PMI Manufaktur Melejit, Mendag: Ini Cerita Baik Buat Perekonomian
Tanda-tanda perbaikan ekonomi semakin nampak. Salah satunya, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Januari 2021 berada di level 52,2 dari bulan sebelumnya 51,3. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menganggap ini cerita baik buat perekonomian.
Lutfi mengatakan, pada dasarnya jika PMI Manufaktur lebih dari 50, itu menunjukkan ekonomi berkembang. Menurutnya, angka tersebut masih bisa dikerek lagi.
“Saya melihatnya, memang naik. Tapi sebenarnya, mestinya tahun 2021 ini akan lebih tinggi lagi naiknya,” ujar Lutfi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Tolok ukurnya sudah jelas. Lutfi menganggap kepercayaan masyarakat akan lebih tinggi untuk membelanjakan uangnya. Dengan begitu, roda perekonomian lebih cepat berputar. Belum lagi program vaksinasi yang tengah dikebut Pemerintah. Upaya ini otomatis memperbaiki struktur perindustrian.
Sebagai catatan, peningkatan PMI manufaktur pada Januari merupakan bentuk nyata terhadap pemulihan sektor industri di tengah pandemi Covid-19, dan wujud dari ekspansifnya sektor manufaktur.
Misalnya, perbaikan terlihat dari output dan permintaan baru yang berkembang pada laju semakin cepat dan kepercayaan bisnis yang mencapai level tertinggi selama empat tahun terakhir.
“Jadi, ini cerita yang baik. Prediksi saya, ini akan jauh lebih baik lagi, 2021 compare to 2020,” cetus mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu.
Ketika PMI naik, Lutfi yakin betul output-nya akan jauh lebih baik. Salah satunya, kinerja ekspor. Sebab, pertumbuhan PMI manufaktur akan memperbaiki struktur ekspor yang lebih mumpuni.
Dengan capaian ini, dia berharap suplai dan kinerja ekspor semakin baik. Angka-angkanya sesuai dengan perbaikan sendi-sendi perekonomian, setelah terkontraksi cukup dalam karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Harapan saya, ini merupakan awal dari perbaikan-perbaikan perekonomian nasional,” pungkas Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini. [MEN]
]]> Tanda-tanda perbaikan ekonomi semakin nampak. Salah satunya, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Januari 2021 berada di level 52,2 dari bulan sebelumnya 51,3. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menganggap ini cerita baik buat perekonomian.
Lutfi mengatakan, pada dasarnya jika PMI Manufaktur lebih dari 50, itu menunjukkan ekonomi berkembang. Menurutnya, angka tersebut masih bisa dikerek lagi.
“Saya melihatnya, memang naik. Tapi sebenarnya, mestinya tahun 2021 ini akan lebih tinggi lagi naiknya,” ujar Lutfi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Tolok ukurnya sudah jelas. Lutfi menganggap kepercayaan masyarakat akan lebih tinggi untuk membelanjakan uangnya. Dengan begitu, roda perekonomian lebih cepat berputar. Belum lagi program vaksinasi yang tengah dikebut Pemerintah. Upaya ini otomatis memperbaiki struktur perindustrian.
Sebagai catatan, peningkatan PMI manufaktur pada Januari merupakan bentuk nyata terhadap pemulihan sektor industri di tengah pandemi Covid-19, dan wujud dari ekspansifnya sektor manufaktur.
Misalnya, perbaikan terlihat dari output dan permintaan baru yang berkembang pada laju semakin cepat dan kepercayaan bisnis yang mencapai level tertinggi selama empat tahun terakhir.
“Jadi, ini cerita yang baik. Prediksi saya, ini akan jauh lebih baik lagi, 2021 compare to 2020,” cetus mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu.
Ketika PMI naik, Lutfi yakin betul output-nya akan jauh lebih baik. Salah satunya, kinerja ekspor. Sebab, pertumbuhan PMI manufaktur akan memperbaiki struktur ekspor yang lebih mumpuni.
Dengan capaian ini, dia berharap suplai dan kinerja ekspor semakin baik. Angka-angkanya sesuai dengan perbaikan sendi-sendi perekonomian, setelah terkontraksi cukup dalam karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Harapan saya, ini merupakan awal dari perbaikan-perbaikan perekonomian nasional,” pungkas Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini. [MEN]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .