
PUPR Siapkan Rp 338 Miliar Untuk Relokasi Rumah Warga Di NTT
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan menganggarkan Rp 338 miliar untuk pembangunan rumah bagi warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Adonara dan Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat (9/4) lalu,
Ketua Satgas Penanganan Bencana PUPR di NTT dan NTB, Widiarto mengaku, telah menghitung perkiraan kebutuhan biaya program pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dalam rangka relokasi permukiman bagi korban bencana di NTT.
Anggaran tersebut, diperkirakan Rp 338 miliar untuk pembangunan sebanyak 1000 unit RISHA, terdiri dari di Lembata sebanyak 700 unit dan Adonara sebanyak 300 unit.
“Tetapi perkembangan pasti angkanya akan terus berkembang setelah survei detail dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat,” kata Widiarto, Rabu (28/4).
Widiarto mengungkapkan, hingga saat ini terdapat 4 lokasi tambahan usulan baru dari pemda yang sebaiknya direlokasi pasca bencana di NTT, yaitu di Kabupaten Kupang sekitar 14 unit rumah, Kota Kupang sekitar 530 unit rumah , Kabupaten Alor sekitar 599 unit rumah, dan Kabupaten Rote Ndao sebanyak 153 unit rumah.
“Relokasi perlu dilakukan karena lokasi permukiman warga terdampak bencana saat ini berada di jalur debris aliran sungai yang sudah dipenuhi bebatuan, sehingga risikonya sangat tinggi jika kembali tinggal di sana,” ujar Widiarto.
Widiarto menambahkan, berdasarkan informasi sementara, untuk di Adonara sudah ada dua alternatif lokasi yang disiapkan, sedangkan di Lembata juga sudah siap tanah Pemda, namun lokasinya masih akan dikomunikasikan dengan masyarakat setempat.
“Kami akan terus melakukan komunikasi dengan masyarakat setempat, karena memindahkan tempat tinggal juga harus menangani masalah sosial bukan hanya masalah teknis saja, di mana salah satu syaratnya lokasinya harus aman dari risiko bencana,” kata Widiarto. [MFA]
]]> Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan menganggarkan Rp 338 miliar untuk pembangunan rumah bagi warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Adonara dan Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat (9/4) lalu,
Ketua Satgas Penanganan Bencana PUPR di NTT dan NTB, Widiarto mengaku, telah menghitung perkiraan kebutuhan biaya program pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dalam rangka relokasi permukiman bagi korban bencana di NTT.
Anggaran tersebut, diperkirakan Rp 338 miliar untuk pembangunan sebanyak 1000 unit RISHA, terdiri dari di Lembata sebanyak 700 unit dan Adonara sebanyak 300 unit.
“Tetapi perkembangan pasti angkanya akan terus berkembang setelah survei detail dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat,” kata Widiarto, Rabu (28/4).
Widiarto mengungkapkan, hingga saat ini terdapat 4 lokasi tambahan usulan baru dari pemda yang sebaiknya direlokasi pasca bencana di NTT, yaitu di Kabupaten Kupang sekitar 14 unit rumah, Kota Kupang sekitar 530 unit rumah , Kabupaten Alor sekitar 599 unit rumah, dan Kabupaten Rote Ndao sebanyak 153 unit rumah.
“Relokasi perlu dilakukan karena lokasi permukiman warga terdampak bencana saat ini berada di jalur debris aliran sungai yang sudah dipenuhi bebatuan, sehingga risikonya sangat tinggi jika kembali tinggal di sana,” ujar Widiarto.
Widiarto menambahkan, berdasarkan informasi sementara, untuk di Adonara sudah ada dua alternatif lokasi yang disiapkan, sedangkan di Lembata juga sudah siap tanah Pemda, namun lokasinya masih akan dikomunikasikan dengan masyarakat setempat.
“Kami akan terus melakukan komunikasi dengan masyarakat setempat, karena memindahkan tempat tinggal juga harus menangani masalah sosial bukan hanya masalah teknis saja, di mana salah satu syaratnya lokasinya harus aman dari risiko bencana,” kata Widiarto. [MFA]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .