Potensi Energi Hayati Cukup Besar DPR Dan DEN Dukung Upaya Penurunan Emisi Karbon

Senayan mendukung upaya pemerintah mewujudkan energi bersih sebagai komitmen dalam penurunan emisi karbon secara global. Namun, komitmen tersebut diharapkan tidak sampai mengabaikan sumber energi yang sudah ada.

“Saya sangat setuju kita akan main di zero carbon, tapi bukan berarti menelantarkan barang yang kita miliki secara melimpah di negara kita,” kata anggota Komisi VII DPR Maman Abdurrahman di Gedung Parlemen, Kamis (27/5).

Maman menuturkan, negara saat ini memiliki sumber daya energi dari bahan fosil yang cukup. Seperti, batu bara, gas dan minyak. Sumber daya ini jangan sampai ditelantarkan karena desakan global untuk energi terbarukan.

Sementara, anggota Komisi VII DPR Willy Midel menilai, pemerintah tidak perlu terlalu terbawa pengaruh dunia terkait energi.

“Menurut saya kita tetap ikuti, tapi kita perlu juga membuat zona penghasil energi untuk tidak disamakan dengan yang bukan penghasil energi,” jelasnya.

Sementara, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha melihat potensi sumber energi nabati saat ini cukup besar. Karena itu, dia menghargai upaya dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperkuat kedaulatan energi nasional melalui pengembangan energi nabati.

Menurutnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo punya tekad yang sama dengan DEN untuk merealisasikan program Bahan Bakar Nabati (BBN) terkait penurunan emisi karbon.

“Beliau ingin merealisasikan visi dan misi DEN dalam mencapai target bauran energi nasional,” kata Satya di Jakarta, kemarin.

Satya bilang, DEN telah melakukan pertemuan secara online dengan Menteri Syahrul pekan lalu.

“Saya menyambut baik ajakan Mentan yang langsung aksi dan realisasi pengurangan emisi karbon dengan penggunaan BBN baik lewat tanaman prioritas atau pun yang lain,” jelasnya.

Lebih lanjut, Satya menuturkan, dalam pertemuan dengan Mentan juga dipresentasikan secara singkat mengenai struktur dan tugas DEN serta pemaparan mengenai Renstra DEN Periode 2021-2025.

Ada pun kunjungan kerja ini untuk mendapatkan masukan penyempurnaan Rencana Strategis (Renstra) DEN 2021-2025, khususnya terkait dengan kebijakan lintas sektoral Kementan dalam mencapai target bauran energi nasional.

Sementara, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya telah melakukan be­berapa kegiatan terkait pengembangan energi baru terbarukan. Yaitu, penyediaan bahan baku bioenergi dengan pengembangan komoditas bahan baku bioenergi yang sudah ditanam secara luas, seperti kelapa sawit.

Selain itu juga, dilakukan pengkajian dan pengembangan komoditas potensial penghasil bioenergi seperti jarak pagar dan kemiri sunan, pemanfaatan biomassa limbah pertanian, dan pengembangan biogas dari kotoran ternak yang dilakukan secara bertahap. [KAL]

]]> Senayan mendukung upaya pemerintah mewujudkan energi bersih sebagai komitmen dalam penurunan emisi karbon secara global. Namun, komitmen tersebut diharapkan tidak sampai mengabaikan sumber energi yang sudah ada.

“Saya sangat setuju kita akan main di zero carbon, tapi bukan berarti menelantarkan barang yang kita miliki secara melimpah di negara kita,” kata anggota Komisi VII DPR Maman Abdurrahman di Gedung Parlemen, Kamis (27/5).

Maman menuturkan, negara saat ini memiliki sumber daya energi dari bahan fosil yang cukup. Seperti, batu bara, gas dan minyak. Sumber daya ini jangan sampai ditelantarkan karena desakan global untuk energi terbarukan.

Sementara, anggota Komisi VII DPR Willy Midel menilai, pemerintah tidak perlu terlalu terbawa pengaruh dunia terkait energi.

“Menurut saya kita tetap ikuti, tapi kita perlu juga membuat zona penghasil energi untuk tidak disamakan dengan yang bukan penghasil energi,” jelasnya.

Sementara, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha melihat potensi sumber energi nabati saat ini cukup besar. Karena itu, dia menghargai upaya dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperkuat kedaulatan energi nasional melalui pengembangan energi nabati.

Menurutnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo punya tekad yang sama dengan DEN untuk merealisasikan program Bahan Bakar Nabati (BBN) terkait penurunan emisi karbon.

“Beliau ingin merealisasikan visi dan misi DEN dalam mencapai target bauran energi nasional,” kata Satya di Jakarta, kemarin.

Satya bilang, DEN telah melakukan pertemuan secara online dengan Menteri Syahrul pekan lalu.

“Saya menyambut baik ajakan Mentan yang langsung aksi dan realisasi pengurangan emisi karbon dengan penggunaan BBN baik lewat tanaman prioritas atau pun yang lain,” jelasnya.

Lebih lanjut, Satya menuturkan, dalam pertemuan dengan Mentan juga dipresentasikan secara singkat mengenai struktur dan tugas DEN serta pemaparan mengenai Renstra DEN Periode 2021-2025.

Ada pun kunjungan kerja ini untuk mendapatkan masukan penyempurnaan Rencana Strategis (Renstra) DEN 2021-2025, khususnya terkait dengan kebijakan lintas sektoral Kementan dalam mencapai target bauran energi nasional.

Sementara, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya telah melakukan be­berapa kegiatan terkait pengembangan energi baru terbarukan. Yaitu, penyediaan bahan baku bioenergi dengan pengembangan komoditas bahan baku bioenergi yang sudah ditanam secara luas, seperti kelapa sawit.

Selain itu juga, dilakukan pengkajian dan pengembangan komoditas potensial penghasil bioenergi seperti jarak pagar dan kemiri sunan, pemanfaatan biomassa limbah pertanian, dan pengembangan biogas dari kotoran ternak yang dilakukan secara bertahap. [KAL]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories