Rangkul IJBC, Demi Percepatan Pembangunan Sumbar

Kapasitas fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya 35,4 persen, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) penting kolaborasi dengan daerah lain dan pihak ketiga demi percepatan pembangunan Sumbar. Salah satunya dengan Indonesia Jordan Business Council (IJBC).

Kapasitas Fiskal adalah gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah yang dicerminkan melalui penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (tidak termasuk dana alokasi khusus, dana darurat, dana pinjaman lama, dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran tertentu) untuk membiayai tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin.

Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan, berdasarkan APBD 2021, dari total Rp 6,5 triliun APBD Sumbar, pendapatan asli daerah (PAD) Sumbar hanya, Rp 2,3 triliun (35,4%), sisanya dari pemerintah pusat. Selain itu, pada 2020 pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat minus 1,6%.

Dengan keterbatasan tersebut, kata Audy, Sumbar harus jeli menangkap setiap peluang yang bisa menjadi sumber daya untuk membangkitkan kembali ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, terutama setelah terdampak pandemi Covid-19.

“Sebuah tantangan bagi Sumbar untuk aktif dan kreatif merancang berbagai strategi untuk mencari sumber  anggaran untuk kepentingan pembiayaan pelayanan publik,” katanya dalam Acara Penanda tanganan Kesepakatan Bersama antara Pemerintahan Provinsi Sumbar dengan Indonesia Jordan Busness Council (IJBC), di Jakarta, Senin (5/4/2021).

Hadir dalam acara itu, Presiden IJBC Mayra Andrea, Direktur Jendral Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri diwakili Direktur Pembantuan dan kerja sama Kementerian Dalam Negeri, Nita Efeiliana, serta Kepala Direktorat Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Bagus Hendraning Kabarsyih.

“Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yaitu dengan menjalin kerja sama, dengan daerah lain, dengan pihak ketiga, kerja sama dengan pemerintah di luar negeri dan kerja sama dengan lembaga di luar negeri seperti dengan Indonesia Jordan Business Council ini,” kata Wagub kelahiran 16 Mei 1983 itu.

Ia optimistis, menjalin kerja sama dengan IJBC adalah sebuah peluang emas untuk percepatan pembangunan di Sumbar terutama di bidang pariwisata, perdagangan, pertanian, pendidikan, dan energi. “Kita berharap IJBC dapat menjadi fasilitator dalam mengembangkan sektor bisnis di Sumatera Barat,” harapnya.

Audy katakan, atas nama Pemprov Sumbar mengucapkan terima kasih kepada Kemendari dan Kemlu serta Kemendag. “Kami sangat berharap dukungan dari kementerian terkait untuk memfasilitasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam menindaklanjuti Kesepakatan Bersama ini demi terwujudnya percepatan pembangunan di Sumatera Barat,” imbuhnya.

Sumbar merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sumber daya alam seperti hasil pertanian, perkebunan, energi terbarukan, dan pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk yang berdaya saing di pasar internasional. Hal ini juga didukung oleh keadaan geografis yang strategis di pesisir barat Sumatera, dan Sumbar berpotensi untuk menjadi pusat pertumbuhan (center of growth).[MEL]

]]> Kapasitas fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya 35,4 persen, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) penting kolaborasi dengan daerah lain dan pihak ketiga demi percepatan pembangunan Sumbar. Salah satunya dengan Indonesia Jordan Business Council (IJBC).

Kapasitas Fiskal adalah gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah yang dicerminkan melalui penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (tidak termasuk dana alokasi khusus, dana darurat, dana pinjaman lama, dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran tertentu) untuk membiayai tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin.

Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan, berdasarkan APBD 2021, dari total Rp 6,5 triliun APBD Sumbar, pendapatan asli daerah (PAD) Sumbar hanya, Rp 2,3 triliun (35,4%), sisanya dari pemerintah pusat. Selain itu, pada 2020 pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat minus 1,6%.

Dengan keterbatasan tersebut, kata Audy, Sumbar harus jeli menangkap setiap peluang yang bisa menjadi sumber daya untuk membangkitkan kembali ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, terutama setelah terdampak pandemi Covid-19.

“Sebuah tantangan bagi Sumbar untuk aktif dan kreatif merancang berbagai strategi untuk mencari sumber  anggaran untuk kepentingan pembiayaan pelayanan publik,” katanya dalam Acara Penanda tanganan Kesepakatan Bersama antara Pemerintahan Provinsi Sumbar dengan Indonesia Jordan Busness Council (IJBC), di Jakarta, Senin (5/4/2021).

Hadir dalam acara itu, Presiden IJBC Mayra Andrea, Direktur Jendral Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri diwakili Direktur Pembantuan dan kerja sama Kementerian Dalam Negeri, Nita Efeiliana, serta Kepala Direktorat Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Bagus Hendraning Kabarsyih.

“Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yaitu dengan menjalin kerja sama, dengan daerah lain, dengan pihak ketiga, kerja sama dengan pemerintah di luar negeri dan kerja sama dengan lembaga di luar negeri seperti dengan Indonesia Jordan Business Council ini,” kata Wagub kelahiran 16 Mei 1983 itu.

Ia optimistis, menjalin kerja sama dengan IJBC adalah sebuah peluang emas untuk percepatan pembangunan di Sumbar terutama di bidang pariwisata, perdagangan, pertanian, pendidikan, dan energi. “Kita berharap IJBC dapat menjadi fasilitator dalam mengembangkan sektor bisnis di Sumatera Barat,” harapnya.

Audy katakan, atas nama Pemprov Sumbar mengucapkan terima kasih kepada Kemendari dan Kemlu serta Kemendag. “Kami sangat berharap dukungan dari kementerian terkait untuk memfasilitasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam menindaklanjuti Kesepakatan Bersama ini demi terwujudnya percepatan pembangunan di Sumatera Barat,” imbuhnya.

Sumbar merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sumber daya alam seperti hasil pertanian, perkebunan, energi terbarukan, dan pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk yang berdaya saing di pasar internasional. Hal ini juga didukung oleh keadaan geografis yang strategis di pesisir barat Sumatera, dan Sumbar berpotensi untuk menjadi pusat pertumbuhan (center of growth).[MEL]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories