Saran Komisi X DPR: Sekolah Tatap Muka Dimulai Dari Paud Dan SD .

Pemerintah berencana membuka pembelajaran tatap muka di sekolah pada Juli mendatang. Komisi X DPR menyarankan agar Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) bisa menggelar tatap muka terlebih dahulu. Alasannya, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk anak PAUD dan SD banyak terkendala.

“Kita juga harus menghindari agar anak tidak kehilangan suasana bersekolah. Karena ini berbahaya untuk psikologis anak-anak,” ujar Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda, dalam peluncuran buku “Menjaga Asa di Tengah Badai Pandemi, Catatan Pendidikan, Pariwisata, dan Olahraga 2020”, di Jakarta, Rabu (10/3).

Syaiful setuju dengan rencana belajar tatap muka pada Juli mendatang. Tapi, dengan syarat pelaksanaan vaksin terhadap 5 juta guru harus tuntas. “Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) juga harus memastikan ketersediaan fasilitas prokes tersedia di sekolah sekolah,” tegas politisi PKB ini.

Kapasitas ruang kelas, lanjut Syaiful, juga maksimal terisi 50 persen, dengan durasi tatap muka cukup satu atau dua jam dalam sehari dan dalam seminggu cukup satu atau dua hari tatap muka. “Karena semangatnya adalah mengembalikan suasana sekolah pada anak anak.” kata dia

Syaiful menambahkan, pembelajaran tatap muka di sekolah hampir bisa dipastikan tidak bisa dilakukan secara serentak. Sebab, di dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Pembelajaran Tatap Muka, pemerintah daerah diberikan kewenangan soal siap atau tidaknya membuka sekolah. “Jadi hampir pasti tidak ada logika keserentakan. Di dalam SKB 3 Menteri itu memang diatur sepenuhnya siap tidaknya tergantung kewenangan daerah, dalam hal ini kabupaten/kota,” jelasnya.

Tak hanya itu, kata Syaiful, pemerintah daerah juga harus berkoordinasi dengan sangat efektif untuk memastikan kesiapan sekolah dan persetujuan orang tua atau wali murid. Ia meyakini, tingkat antisipasi dan kehati-hatian, baik sekolah maupun orang tua, sudah sangat teruji. [TIF]

]]> .
Pemerintah berencana membuka pembelajaran tatap muka di sekolah pada Juli mendatang. Komisi X DPR menyarankan agar Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) bisa menggelar tatap muka terlebih dahulu. Alasannya, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk anak PAUD dan SD banyak terkendala.

“Kita juga harus menghindari agar anak tidak kehilangan suasana bersekolah. Karena ini berbahaya untuk psikologis anak-anak,” ujar Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda, dalam peluncuran buku “Menjaga Asa di Tengah Badai Pandemi, Catatan Pendidikan, Pariwisata, dan Olahraga 2020”, di Jakarta, Rabu (10/3).

Syaiful setuju dengan rencana belajar tatap muka pada Juli mendatang. Tapi, dengan syarat pelaksanaan vaksin terhadap 5 juta guru harus tuntas. “Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) juga harus memastikan ketersediaan fasilitas prokes tersedia di sekolah sekolah,” tegas politisi PKB ini.

Kapasitas ruang kelas, lanjut Syaiful, juga maksimal terisi 50 persen, dengan durasi tatap muka cukup satu atau dua jam dalam sehari dan dalam seminggu cukup satu atau dua hari tatap muka. “Karena semangatnya adalah mengembalikan suasana sekolah pada anak anak.” kata dia

Syaiful menambahkan, pembelajaran tatap muka di sekolah hampir bisa dipastikan tidak bisa dilakukan secara serentak. Sebab, di dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Pembelajaran Tatap Muka, pemerintah daerah diberikan kewenangan soal siap atau tidaknya membuka sekolah. “Jadi hampir pasti tidak ada logika keserentakan. Di dalam SKB 3 Menteri itu memang diatur sepenuhnya siap tidaknya tergantung kewenangan daerah, dalam hal ini kabupaten/kota,” jelasnya.

Tak hanya itu, kata Syaiful, pemerintah daerah juga harus berkoordinasi dengan sangat efektif untuk memastikan kesiapan sekolah dan persetujuan orang tua atau wali murid. Ia meyakini, tingkat antisipasi dan kehati-hatian, baik sekolah maupun orang tua, sudah sangat teruji. [TIF]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories