
Post Title
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menjelaskan lebih detail mengenai potongan video viral berisi percakapan dirinya dengan Presiden Jokowi jelang acara Nusantara Bersatu, di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (26/11). Menurutnya, video tersebut tidak utuh, sehingga yang menonton bisa salah persepsi.
“Video itu tidak utuh, dipotong, sehingga yang menonton bisa sesat konteks,” kata Benny, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Benny menuturkan, percakapannya dengan Jokowi dilakukan sebelum acara Nusantara Bersatu dimulai. Di setiap kesempatan bertemu Jokowi, relawan selalu diberikan kesempatan menyampaikan catatan dan masukan apa saja, terkait program Pemerintah yang dianggap belum jalan, aspirasi masyarakat daerah, dan agenda kerakyatan, baik politik, hukum, ekonomi, maupun sosial.
“Nah, pada momen itu, bagian saya, masuk bicara soal kebangsaan. Saya sampaikan situasi saat ini apa adanya. Yakni, kelompok-kelompok yang selama ini menyerang Pemerintah, masih terus menggunakan berbagai cara seperti menyebarkan kebencian, berita hoaks, fitnah, hasut, adu-domba yang terkadang menggunakan sentimen suku dan agama,” papar Benny.
Teranyar, lanjut Benny, kelompok-kelompok tersebut, tidak hanya menyerang Presiden, tapi menyeret Ibu Negara Iriana Jokowi. Ditegaskan Benny, masalah kebangsaan itu harus disikapi karena mengancam serius keutuhan bangsa.
“Saya sampaikan ke Presiden, caranya melalui penegakan hukum. Artinya, kami memandang penegakan hukum masih lemah terhadap pihak-pihak itu,” ungkap Benny.
Soal izin tempur, dijelaskan Benny, dia mengilustrasikan ke Presiden, bahwa pihaknya bisa menghadapi kelompok tersebut dengan cara yang mereka lakukan selama ini. “Jangan berpikir hanya mereka yang bisa memobilisasi massa, turun ke jalan, mencaci maki, melakukan penghinaan. Kita juga bisa. Tapi, usulan kami ke Presiden melalui penegakan hukum,” tegasnya.
Benny menekankan, dirinya gemas dan geram dengan kelompok-kelompok yang terus menyerang Pemerintah dengan cara yang melanggar hukum. “Mana ada sih anak bangsa yang cinta negeri ini tidak marah melihat bangsanya ingin dihancurkan melalui politik adu domba, kebohongan, hoaks dan menghina simbol negara,” pungkasnya.■
]]> Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menjelaskan lebih detail mengenai potongan video viral berisi percakapan dirinya dengan Presiden Jokowi jelang acara Nusantara Bersatu, di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (26/11). Menurutnya, video tersebut tidak utuh, sehingga yang menonton bisa salah persepsi.
“Video itu tidak utuh, dipotong, sehingga yang menonton bisa sesat konteks,” kata Benny, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Benny menuturkan, percakapannya dengan Jokowi dilakukan sebelum acara Nusantara Bersatu dimulai. Di setiap kesempatan bertemu Jokowi, relawan selalu diberikan kesempatan menyampaikan catatan dan masukan apa saja, terkait program Pemerintah yang dianggap belum jalan, aspirasi masyarakat daerah, dan agenda kerakyatan, baik politik, hukum, ekonomi, maupun sosial.
“Nah, pada momen itu, bagian saya, masuk bicara soal kebangsaan. Saya sampaikan situasi saat ini apa adanya. Yakni, kelompok-kelompok yang selama ini menyerang Pemerintah, masih terus menggunakan berbagai cara seperti menyebarkan kebencian, berita hoaks, fitnah, hasut, adu-domba yang terkadang menggunakan sentimen suku dan agama,” papar Benny.
Teranyar, lanjut Benny, kelompok-kelompok tersebut, tidak hanya menyerang Presiden, tapi menyeret Ibu Negara Iriana Jokowi. Ditegaskan Benny, masalah kebangsaan itu harus disikapi karena mengancam serius keutuhan bangsa.
“Saya sampaikan ke Presiden, caranya melalui penegakan hukum. Artinya, kami memandang penegakan hukum masih lemah terhadap pihak-pihak itu,” ungkap Benny.
Soal izin tempur, dijelaskan Benny, dia mengilustrasikan ke Presiden, bahwa pihaknya bisa menghadapi kelompok tersebut dengan cara yang mereka lakukan selama ini. “Jangan berpikir hanya mereka yang bisa memobilisasi massa, turun ke jalan, mencaci maki, melakukan penghinaan. Kita juga bisa. Tapi, usulan kami ke Presiden melalui penegakan hukum,” tegasnya.
Benny menekankan, dirinya gemas dan geram dengan kelompok-kelompok yang terus menyerang Pemerintah dengan cara yang melanggar hukum. “Mana ada sih anak bangsa yang cinta negeri ini tidak marah melihat bangsanya ingin dihancurkan melalui politik adu domba, kebohongan, hoaks dan menghina simbol negara,” pungkasnya.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .