Serap Aspirasi Daerah, Kemenkop UKM Sinergi Pemkab Kuningan

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyerap aspirasi daerah untuk penyusunan kegiatan Kemenkop UKM 2023, yang kemudian dijadikan bahan-bahan dalam rangka penyusunan kegiatan Kemenkop UKM di tahun 2023. 

Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM (Seskemenkop UKM) Arif R Rahman, melakukan kunjungan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, sekaligus melihat aktivitas pelaku UMKM dan Koperasi.

“Kegiatan ini dalam rangka menyerap aspirasi terutama di daerah, kami sekaligus juga menjajaki kegiatan apa saja yang bisa disinergikan antara Kemenkop UKM dengan Pemkab Kuningan,” kata Arif dalam keterangan resminya, Senin (16/5).

Arif menjelaskan, UMKM yang selama ini menyerap 97 persen tenaga kerja, perlu dikembangkan skala usaha nya sehingga mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi dan memberikan kesejahteraan pada pekerjanya dan masyarakat sekitar.

“Kita akan lebih fokus lagi pada UMKM yang bisa dinaikkan skala usahanya atau scalling-up,” ujar Arif.

Ia memberi contoh, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk dikembangkan lagi, tentunya dengan menaikkan skala usahanya atau biasa dikenal dengan korporatisasi pangan.

“Program ini akan menjadi salah satu prioritas Kemenkop UKM terhadap pelaku UMKM. Khususnya di daerah-daerah sentra produksi baik itu pertanian peternakan maupun pekebunan,” jelas dia.

Arif mengatakan, petani harus dikonsolidasi dan jangan dibiarkan hanya menggarap di lahan yang sempit, tetapi lebih baik terkonsolidasi salah satunya melalui melalui koperasi. Jika sudah ada koperasi, para petani dapat fokus untuk berproduksi di lahan yang juga dikonsolidasikan menjadi skala ekonomi.

“Yang berperan menjadi off taker pertama adalah koperasi (sebagai aggregator) dan melakukan pengolahan hasil panen, yang berhadapan dengan pembeli juga koperasi, sehingga harga tidak dipermainkan oleh buyer,” ujarnya.

Arif menambahkan, koperasi sebagai badan usaha yang berbadan hukum juga dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari akses terhadap sumber-sumber pembiayaan dan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk teknologi tepat guna, sampai pada hilirisasi produk (pemasaran) baik secara offline dan online.

Sementara itu, Bupati Kuningan Acep Permana dalam penyampaian program pengembangan UMKM di kabupaten Kuningan  mengatakan, Kuningan memiliki banyak potensi terutama di sektor pertanian dan pariwisata. 

Di sub sektor peternakan, kabupaten Kuningan menjadi salah satu sentra peternakan sapi di Jawa Barat. Kabupaten Kuningan merupakan penghasil susu sapi kedua terbesar setelah Pengalengan Kabupaten Bandung.

“Namun peternakan sapi di Kabupaten Kuningan punya satu hal yang perlu segera dicarikan solusi, yaitu masalah limbah sapi, yang kadang menimbulkan masalah pencemaran karena dibuang  ke sungai di musim hujan,” kata Acep.

Ia menyatakan ketertarikannya, dan segera melakukan studi banding ke  peternakan sapi terpadu Cikampek, agar segera menemukan solusi pengolahan limbah peternakan sapi  di Kabupaten Kuningan.

Acep menambahkan, sektor pariwisata berikut UMKM kuliner, home stay maupun handycraft sebagai pendukungnya, juga menjadi target pengembangan ke depannya.

Pemkab Kuningan menargetkan berdirinya 100 desa wisata yang akan menjadi daya tarik bagi wisatawan unruk berkunjung ke destinasi wisata di Kabupaten Kuningan, seperti wisata alam  Cidahu maupun Bendungan Darma.■

]]> Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyerap aspirasi daerah untuk penyusunan kegiatan Kemenkop UKM 2023, yang kemudian dijadikan bahan-bahan dalam rangka penyusunan kegiatan Kemenkop UKM di tahun 2023. 

Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM (Seskemenkop UKM) Arif R Rahman, melakukan kunjungan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, sekaligus melihat aktivitas pelaku UMKM dan Koperasi.

“Kegiatan ini dalam rangka menyerap aspirasi terutama di daerah, kami sekaligus juga menjajaki kegiatan apa saja yang bisa disinergikan antara Kemenkop UKM dengan Pemkab Kuningan,” kata Arif dalam keterangan resminya, Senin (16/5).

Arif menjelaskan, UMKM yang selama ini menyerap 97 persen tenaga kerja, perlu dikembangkan skala usaha nya sehingga mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi dan memberikan kesejahteraan pada pekerjanya dan masyarakat sekitar.

“Kita akan lebih fokus lagi pada UMKM yang bisa dinaikkan skala usahanya atau scalling-up,” ujar Arif.

Ia memberi contoh, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk dikembangkan lagi, tentunya dengan menaikkan skala usahanya atau biasa dikenal dengan korporatisasi pangan.

“Program ini akan menjadi salah satu prioritas Kemenkop UKM terhadap pelaku UMKM. Khususnya di daerah-daerah sentra produksi baik itu pertanian peternakan maupun pekebunan,” jelas dia.

Arif mengatakan, petani harus dikonsolidasi dan jangan dibiarkan hanya menggarap di lahan yang sempit, tetapi lebih baik terkonsolidasi salah satunya melalui melalui koperasi. Jika sudah ada koperasi, para petani dapat fokus untuk berproduksi di lahan yang juga dikonsolidasikan menjadi skala ekonomi.

“Yang berperan menjadi off taker pertama adalah koperasi (sebagai aggregator) dan melakukan pengolahan hasil panen, yang berhadapan dengan pembeli juga koperasi, sehingga harga tidak dipermainkan oleh buyer,” ujarnya.

Arif menambahkan, koperasi sebagai badan usaha yang berbadan hukum juga dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari akses terhadap sumber-sumber pembiayaan dan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk teknologi tepat guna, sampai pada hilirisasi produk (pemasaran) baik secara offline dan online.

Sementara itu, Bupati Kuningan Acep Permana dalam penyampaian program pengembangan UMKM di kabupaten Kuningan  mengatakan, Kuningan memiliki banyak potensi terutama di sektor pertanian dan pariwisata. 

Di sub sektor peternakan, kabupaten Kuningan menjadi salah satu sentra peternakan sapi di Jawa Barat. Kabupaten Kuningan merupakan penghasil susu sapi kedua terbesar setelah Pengalengan Kabupaten Bandung.

“Namun peternakan sapi di Kabupaten Kuningan punya satu hal yang perlu segera dicarikan solusi, yaitu masalah limbah sapi, yang kadang menimbulkan masalah pencemaran karena dibuang  ke sungai di musim hujan,” kata Acep.

Ia menyatakan ketertarikannya, dan segera melakukan studi banding ke  peternakan sapi terpadu Cikampek, agar segera menemukan solusi pengolahan limbah peternakan sapi  di Kabupaten Kuningan.

Acep menambahkan, sektor pariwisata berikut UMKM kuliner, home stay maupun handycraft sebagai pendukungnya, juga menjadi target pengembangan ke depannya.

Pemkab Kuningan menargetkan berdirinya 100 desa wisata yang akan menjadi daya tarik bagi wisatawan unruk berkunjung ke destinasi wisata di Kabupaten Kuningan, seperti wisata alam  Cidahu maupun Bendungan Darma.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories