Rawan Terpapar Covid-19 Para Lansia Harus Divaksinasi Secepatnya

Vaksinasi Covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia) di DKI Jakarta dan Jawa Tengah cukup bagus, dengan didirikan­nya sentra-sentra vaksinasi. Namun, tidak begitu dengan sejumlah provinsi lainnya.

“Provinsi-provinsi lain porsi lansianya masih sangat kecil. Padahal ini adalah orang-orang yang paling rawan terkena Covid-19,” ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, kemarin.

Jumlah lansia yang divaksinasi, juga masih tertinggal dari pelayan publik seperti dosen, wartawan, bankir, bahkan politikus. Apa sih kendalanya? Menurut Menkes, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi lansia cukup sulit dilaksanakan karena sebagian dari mereka merasa ragu untuk divaksinasi. Selain itu, para lansia ini juga sudah tak terbiasa untuk bepergian keluar rumah.

Mengatasinya, pemerintah tengah menyiapkan model pelaksanaan vaksinasi yang dapat memudahkan lansia.

Langkah lain, Budi mengim­bau para anak muda untuk mengajak anggota keluarganya yang lansia untuk menjalani vaksinasi.

Budi menyatakan akan segera mengeluarkan kebijakan satu orang muda atau relawan, boleh disuntik asal membawa dua orang tua (lansia).

“Tolong dibantu semua orang tuanya, kakeknya, neneknya, mertua, tante, semua yang di atas 60 tahun, semua segera diajak untuk divaksinasi,” imbaunya.

Selain itu, Budi juga sudah berpesan kepada kepala daerah dan Kapolda agar program vak­sinasi Covid-19 bagi lansia di­percepat. Sebab, diingatkannya, dari 100 persen pasien Covid-19 yang meninggal, separuhnya atau 50 persen adalah lansia.

 

Karena itu, pemerintah akan tetap memprioritaskan lansia.

Apalagi, kini strain Corona B 117 sudah masuk di Indonesia. Ada tujuh kasus mutasi virus Corona itu yang masuk dari Timur Tengah. Jika strain ini lebih dominan, maka penyeba­rannya akan lebih cepat.

Orang tua yang belum divak­sinasi akan lebih rentan terpapar. Rumah sakit akan penuh kem­bali. “Sementara kalau orang tua ini sudah divaksin, kita akan bisa menekan jumlah perawatan di rumah sakit,” bebernya.

Pemerintah juga tengah mengidentifikasi daerah-daerah terbanyak yang menjadi tujuan mudik. Nantinya, di daerah-daerah tersebut pelaksanaan vak­sinasi dapat dipercepat, khusus­nya terhadap lansia.

Meski mudik sudah dilarang pemerintah, Budi tak yakin pera­turan itu bakal dituruti semua orang. “Lansianya kita vaksin duluan supaya lebih kebal kalau cucunya atau anaknya pulang,” ucap Budi.

Meski begitu, dia mengimbau untuk masyarakat tidak larut da­lam euforia setelah divaksinasi. Disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), tetap yang utama.

“Kenapa Portugal dan Inggris bisa menekan Covid-19? Karena disiplin. Mereka angka vaksi­nasinya tinggi tapi tetap men­jalankan aktivitas terbatas,” tandasnya. [DIR]

]]> Vaksinasi Covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia) di DKI Jakarta dan Jawa Tengah cukup bagus, dengan didirikan­nya sentra-sentra vaksinasi. Namun, tidak begitu dengan sejumlah provinsi lainnya.

“Provinsi-provinsi lain porsi lansianya masih sangat kecil. Padahal ini adalah orang-orang yang paling rawan terkena Covid-19,” ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, kemarin.

Jumlah lansia yang divaksinasi, juga masih tertinggal dari pelayan publik seperti dosen, wartawan, bankir, bahkan politikus. Apa sih kendalanya? Menurut Menkes, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi lansia cukup sulit dilaksanakan karena sebagian dari mereka merasa ragu untuk divaksinasi. Selain itu, para lansia ini juga sudah tak terbiasa untuk bepergian keluar rumah.

Mengatasinya, pemerintah tengah menyiapkan model pelaksanaan vaksinasi yang dapat memudahkan lansia.

Langkah lain, Budi mengim­bau para anak muda untuk mengajak anggota keluarganya yang lansia untuk menjalani vaksinasi.

Budi menyatakan akan segera mengeluarkan kebijakan satu orang muda atau relawan, boleh disuntik asal membawa dua orang tua (lansia).

“Tolong dibantu semua orang tuanya, kakeknya, neneknya, mertua, tante, semua yang di atas 60 tahun, semua segera diajak untuk divaksinasi,” imbaunya.

Selain itu, Budi juga sudah berpesan kepada kepala daerah dan Kapolda agar program vak­sinasi Covid-19 bagi lansia di­percepat. Sebab, diingatkannya, dari 100 persen pasien Covid-19 yang meninggal, separuhnya atau 50 persen adalah lansia.

 

Karena itu, pemerintah akan tetap memprioritaskan lansia.

Apalagi, kini strain Corona B 117 sudah masuk di Indonesia. Ada tujuh kasus mutasi virus Corona itu yang masuk dari Timur Tengah. Jika strain ini lebih dominan, maka penyeba­rannya akan lebih cepat.

Orang tua yang belum divak­sinasi akan lebih rentan terpapar. Rumah sakit akan penuh kem­bali. “Sementara kalau orang tua ini sudah divaksin, kita akan bisa menekan jumlah perawatan di rumah sakit,” bebernya.

Pemerintah juga tengah mengidentifikasi daerah-daerah terbanyak yang menjadi tujuan mudik. Nantinya, di daerah-daerah tersebut pelaksanaan vak­sinasi dapat dipercepat, khusus­nya terhadap lansia.

Meski mudik sudah dilarang pemerintah, Budi tak yakin pera­turan itu bakal dituruti semua orang. “Lansianya kita vaksin duluan supaya lebih kebal kalau cucunya atau anaknya pulang,” ucap Budi.

Meski begitu, dia mengimbau untuk masyarakat tidak larut da­lam euforia setelah divaksinasi. Disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), tetap yang utama.

“Kenapa Portugal dan Inggris bisa menekan Covid-19? Karena disiplin. Mereka angka vaksi­nasinya tinggi tapi tetap men­jalankan aktivitas terbatas,” tandasnya. [DIR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories