Sekjen PDIP dan PAN Sepedaan Bareng Keren, Kalau Banteng Gabung Koalisi Beringin

Di tengah tensi politik Pilpres yang makin tinggi, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sepedaan bareng dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno, kemarin. Sejumlah spekulasi pun muncul. Salah satunya, kemungkinan PDIP gabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digawangi Beringin. Keren juga kalau terealisasi.

Pagi-pagi, Hasto dan Eddy sudah stand-by. Sekitar pukul 5.30 WIB, mereka sudah gowes. Jakarta masih gelap. Udara juga masih relatif bersih dan segar. Belum terlalu tercemar polusi knalpot kendaraan.

Meskipun cuma gowes, kedua sekjen ini tetap mengusung warna partai masing-masing. Hasto memakai rompi merah, dengan logo Banteng di dada kiri. Dipadu sepeda dengan kelir kombinasi merah dan hitam. Persis warnanya PDIP.

Sementara Eddy mengusung warna biru dan putih, yang merupakan warna utama PAN. Kaosnya biru, sepedanya putih.

Mereka mengambil rute ke arah Jalan Sudirman mengelilingi Gedung MPR/DPR, hingga memutar menuju Gedung Bank Indonesia. Hasto mengaku sudah lama merencanakan gowes bareng ini. Tapi tertunda terus karena berbagai kesibukan.

“Jadi, pas kontak-kontakan dengan Mas Eddy, saya langsung sanggupi bersepeda,” ujar Hasto, kemarin.

Selesai bersepeda, Hasto dan Eddy ngobrolin sejumlah hal. Termasuk isu-isu aktual. Namun, Hasto mengaku keduanya tidak membahas soal koalisi. “Kita menawarkan tidak bicara koalisi atau kerja sama parpol karena hal tersebut akan ada waktunya,” tuturnya.

Yang ada cuma cerita-cerita tentang partainya yang konsisten turun ke bawah atau akar rumput. Hingga Hasto menawarkan kerja sama peningkatan kualitas kader melalui sekolah partai. “Ide bagus itu, Mas,” respons Eddy, yang hari itu banyak cerita soal situasi dan kondisi Indonesia selama pemulihan dari pandemi Covid-19.

Akankah PDIP mau bergabung ke KIB? Bendahara Umum DPP PAN Totok Daryanto menilai, kecil kemungkinannya. Sebab, setiap parpol kepingin mengusung capres masing-masing.

 

“Tapi, kalau mau gabung KIB, ya tentu sangat senang sekali. Apalagi kalau hanya satu koalisi,” selorohnya, dalam diskusi Talkshow Lembaga Komunikasi dan Informasi (LKI) Partai Golkar dengan tema Peta Koalisi Pasca Kelahiran KIB, di Jakarta Selatan.

Sementara, Golkar tidak khawatir jika PAN akan kepincut gabung ke koalisi yang dibangun PDIP, lalu meninggalkan KIB dan terbelah. “Ketiga partai yang ada di KIB konsisten dengan kesepakatan bersama,” ujar Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, di Jakarta, kemarin.

Ia meyakini, gowes bareng Hasto dan Eddy itu hanya pertemuan individual dan informal. Sehingga tidak akan berpengaruh apa-apa bagi KIB. “Masak gara-gara gowes bareng dinilai bahaya,” tambahnya.

Sementara, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek) melihat pertemuan Hasto dan Eddy bagian dari komunikasi politik sesama sekjen partai. Namun, pertemuan itu hanya biasa-biasa, tidak formal. Ia juga tak mau ambil pusing dengan berbagai spekulasi yang ada.

“Ya kalau orang memprediksi, silakan saja. Toh KIB tidak pernah membatasi komunikasi dengan siapa pun. Apalagi dengan PDIP sesama partai koalisi,” tuturnya.

Akankah PDIP mau gabung ke KIB? Pengamat politik Adi Prayitno malah melihat sebaliknya. Yaitu KIB yang gabung ke PDIP. Sebab, magnet PDIP cukup besar, semua partai pasti akan meleleh jika partai yang dikomandoi Megawati Soekarnoputri itu membuka pintu.

“KIB bisa bubar jalan. Karena PDIP itu punya infrastruktur, mereka punya tim yang solid, punya queen dan king maker yakni Mega dan Jokowi. Kemudian mereka punya jagoan,” ucap Adi, saat dihubungi tadi malam. [SAR]

]]> Di tengah tensi politik Pilpres yang makin tinggi, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sepedaan bareng dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno, kemarin. Sejumlah spekulasi pun muncul. Salah satunya, kemungkinan PDIP gabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digawangi Beringin. Keren juga kalau terealisasi.

Pagi-pagi, Hasto dan Eddy sudah stand-by. Sekitar pukul 5.30 WIB, mereka sudah gowes. Jakarta masih gelap. Udara juga masih relatif bersih dan segar. Belum terlalu tercemar polusi knalpot kendaraan.

Meskipun cuma gowes, kedua sekjen ini tetap mengusung warna partai masing-masing. Hasto memakai rompi merah, dengan logo Banteng di dada kiri. Dipadu sepeda dengan kelir kombinasi merah dan hitam. Persis warnanya PDIP.

Sementara Eddy mengusung warna biru dan putih, yang merupakan warna utama PAN. Kaosnya biru, sepedanya putih.

Mereka mengambil rute ke arah Jalan Sudirman mengelilingi Gedung MPR/DPR, hingga memutar menuju Gedung Bank Indonesia. Hasto mengaku sudah lama merencanakan gowes bareng ini. Tapi tertunda terus karena berbagai kesibukan.

“Jadi, pas kontak-kontakan dengan Mas Eddy, saya langsung sanggupi bersepeda,” ujar Hasto, kemarin.

Selesai bersepeda, Hasto dan Eddy ngobrolin sejumlah hal. Termasuk isu-isu aktual. Namun, Hasto mengaku keduanya tidak membahas soal koalisi. “Kita menawarkan tidak bicara koalisi atau kerja sama parpol karena hal tersebut akan ada waktunya,” tuturnya.

Yang ada cuma cerita-cerita tentang partainya yang konsisten turun ke bawah atau akar rumput. Hingga Hasto menawarkan kerja sama peningkatan kualitas kader melalui sekolah partai. “Ide bagus itu, Mas,” respons Eddy, yang hari itu banyak cerita soal situasi dan kondisi Indonesia selama pemulihan dari pandemi Covid-19.

Akankah PDIP mau bergabung ke KIB? Bendahara Umum DPP PAN Totok Daryanto menilai, kecil kemungkinannya. Sebab, setiap parpol kepingin mengusung capres masing-masing.

 

“Tapi, kalau mau gabung KIB, ya tentu sangat senang sekali. Apalagi kalau hanya satu koalisi,” selorohnya, dalam diskusi Talkshow Lembaga Komunikasi dan Informasi (LKI) Partai Golkar dengan tema Peta Koalisi Pasca Kelahiran KIB, di Jakarta Selatan.

Sementara, Golkar tidak khawatir jika PAN akan kepincut gabung ke koalisi yang dibangun PDIP, lalu meninggalkan KIB dan terbelah. “Ketiga partai yang ada di KIB konsisten dengan kesepakatan bersama,” ujar Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, di Jakarta, kemarin.

Ia meyakini, gowes bareng Hasto dan Eddy itu hanya pertemuan individual dan informal. Sehingga tidak akan berpengaruh apa-apa bagi KIB. “Masak gara-gara gowes bareng dinilai bahaya,” tambahnya.

Sementara, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek) melihat pertemuan Hasto dan Eddy bagian dari komunikasi politik sesama sekjen partai. Namun, pertemuan itu hanya biasa-biasa, tidak formal. Ia juga tak mau ambil pusing dengan berbagai spekulasi yang ada.

“Ya kalau orang memprediksi, silakan saja. Toh KIB tidak pernah membatasi komunikasi dengan siapa pun. Apalagi dengan PDIP sesama partai koalisi,” tuturnya.

Akankah PDIP mau gabung ke KIB? Pengamat politik Adi Prayitno malah melihat sebaliknya. Yaitu KIB yang gabung ke PDIP. Sebab, magnet PDIP cukup besar, semua partai pasti akan meleleh jika partai yang dikomandoi Megawati Soekarnoputri itu membuka pintu.

“KIB bisa bubar jalan. Karena PDIP itu punya infrastruktur, mereka punya tim yang solid, punya queen dan king maker yakni Mega dan Jokowi. Kemudian mereka punya jagoan,” ucap Adi, saat dihubungi tadi malam. [SAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories