Prodia Terus Kembangkan Layanan Pemeriksaan Genetik
PT Prodia Widyahusada Tbk terus menunjukkan kepeduliannya kepada komunitas penyandang penyakit langka. Salah satu caranya ialah memberikan bantuan pemeriksaan chromosomal microarray analysis (CMA) kepada Indonesia Rare Disorders (IRD) Community.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty berharap pemeriksaan CMA itu bermanfaat bagi penyandang penyakit langka dan kelainan genetik. Prodia berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan pemeriksaan genomik termasuk pemeriksaan genetik penyakit langka,” ujarnya Rabu (16/12).
Ia menambahkan, pihaknya juga mendukung layanan P4 medicine yang terdiri dari prediktif, preventif, personal, dan partisipatif. Pemeriksaan CMA sendiri bertujuan mendeteksi adanya penyakit yang disebabkan perubahan jumlah salinan materi genetik pada seseorang.
Hasil pemeriksaan CMA terhadap 40 anggota IRD ini memberikan diagnosis bagi 10 dari 40 pasien. Hanya empat dari sepuluh pasien yang memiliki diagnosis awal yang sesuai dengan hasil CMA. Dengan demikian CMA meningkatkan tingkat diagnosis yang sebelumnya hanya sepuluh persen menjadi 25 persen pada 40 pasien yang diperiksa.
Sementara itu, Profesor Sultana MH. Faradz mengatakan, pemeriksaan analisis kromosom memegang peranan yang penting untuk deteksi dini kelainan genetik yang merupakan penyebab utama penyakit langka.
“Pemeriksaan analisis kromosom atau yang dikenal dengan karyotyping bertujuan untuk mengetahui jumlah, struktur dan morfologi kromosom,” ungkapnya.
Head of Molecular Predictive & Diagnostic Lab Prodia Winny menjelaskan, salah satu kunci keberhasilan penanganan penyakit langka ialah mengetahui kelainan yang terjadi dan implikasinya terhadap pasien.
Ia mengatakan pemeriksaan CMA dapat menyediakan informasi terkait kedua hal itu untuk pasien dengan disabilitas intelektual, autisme dan kelainan bawaan. [SRI]
]]> PT Prodia Widyahusada Tbk terus menunjukkan kepeduliannya kepada komunitas penyandang penyakit langka. Salah satu caranya ialah memberikan bantuan pemeriksaan chromosomal microarray analysis (CMA) kepada Indonesia Rare Disorders (IRD) Community.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty berharap pemeriksaan CMA itu bermanfaat bagi penyandang penyakit langka dan kelainan genetik. Prodia berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan pemeriksaan genomik termasuk pemeriksaan genetik penyakit langka,” ujarnya Rabu (16/12).
Ia menambahkan, pihaknya juga mendukung layanan P4 medicine yang terdiri dari prediktif, preventif, personal, dan partisipatif. Pemeriksaan CMA sendiri bertujuan mendeteksi adanya penyakit yang disebabkan perubahan jumlah salinan materi genetik pada seseorang.
Hasil pemeriksaan CMA terhadap 40 anggota IRD ini memberikan diagnosis bagi 10 dari 40 pasien. Hanya empat dari sepuluh pasien yang memiliki diagnosis awal yang sesuai dengan hasil CMA. Dengan demikian CMA meningkatkan tingkat diagnosis yang sebelumnya hanya sepuluh persen menjadi 25 persen pada 40 pasien yang diperiksa.
Sementara itu, Profesor Sultana MH. Faradz mengatakan, pemeriksaan analisis kromosom memegang peranan yang penting untuk deteksi dini kelainan genetik yang merupakan penyebab utama penyakit langka.
“Pemeriksaan analisis kromosom atau yang dikenal dengan karyotyping bertujuan untuk mengetahui jumlah, struktur dan morfologi kromosom,” ungkapnya.
Head of Molecular Predictive & Diagnostic Lab Prodia Winny menjelaskan, salah satu kunci keberhasilan penanganan penyakit langka ialah mengetahui kelainan yang terjadi dan implikasinya terhadap pasien.
Ia mengatakan pemeriksaan CMA dapat menyediakan informasi terkait kedua hal itu untuk pasien dengan disabilitas intelektual, autisme dan kelainan bawaan. [SRI]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RMCO.ID .