Realisasi Investasinya Paling Tinggi, Ini 3 Kunci Jabar Tarik Investor

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap tiga kunci keberhasilan Jabar menjadi daerah penyumbang investasi terbesar di Indonesia.

Sepanjang tahun 2020 lalu Jabar menempati posisi puncak dalam realisasi investasi yakni sebesar Rp 120,4 triliun. Angka ini menjadi penyumbang terbesar realisasi nasional yang mencapai Rp 826 triliun.

Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, faktor pertama yang menyebabkan investor tertarik untuk menamankan modalnya di Jabar adalah kualitas infrastruktur.

“Hasil survey menunjukkan bahwa mereka (investor) tertarik karena keunggulan infrastruktur di Jabar,” ujarnya, Senin (12/7/2021).

Sebab, menurut Kang Emil, adanya infrastruktur seperti Pelabuhan Patimban, Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan melahirkan pusat pertumbuhan baru. Dari situ akan hadir pula investasi.

“Investasi hadir pada pusat pertumbuhan yang infrastrukturnya baik,” ucapnya.

Alasan kedua investor tertarik ke Jabar adalah produktivitas sumber daya manusia (SDM). Jabar terus berupaya mencetak SDM unggul yang dibutuhkan investor. Banyaknya perguruan tinggi di Jabar juga menjadi faktor penunjang.

“Produktivitas SDM jabar tertinggi, ini juga disukai oleh investor,” kata Kang Emil.

Faktor berikutnya yaitu kualitas pelayanan, keramahtamahan khas orang Jabar ternyata menjadi magnet investor untuk datang ke Jabar. Terbaru, sejumlah investor dari Republik Ceko datang ke Cianjur untuk menjajaki investasi di berbagai sektor.

“_Quality service_ atau pelayanan yang baik dengan ekstra servis khas keramahtamahan orang Jabar menjadi unggulan kami,” tuturnya.

Tiga kunci menarik investor ini selalu dibawanya ke berbagai forum seperti forum dubes di Jakarta maupun saat kunjungan kerja ke luar negeri.

Selain itu, semangat proaktif kepemimpinan yang Kang Emil tunjukkan juga menjadi pendorong bagi dinas dibawahnya agar bekerja lebih baik.

 

Belum lagi kemudahan investasi yang dihadirkan lewat inovasi Simpatik (Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Terpadu untuk Publik) dari DPMPTSP Jabar yang kini sudah direplikasi oleh 18 provinsi di Indonesia.

“Tiga poin tadi ditambah semangat proaktif leadership dan kemudahan lewat inovasi perizinan selalu saya bawa kemana-mana,”  katanya.

Dalam kondisi pandemi Covid-19 sekalipun investasi ke Jabar khususnya penanaman modal asing, tidak signifikan.

Kang Emil mengungkapkan, sebelum pandemi angka pengangguran Jabar 8,3 persen. Setelah pandemi tepatnya Agustus 2020 naik menjadi 10 persen, namun turun kembali ke angka 8 persen lebih di awal tahun 2021.

“Penyumbang terbesar pengurangan pengangguran itu kan dari investasi dan dalam kondisi pandemi pun investasi ke Jabar tidak turun-turun amat. Ini menunjukan investor tetap percaya,” ungkapnya.

Kinerja pelayanan satu pintu terpadu di Jabar masuk dalam tiga besar penilaian tingkat provinsi tahun 2021 oleh Kementerian Investasi/ BPKM, dimana saat ini tim penilai sedang melakukan uji petik kepada DPMPTSP Jabar. [DR]

]]> Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap tiga kunci keberhasilan Jabar menjadi daerah penyumbang investasi terbesar di Indonesia.

Sepanjang tahun 2020 lalu Jabar menempati posisi puncak dalam realisasi investasi yakni sebesar Rp 120,4 triliun. Angka ini menjadi penyumbang terbesar realisasi nasional yang mencapai Rp 826 triliun.

Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, faktor pertama yang menyebabkan investor tertarik untuk menamankan modalnya di Jabar adalah kualitas infrastruktur.

“Hasil survey menunjukkan bahwa mereka (investor) tertarik karena keunggulan infrastruktur di Jabar,” ujarnya, Senin (12/7/2021).

Sebab, menurut Kang Emil, adanya infrastruktur seperti Pelabuhan Patimban, Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan melahirkan pusat pertumbuhan baru. Dari situ akan hadir pula investasi.

“Investasi hadir pada pusat pertumbuhan yang infrastrukturnya baik,” ucapnya.

Alasan kedua investor tertarik ke Jabar adalah produktivitas sumber daya manusia (SDM). Jabar terus berupaya mencetak SDM unggul yang dibutuhkan investor. Banyaknya perguruan tinggi di Jabar juga menjadi faktor penunjang.

“Produktivitas SDM jabar tertinggi, ini juga disukai oleh investor,” kata Kang Emil.

Faktor berikutnya yaitu kualitas pelayanan, keramahtamahan khas orang Jabar ternyata menjadi magnet investor untuk datang ke Jabar. Terbaru, sejumlah investor dari Republik Ceko datang ke Cianjur untuk menjajaki investasi di berbagai sektor.

“_Quality service_ atau pelayanan yang baik dengan ekstra servis khas keramahtamahan orang Jabar menjadi unggulan kami,” tuturnya.

Tiga kunci menarik investor ini selalu dibawanya ke berbagai forum seperti forum dubes di Jakarta maupun saat kunjungan kerja ke luar negeri.

Selain itu, semangat proaktif kepemimpinan yang Kang Emil tunjukkan juga menjadi pendorong bagi dinas dibawahnya agar bekerja lebih baik.

 

Belum lagi kemudahan investasi yang dihadirkan lewat inovasi Simpatik (Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Terpadu untuk Publik) dari DPMPTSP Jabar yang kini sudah direplikasi oleh 18 provinsi di Indonesia.

“Tiga poin tadi ditambah semangat proaktif leadership dan kemudahan lewat inovasi perizinan selalu saya bawa kemana-mana,”  katanya.

Dalam kondisi pandemi Covid-19 sekalipun investasi ke Jabar khususnya penanaman modal asing, tidak signifikan.

Kang Emil mengungkapkan, sebelum pandemi angka pengangguran Jabar 8,3 persen. Setelah pandemi tepatnya Agustus 2020 naik menjadi 10 persen, namun turun kembali ke angka 8 persen lebih di awal tahun 2021.

“Penyumbang terbesar pengurangan pengangguran itu kan dari investasi dan dalam kondisi pandemi pun investasi ke Jabar tidak turun-turun amat. Ini menunjukan investor tetap percaya,” ungkapnya.

Kinerja pelayanan satu pintu terpadu di Jabar masuk dalam tiga besar penilaian tingkat provinsi tahun 2021 oleh Kementerian Investasi/ BPKM, dimana saat ini tim penilai sedang melakukan uji petik kepada DPMPTSP Jabar. [DR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories