
Sistem Bea Cukai Eror Ganggu Operasional Kapal
Pengusaha pelayaran yang tergabung dalam Indonesian National Shipowners Association (INSA) mengaku kecewa atas terjadinya gangguan sistem Ditjen Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini berdampak besar pada terhambatnya pelayanan kontainer ekspor impor.
Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, pelayaran yang melakukan ekspor impor terhambat jika gangguan sistem layanan Ditjen Bea Cukai masih terus berlanjut.
Seperti diketahui, sudah seminggu ini, sistem layanan Customs Excise Information System and Automation (CEISA) di Pelabuhan Tanjung Priok mengalami gangguan. Akibat terganggunya sistem tersebut, layanan dokumen ekspor, impor, manifest dan portal pengguna jasa terkendala.
Menurutnya, terjadinya gangguan sistem IT pada CEISA bukan hanya berdampak pada kegiatan forwarding, namun karena gangguan ini berlarut-larut maka pelayaran juga merasakan imbasnya. Khususnya bagi pelayaran yang melakukan kegiatan ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok.
Gangguan sistem IT CEISA, kata Carmelita, terlihat jelas berdampak pada waktu clearance container menjadi lambat, sehingga akan berdampak pada waktu tunggu kapal di pelabuhan.
“Utamanya ini berdampak pada performance kapal, karena operasional kapal menjadi terhambat juga pada akhirnya,” katanya kepada wartawan, Jumat (16/7).
Untuk itu, ia meminta Ditjen Bea Cukai segera memberikan solusi yang bisa menjadi pengganti dari terganggunya sistem IT CEISA. Solusi dari Ditjen Bea Cukai atas persoalan ini diperlukan segera sehingga kegiatan ekspor impor kita tidak terhambat.
“Ke depan, kita juga berharap sistem IT CEISA ini tidak lagi terjadi atau ada back up sistem yang disiapkan kalau sistem ini alami gangguan,” ujarnya.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan, kerusakan sistem agak berat sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk memulihkannya.
“Penanganannya cukup bandel, sehingga kita harus hadapi trial and error beberapa kali,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa layanan kepabeanan yang sudah mulai berjalan. Namun, untuk keseluruhan masih menunggu proses penyelesaian yang ditargetkan bisa diselesaikan akhir minggu ini. [KPJ]
]]> Pengusaha pelayaran yang tergabung dalam Indonesian National Shipowners Association (INSA) mengaku kecewa atas terjadinya gangguan sistem Ditjen Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini berdampak besar pada terhambatnya pelayanan kontainer ekspor impor.
Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, pelayaran yang melakukan ekspor impor terhambat jika gangguan sistem layanan Ditjen Bea Cukai masih terus berlanjut.
Seperti diketahui, sudah seminggu ini, sistem layanan Customs Excise Information System and Automation (CEISA) di Pelabuhan Tanjung Priok mengalami gangguan. Akibat terganggunya sistem tersebut, layanan dokumen ekspor, impor, manifest dan portal pengguna jasa terkendala.
Menurutnya, terjadinya gangguan sistem IT pada CEISA bukan hanya berdampak pada kegiatan forwarding, namun karena gangguan ini berlarut-larut maka pelayaran juga merasakan imbasnya. Khususnya bagi pelayaran yang melakukan kegiatan ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok.
Gangguan sistem IT CEISA, kata Carmelita, terlihat jelas berdampak pada waktu clearance container menjadi lambat, sehingga akan berdampak pada waktu tunggu kapal di pelabuhan.
“Utamanya ini berdampak pada performance kapal, karena operasional kapal menjadi terhambat juga pada akhirnya,” katanya kepada wartawan, Jumat (16/7).
Untuk itu, ia meminta Ditjen Bea Cukai segera memberikan solusi yang bisa menjadi pengganti dari terganggunya sistem IT CEISA. Solusi dari Ditjen Bea Cukai atas persoalan ini diperlukan segera sehingga kegiatan ekspor impor kita tidak terhambat.
“Ke depan, kita juga berharap sistem IT CEISA ini tidak lagi terjadi atau ada back up sistem yang disiapkan kalau sistem ini alami gangguan,” ujarnya.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan, kerusakan sistem agak berat sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk memulihkannya.
“Penanganannya cukup bandel, sehingga kita harus hadapi trial and error beberapa kali,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa layanan kepabeanan yang sudah mulai berjalan. Namun, untuk keseluruhan masih menunggu proses penyelesaian yang ditargetkan bisa diselesaikan akhir minggu ini. [KPJ]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .