
PLN UIP JBB Sukses Lakukan First Synchronization PLTU Lontar Extension Unit #4
PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) melalui Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 1 (UPP JBB 1) berhasil melaksanakan First Synchronization pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension Unit #4 pada Senin (13/6).
General Manager PLN UIP JBB, Octavianus Padudung mengatakan, keberhasilan UPP JBB 1 dalam mencapai milestone ini merupakan bentuk keseriusan PLN untuk terus menyediakan sistem kelistrikan yang andal bagi masyarakat.
Pembangunan proyek pembangkit memang dinilai sangat krusial dalam memberikan suplai listrik terbaik untuk menyokong seluruh lini kegiatan. Terutama, di DKI Jakarta, Banten dan sekitarnya yang merupakan pusat bisnis, ekonomi dan industri yang kini tengah kembali tumbuh.
“Saat ini, listrik sudah seperti kebutuhan primer yang harus terpenuhi, sehingga kita harus terus bergerak untuk menyediakan listrik yang andal bagi masyarakat,” ujarnya, melalui siaran pers, Kamis (16/6).
Ia menjelaskan, tahapan First Synchronization merupakan salah satu milestone utama proyek pembangkit di mana sistem yang ada dalam pembangkit untuk pertama kalinya diuji kemampuannya. Yakni, dalam menghasilkan energi listrik sehingga dapat terhubung ke sistem kelistrikan eksisting.
“Pada tahapan ini, seluruh elemen baik dari sisi mekanikal maupun elektrikal harus dilihat secara jeli untuk memantau parameter yang tampil di Human Machine Interface (HMI) agar proses sinkronisasi dapat terlaksana dengan tepat,” ujar Octavianus.
Selain itu, dengan suksesnya tahapan First Synchronization ini, artinya PLTU Lontar Ext. Unit #4 telah resmi terhubung dengan sistem kelistrikan Jawa-Bali.
“Melalui jaringan transmisi 150kV (kilovolt) dan 500kV dan mampu menghasilkan daya yang dapat disalurkan untuk pertama kalinya,” katanya.
Octavianus menambahkan, PLTU Lontar Ext. Unit #4 yang berlokasi di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang ini mampu menghasilkan listrik sebesar 315 MW (megawatt), yang otomatis secara total listrik yang dihasilkan oleh semua unit (1 sampai 4) di PLTU Lontar menjadi 1260 MW.
Menurutnya, listrik tersebut akan memasok kebutuhan wilayah DKI Jakarta, Banten, dan sekitarnya melalui tiga subsistem yakni subsistem Balaraja, subsistem Kembangan serta subsistem Muara Karang-Gandul.
Setelah sukses First Synchronization, sambung dia, selanjutnya akan melakukan beberapa pengujian seperti Load Test, Load Rejection Test, Runback Test, Reliability Run serta Performance Test.
“Semoga segala tahapannya dapat berjalan lancar sehingga target Commercial Operation Date (COD) pada November 2022 dapat tercapai,” pungkas Octavianus. ■
]]> PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) melalui Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 1 (UPP JBB 1) berhasil melaksanakan First Synchronization pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension Unit #4 pada Senin (13/6).
General Manager PLN UIP JBB, Octavianus Padudung mengatakan, keberhasilan UPP JBB 1 dalam mencapai milestone ini merupakan bentuk keseriusan PLN untuk terus menyediakan sistem kelistrikan yang andal bagi masyarakat.
Pembangunan proyek pembangkit memang dinilai sangat krusial dalam memberikan suplai listrik terbaik untuk menyokong seluruh lini kegiatan. Terutama, di DKI Jakarta, Banten dan sekitarnya yang merupakan pusat bisnis, ekonomi dan industri yang kini tengah kembali tumbuh.
“Saat ini, listrik sudah seperti kebutuhan primer yang harus terpenuhi, sehingga kita harus terus bergerak untuk menyediakan listrik yang andal bagi masyarakat,” ujarnya, melalui siaran pers, Kamis (16/6).
Ia menjelaskan, tahapan First Synchronization merupakan salah satu milestone utama proyek pembangkit di mana sistem yang ada dalam pembangkit untuk pertama kalinya diuji kemampuannya. Yakni, dalam menghasilkan energi listrik sehingga dapat terhubung ke sistem kelistrikan eksisting.
“Pada tahapan ini, seluruh elemen baik dari sisi mekanikal maupun elektrikal harus dilihat secara jeli untuk memantau parameter yang tampil di Human Machine Interface (HMI) agar proses sinkronisasi dapat terlaksana dengan tepat,” ujar Octavianus.
Selain itu, dengan suksesnya tahapan First Synchronization ini, artinya PLTU Lontar Ext. Unit #4 telah resmi terhubung dengan sistem kelistrikan Jawa-Bali.
“Melalui jaringan transmisi 150kV (kilovolt) dan 500kV dan mampu menghasilkan daya yang dapat disalurkan untuk pertama kalinya,” katanya.
Octavianus menambahkan, PLTU Lontar Ext. Unit #4 yang berlokasi di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang ini mampu menghasilkan listrik sebesar 315 MW (megawatt), yang otomatis secara total listrik yang dihasilkan oleh semua unit (1 sampai 4) di PLTU Lontar menjadi 1260 MW.
Menurutnya, listrik tersebut akan memasok kebutuhan wilayah DKI Jakarta, Banten, dan sekitarnya melalui tiga subsistem yakni subsistem Balaraja, subsistem Kembangan serta subsistem Muara Karang-Gandul.
Setelah sukses First Synchronization, sambung dia, selanjutnya akan melakukan beberapa pengujian seperti Load Test, Load Rejection Test, Runback Test, Reliability Run serta Performance Test.
“Semoga segala tahapannya dapat berjalan lancar sehingga target Commercial Operation Date (COD) pada November 2022 dapat tercapai,” pungkas Octavianus. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .