepada RM.id, Selasa (23/2).

Secara kualitas kepemimpinan, Poyuono mengamini jika Moeldoko pantas menjadi seorang Presiden Republik Indonesia. Sosoknya tegas, dan lurus. Masalahnya, katanya, Moeldoko itu memang tidak memiliki karakter politisi, atau tidak bisa politicking.

Menurutnya, Moeldoko itu berbeda karakter dengan jenderal-jenderal yang lincah berpolitik. Misalnya, Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, dan Jenderal TNI (Purn) Wiranto.

“Dia kayaknya ngga tertarik ya di politik, tidak seperti jenderal lainnya,” nilainya.

Mengenai isu kudeta politik yang menuding Moeldoko menjadi aktor eksternal untuk menggulingkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kata Poyuono, isu ini bahkan tidak menjadi obrolan mendalam antara Poyuono dan Moeldoko. “Aku tahu dia, kalau serius dia pasti cerita,” katanya.

Dijelaskannya, pertemuan hangat itu justru asik dan fokus membahas bagaimana Indonesia cepat pulih utamanya ekonomi akibat pandemi Covid-19. Moeldoko, katanya begitu semangat menceritakan tentang progress-progres kemajuan pemulihan ekonomi.

Moeldoko juga begitu perhatian dengan kaum buruh yang saat ini banyak menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Poyuono, yang juga Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu sempat memberi masukan.

“Saya menyampaikan juga masukan ke beliau agar kaum petani, dan nelayan juga butuh di perhatikan karena merekalah saat ini yang menjadi juru selamat ekonomi Indonesia saat Covid-19,” pungkasnya.

Seperti diketahui, isu kudeta di tubuh Partai Demokrat menyeruak setelah Ketum AHY melakukan konfrensi pers untuk bertanya kepada Presiden Jokowi apakah ada orang lingkaran Istana yang disebut eksternal Partai Demokrat ingin mencukil posisi AHY melalui Konferensi Luar Biasa (KLB).

Hingga kini, isu tersebut telah melebar ke mana-mana. Selain membawa-bawa nama Moeldoko lantaran menerima tamu sejumlah politisi dari Partai Demokrat, juga politisi-politisi gaek Demokrat mulai muncul menyampaikan pendapatnya tentang KLB.

Sementara kubu AHY dan kepengurusan Partai Demokrat tetap mengklaim dalam kondisi solid dan seluruh pengurus di daerah diklaim tetap loyal dengan hasil Kongres V Partai Demokrat, Maret 2020 yang menetapkan AHY secara aklamasi sebagai Ketum Partai Demokrat. [BSH]

]]> Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono diajak makan siang bersama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Mengaku kenal baik dengan mantan Panglima TNI era Presiden SBY itu, Poyuono mengklaim tidak melihat niat Moeldoko ingin mengkudeta Partai Demokrat.

“Dari diksi-diksi politik beliau yang saya baca, tidak sama sekali terlihat Pak Moeldoko mau menjadi poltisi. Apalagi mau bikin parpol atau kudeta, enggak lah,” ujar Poyuono kepada RM.id, Selasa (23/2).

Secara kualitas kepemimpinan, Poyuono mengamini jika Moeldoko pantas menjadi seorang Presiden Republik Indonesia. Sosoknya tegas, dan lurus. Masalahnya, katanya, Moeldoko itu memang tidak memiliki karakter politisi, atau tidak bisa politicking.

Menurutnya, Moeldoko itu berbeda karakter dengan jenderal-jenderal yang lincah berpolitik. Misalnya, Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, dan Jenderal TNI (Purn) Wiranto.

“Dia kayaknya ngga tertarik ya di politik, tidak seperti jenderal lainnya,” nilainya.

Mengenai isu kudeta politik yang menuding Moeldoko menjadi aktor eksternal untuk menggulingkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kata Poyuono, isu ini bahkan tidak menjadi obrolan mendalam antara Poyuono dan Moeldoko. “Aku tahu dia, kalau serius dia pasti cerita,” katanya.

Dijelaskannya, pertemuan hangat itu justru asik dan fokus membahas bagaimana Indonesia cepat pulih utamanya ekonomi akibat pandemi Covid-19. Moeldoko, katanya begitu semangat menceritakan tentang progress-progres kemajuan pemulihan ekonomi.

Moeldoko juga begitu perhatian dengan kaum buruh yang saat ini banyak menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Poyuono, yang juga Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu sempat memberi masukan.

“Saya menyampaikan juga masukan ke beliau agar kaum petani, dan nelayan juga butuh di perhatikan karena merekalah saat ini yang menjadi juru selamat ekonomi Indonesia saat Covid-19,” pungkasnya.

Seperti diketahui, isu kudeta di tubuh Partai Demokrat menyeruak setelah Ketum AHY melakukan konfrensi pers untuk bertanya kepada Presiden Jokowi apakah ada orang lingkaran Istana yang disebut eksternal Partai Demokrat ingin mencukil posisi AHY melalui Konferensi Luar Biasa (KLB).

Hingga kini, isu tersebut telah melebar ke mana-mana. Selain membawa-bawa nama Moeldoko lantaran menerima tamu sejumlah politisi dari Partai Demokrat, juga politisi-politisi gaek Demokrat mulai muncul menyampaikan pendapatnya tentang KLB.

Sementara kubu AHY dan kepengurusan Partai Demokrat tetap mengklaim dalam kondisi solid dan seluruh pengurus di daerah diklaim tetap loyal dengan hasil Kongres V Partai Demokrat, Maret 2020 yang menetapkan AHY secara aklamasi sebagai Ketum Partai Demokrat. [BSH]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories