
Sekolah Ramai-ramai Lakukan Uji Coba PTM Terbatas .
Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan dampak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang berlangsung terlalu lama. Untuk itu, melalui Surat Keputusan Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Kesehatan, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali didorong dilakukan di sekolah agar dampak PJJ mampu ditekan.
Apalagi pemerintah telah melakukan vaksinasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga diharapkan PTM terbatas dapat digelar secepatnya.
Menyikapi hal ini, Kepala Bidang Sekolah Dasar dan Pendidikan Khusus serta Layanan Khusus Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Momon Sulaeman mengatakan pihaknya telah melakukan uji coba terbatas sebelum melaksanakan proses PTM.
“Dari 7 hingga 29 April kami sudah melakukan uji coba terbatas PTM di 85 sekolah,” kata Momon saat dihubungi, Rabu (21/4).
Dia menegaskan, seluruh lembaga pendidikan di DKI Jakarta harus menerapkan protokol kesehatan ketat dalam menjalankan proses PTM.
“Dalam melaksanakan PTM sekolah wajib melaksanakan protokol kesehatan. Siswa yang datang ke sekolah adalah siswa yang sudah diizinkan oleh orang tua,” ujarnya.
Dia mengaku Dinas Pendidikan DKI Jakarta tidak pernah menunjuk sekolah untuk ikut proses PTM. Akan tetapi, seluruh sekolah memiliki kesempatan sama untuk ikut menyukseskan PTM.
“Yang penting terlebih dulu mengisi asesment mandiri di www.siapbelajarjakarta.go.id,” paparnya.
Momon merinci, terdapat dua asesment di web tersebut yang bisa diisi pihak sekolah. Yaitu asesmen siap belajar yang menyangkut kesiapan sarana prasarana sekolah dan asesment belajar dari rumah yang menyangkut kesiapan sekolah dalam melaksanakan belajar daring.
Kata dia, sejauh ini terdapat 100 sekolah yang mengisi asesment tersebut. Setelah dinyatakan lulus, perwakilan sekolah diwajibkan mengikuti pelatihan merdeka belajar dan intervensi lanjutan siap belajar.
“Dari 100 sekolah yang dinyatakan lulus 86 sekolah, peserta piloting awalnya 86 sekolah, satu sekolah mengundurkan diri sehingga piloting diikuti oleh 85 sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA, SMK dan Madrasah,” tutur Momon.
Selain itu, dia pun menjelaskan mekanisme PTM yang bakal berlangsung di Ibu Kota. Momon mengatakan, dalam sepekan satu kelas hanya diperkenankan masuk sehari. Sementara jam buka sekolah hanya 3 hari dalam sepekan.
“Untuk SD yang masuk itu kelas IV, V, dan VI. Hari Senin yang masuk kelas IV, Rabu kelas V, dan Jumat kelas VI. Hari-hari lain sekolah tutup untuk dilakukan penyemprotan disinfektan,” rincinya.
Hal serupa juga harus diterapkan di jenjang pendidikan SMP dan setingkat SMA. “Hari Senin yang masuk kelas VII atau X, Rabu kelas VIII atau XI, dan Jumat kelas IX atau XII. Siswa hanya belajar maksimal 4 jam dalam sehari,” tutur Momon. [TIM]
]]> .
Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan dampak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang berlangsung terlalu lama. Untuk itu, melalui Surat Keputusan Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Kesehatan, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali didorong dilakukan di sekolah agar dampak PJJ mampu ditekan.
Apalagi pemerintah telah melakukan vaksinasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga diharapkan PTM terbatas dapat digelar secepatnya.
Menyikapi hal ini, Kepala Bidang Sekolah Dasar dan Pendidikan Khusus serta Layanan Khusus Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Momon Sulaeman mengatakan pihaknya telah melakukan uji coba terbatas sebelum melaksanakan proses PTM.
“Dari 7 hingga 29 April kami sudah melakukan uji coba terbatas PTM di 85 sekolah,” kata Momon saat dihubungi, Rabu (21/4).
Dia menegaskan, seluruh lembaga pendidikan di DKI Jakarta harus menerapkan protokol kesehatan ketat dalam menjalankan proses PTM.
“Dalam melaksanakan PTM sekolah wajib melaksanakan protokol kesehatan. Siswa yang datang ke sekolah adalah siswa yang sudah diizinkan oleh orang tua,” ujarnya.
Dia mengaku Dinas Pendidikan DKI Jakarta tidak pernah menunjuk sekolah untuk ikut proses PTM. Akan tetapi, seluruh sekolah memiliki kesempatan sama untuk ikut menyukseskan PTM.
“Yang penting terlebih dulu mengisi asesment mandiri di www.siapbelajarjakarta.go.id,” paparnya.
Momon merinci, terdapat dua asesment di web tersebut yang bisa diisi pihak sekolah. Yaitu asesmen siap belajar yang menyangkut kesiapan sarana prasarana sekolah dan asesment belajar dari rumah yang menyangkut kesiapan sekolah dalam melaksanakan belajar daring.
Kata dia, sejauh ini terdapat 100 sekolah yang mengisi asesment tersebut. Setelah dinyatakan lulus, perwakilan sekolah diwajibkan mengikuti pelatihan merdeka belajar dan intervensi lanjutan siap belajar.
“Dari 100 sekolah yang dinyatakan lulus 86 sekolah, peserta piloting awalnya 86 sekolah, satu sekolah mengundurkan diri sehingga piloting diikuti oleh 85 sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA, SMK dan Madrasah,” tutur Momon.
Selain itu, dia pun menjelaskan mekanisme PTM yang bakal berlangsung di Ibu Kota. Momon mengatakan, dalam sepekan satu kelas hanya diperkenankan masuk sehari. Sementara jam buka sekolah hanya 3 hari dalam sepekan.
“Untuk SD yang masuk itu kelas IV, V, dan VI. Hari Senin yang masuk kelas IV, Rabu kelas V, dan Jumat kelas VI. Hari-hari lain sekolah tutup untuk dilakukan penyemprotan disinfektan,” rincinya.
Hal serupa juga harus diterapkan di jenjang pendidikan SMP dan setingkat SMA. “Hari Senin yang masuk kelas VII atau X, Rabu kelas VIII atau XI, dan Jumat kelas IX atau XII. Siswa hanya belajar maksimal 4 jam dalam sehari,” tutur Momon. [TIM]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .