Setelah 3 Bulan Pencarian, Kotak Hitam Sriwijaya Air 182 Ditemukan

Black box alias kotak hitam yang berisi cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu akhirnya ditemukan setelah 3 bulan pencarian. Dengan penemuan CVR, maka dua bagian kotak hitam itu sudah lengkap.

Sebelumnya, pada hari keempat operasi pencarian dan pertolongan terhadap kecelakaan SJ 182, bagian kotak hitam yang berisi flight data recorder (FDR) sudah ditemukan terlebih dahulu.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, penemuan ini krusial untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. “Ini adalah suatu upaya untuk mendapat data yang lebih baik,” katanya dalam konferensi persnya di Terminal JICT Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/3).

Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) mengungkapkan, penemuan CVR tidaklah mudah. Karena, pencarian dilakukan melalui penyelaman di dasar laut. Namun, berkat kerja keras seluruh tim pencarian ini membuahkan hasil.

“Alhamdulillah semalam jam 20.00 ditemukan di tempat yang tidak jauh dari ditemukannya FDR. Kita sudah laporkan ke presiden dan kami laporkan juga untuk diberikan ke KNKT dan dilakukan tindak lanjut,” tuturnya.

Ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut terus dalam pencarian dan pemantauan, yaitu presiden, panglima TNI, Basarnas, KNKT, Polri, dan Kemenhub.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menuturkan, CVR Sriwijaya Air ditemukan pada 30 Maret 2021 sekitar pukul 20.00 WIB. Soerjanto mengatakan, untuk selanjutnya waktu antara 3 hari sampai 1 minggu untuk mengunduh data-data yang ada di dalam CVR tersebut untuk selanjutnya dianalisis.

“CVR ini nanti akan kita bawa ke lab, kita akan proses untuk pembacaan. Setelah itu akan kita lihat, akan kita bikin transkrip untuk dicocokkan dengan flight data recorder (FDR) apa yang terjadi di dalam cockpit, sehingga kita bisa menganalisa kenapa data di FDR seperti ini dan bagaimana situasi di cockpitnya,” katanya.

Soejanto mengaku bersyukur ditemukannya CVR ini. Karena, dalam kasus kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 tanpa adanya CVR akan sulit mengungkap penyebab kecelakaan pesawat tersebut.

“Ini menunjukkan kami dari pemerintah memang serius melakukan investigasi, dan sesuai pesan dari Bapak Presiden untuk membuka setransparan mungkin apa yang menjadi penyebab kecelakaan agar tidak terjadi lagi di kemudian hari,” jelasnya. [KPJ]

]]> Black box alias kotak hitam yang berisi cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu akhirnya ditemukan setelah 3 bulan pencarian. Dengan penemuan CVR, maka dua bagian kotak hitam itu sudah lengkap.

Sebelumnya, pada hari keempat operasi pencarian dan pertolongan terhadap kecelakaan SJ 182, bagian kotak hitam yang berisi flight data recorder (FDR) sudah ditemukan terlebih dahulu.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, penemuan ini krusial untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. “Ini adalah suatu upaya untuk mendapat data yang lebih baik,” katanya dalam konferensi persnya di Terminal JICT Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/3).

Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) mengungkapkan, penemuan CVR tidaklah mudah. Karena, pencarian dilakukan melalui penyelaman di dasar laut. Namun, berkat kerja keras seluruh tim pencarian ini membuahkan hasil.

“Alhamdulillah semalam jam 20.00 ditemukan di tempat yang tidak jauh dari ditemukannya FDR. Kita sudah laporkan ke presiden dan kami laporkan juga untuk diberikan ke KNKT dan dilakukan tindak lanjut,” tuturnya.

Ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut terus dalam pencarian dan pemantauan, yaitu presiden, panglima TNI, Basarnas, KNKT, Polri, dan Kemenhub.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menuturkan, CVR Sriwijaya Air ditemukan pada 30 Maret 2021 sekitar pukul 20.00 WIB. Soerjanto mengatakan, untuk selanjutnya waktu antara 3 hari sampai 1 minggu untuk mengunduh data-data yang ada di dalam CVR tersebut untuk selanjutnya dianalisis.

“CVR ini nanti akan kita bawa ke lab, kita akan proses untuk pembacaan. Setelah itu akan kita lihat, akan kita bikin transkrip untuk dicocokkan dengan flight data recorder (FDR) apa yang terjadi di dalam cockpit, sehingga kita bisa menganalisa kenapa data di FDR seperti ini dan bagaimana situasi di cockpitnya,” katanya.

Soejanto mengaku bersyukur ditemukannya CVR ini. Karena, dalam kasus kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 tanpa adanya CVR akan sulit mengungkap penyebab kecelakaan pesawat tersebut.

“Ini menunjukkan kami dari pemerintah memang serius melakukan investigasi, dan sesuai pesan dari Bapak Presiden untuk membuka setransparan mungkin apa yang menjadi penyebab kecelakaan agar tidak terjadi lagi di kemudian hari,” jelasnya. [KPJ]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories