Prof. Soebroto: Hulu Migas Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Menteri Pertambangan dan Energi periode 1978-1988, Prof. Soebroto menyebut, industri hulu migas masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dia  mendorong pemegang kepentingan daerah atau Kepala Daerah mendukung industri migas guna mewujudkan target 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.

Prof Soebroto mengatakan, pekerja dan masyarakat yang mendukung industri hulu migas sebagai pejuang migas.

“Selamat berjuang, industri migas bukanlah sunset industri, tapi sunrise industri,” ujar begawan migas ini membakar semangat peserta 2nd Northern Sumatra Forum di Medan, Kamis (27/10).

Pria 99 tahun itu juga mengajak SKK Migas, KKKS dan stakeholder migas dan masyarakat, untuk tetap bersemangat menuju Indonesia Emas 2045. 2nd Northern Sumatra Forum secara resmi dibuka hari ini secara bersama-sama oleh Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansyarullah, Gubernur Riau diwakili Kadis ESDM Evarefita, Gubernur Kepri diwakili Kadis ESDM Darwin, dan Gubernur Aceh diwakili oleh Mahdinur.

Dalam sambutannya Fatar Yani Abdurrahman menyampaikan, para stakeholder harus bersatu dalam semangat kebangsaan dan langkah bersama untuk menjalankan kegiatan industri hulu migas ke depan yang cukup menantang.

“Perlu semangat dan kerja keras untuk menemukan sumber tambahan produksi migas dan cadangan migas yang baru melalui kegiatan eksplorasi dan pengeboran pengembangan yang masif di seluruh WK Migas di Indonesia khususnya di Sumbagut, untuk mencapai visi hulu migas 2030,” ujarnya.

Dia mengajak, semua pihak untuk terus bergandengan tangan dan sinergi antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan Industri Hulu Migas di Wilayah Sumbagut untuk mencapai target nasional yang tentunya akan berdampak ke daerah. ■

]]> Menteri Pertambangan dan Energi periode 1978-1988, Prof. Soebroto menyebut, industri hulu migas masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dia  mendorong pemegang kepentingan daerah atau Kepala Daerah mendukung industri migas guna mewujudkan target 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.

Prof Soebroto mengatakan, pekerja dan masyarakat yang mendukung industri hulu migas sebagai pejuang migas.

“Selamat berjuang, industri migas bukanlah sunset industri, tapi sunrise industri,” ujar begawan migas ini membakar semangat peserta 2nd Northern Sumatra Forum di Medan, Kamis (27/10).

Pria 99 tahun itu juga mengajak SKK Migas, KKKS dan stakeholder migas dan masyarakat, untuk tetap bersemangat menuju Indonesia Emas 2045. 2nd Northern Sumatra Forum secara resmi dibuka hari ini secara bersama-sama oleh Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansyarullah, Gubernur Riau diwakili Kadis ESDM Evarefita, Gubernur Kepri diwakili Kadis ESDM Darwin, dan Gubernur Aceh diwakili oleh Mahdinur.

Dalam sambutannya Fatar Yani Abdurrahman menyampaikan, para stakeholder harus bersatu dalam semangat kebangsaan dan langkah bersama untuk menjalankan kegiatan industri hulu migas ke depan yang cukup menantang.

“Perlu semangat dan kerja keras untuk menemukan sumber tambahan produksi migas dan cadangan migas yang baru melalui kegiatan eksplorasi dan pengeboran pengembangan yang masif di seluruh WK Migas di Indonesia khususnya di Sumbagut, untuk mencapai visi hulu migas 2030,” ujarnya.

Dia mengajak, semua pihak untuk terus bergandengan tangan dan sinergi antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan Industri Hulu Migas di Wilayah Sumbagut untuk mencapai target nasional yang tentunya akan berdampak ke daerah. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories