Pertama Di Dunia, Wayang Lapis Baja Dipentaskan Di Magelang

Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Jawa. Setiap bagian dalam pementasan wayang mempunyai simbol dan makna filosofis yang kuat. Dari segi isi, cerita pewayangan selalu mengajarkan budi pekerti yang luhur, saling menghormati sesama.

Tidak salah jika UNESCO mengakuinya sebagai warisan kekayaan budaya Indonesia yang bernilai adiluhung (seni budaya yang bernilai dan wajib dipelihara).

Untuk membantu mempertahankan warisan kekayaan budaya inilah, PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) tergerak untuk menggelar sebuah pementasan wayang yang berbeda dari biasanya.

Untuk pertama kalinya di dunia, pementasan wayang yang bahan dasarnya terbuat dari baja lapis zinc-aluminium atau Nexalume digelar di Studio Mendut, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (14/3).

Wayang Nexalume yang dimainkan dalang Ki Sih Agung Prasetya ini sendiri merupakan karya seni hasil inovasi seorang seniman asal Magelang bernama Sujono Keron.

 

Ia mengaku, ide awal membuat wayang dari Nexalume ini muncul setelah ia mendapat tawaran membuat seni instalasi luar ruangan dari rekannya sesama seniman. Kala itu ia diminta membuat wayang yang kuat terhadap cuaca dan juga tahan karat guna menghiasi objek wisata edukasi di wilayahnya.

“Dari sanalah ide muncul untuk membuat tokoh pewayangan dari bahan Nexalume agar tahan lama. Nexalume tidak akan keropos meski diterjang panas ataupun hujan sepanjang hari. Setelah disetujui, saya membuat 100 tokoh wayang dan 1 gunungan dari kisah Mahabharata dari Nexalume ini.,” jelas Sujono, Minggu (14/3).

Selama ini, Sujono memang sudah cukup akrab dengan kreasi Nexalumenya. Ia mengaku, sudah sejak tahun 2015, plat yang biasanya digunakan sebagai material bangunan seperti atap, talang, kuda kuda baja ringan, cladding/penutup dinding tersebut, diolah menjadi berbagai karya seni dan kerajinan tangan untuk wisatawan di sekitar Magelang.

Langkah Sujono ini mendapat apresiasi dan dukungan besar dari banyak pihak, khususnya dari PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) selaku perusahaan pelapisan plat baja lapis anti karat pemegang merek dagang Nexalume.

“Tatalogam Group memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan, termasuk hal yang berhubungan dengan Kesenian dan kebudayaan. Selaras dengan nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kreativitas dan Inovasi, Tatalogam Group selalu mendukung kegiatan-kegiatan seni dan budaya,” terang Vice Presiden Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi.

Stephanus mengatakan saat ini, Nexalume banyak digunakan oleh produsen genteng metal maupun baja ringan di Indonesia. Salah satu perusahaan Nasional yang menggunakan produk yang telah mengantungi sertifikat Green Label / produk ramah lingkungan ini adalah Tatalogam Lestari.

Ia menambahkan perusahaan yang sama-sama di bawah naungan PT Tatalogam Group ini menjadikan Nexalume sebagai bahan baku kuda kuda baja ringan bermerk TASO, dan genteng metal anti karat berkualitas Multi Roof, Sakura Roof , Multi Sirap, dan lainnya.

“Tidak hanya dipercaya di dalam negeri, kualitas Nexalume juga telah mencapai standar internasional. Terbukti Nexalume telah menembus pasar ekspor di Amerika Serikat, Australia, Pakistan, India dan negara negara di Amerika Selatan,” pungkas Stephanus. [SRI]

]]> Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Jawa. Setiap bagian dalam pementasan wayang mempunyai simbol dan makna filosofis yang kuat. Dari segi isi, cerita pewayangan selalu mengajarkan budi pekerti yang luhur, saling menghormati sesama.

Tidak salah jika UNESCO mengakuinya sebagai warisan kekayaan budaya Indonesia yang bernilai adiluhung (seni budaya yang bernilai dan wajib dipelihara).

Untuk membantu mempertahankan warisan kekayaan budaya inilah, PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) tergerak untuk menggelar sebuah pementasan wayang yang berbeda dari biasanya.

Untuk pertama kalinya di dunia, pementasan wayang yang bahan dasarnya terbuat dari baja lapis zinc-aluminium atau Nexalume digelar di Studio Mendut, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (14/3).

Wayang Nexalume yang dimainkan dalang Ki Sih Agung Prasetya ini sendiri merupakan karya seni hasil inovasi seorang seniman asal Magelang bernama Sujono Keron.

 

Ia mengaku, ide awal membuat wayang dari Nexalume ini muncul setelah ia mendapat tawaran membuat seni instalasi luar ruangan dari rekannya sesama seniman. Kala itu ia diminta membuat wayang yang kuat terhadap cuaca dan juga tahan karat guna menghiasi objek wisata edukasi di wilayahnya.

“Dari sanalah ide muncul untuk membuat tokoh pewayangan dari bahan Nexalume agar tahan lama. Nexalume tidak akan keropos meski diterjang panas ataupun hujan sepanjang hari. Setelah disetujui, saya membuat 100 tokoh wayang dan 1 gunungan dari kisah Mahabharata dari Nexalume ini.,” jelas Sujono, Minggu (14/3).

Selama ini, Sujono memang sudah cukup akrab dengan kreasi Nexalumenya. Ia mengaku, sudah sejak tahun 2015, plat yang biasanya digunakan sebagai material bangunan seperti atap, talang, kuda kuda baja ringan, cladding/penutup dinding tersebut, diolah menjadi berbagai karya seni dan kerajinan tangan untuk wisatawan di sekitar Magelang.

Langkah Sujono ini mendapat apresiasi dan dukungan besar dari banyak pihak, khususnya dari PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) selaku perusahaan pelapisan plat baja lapis anti karat pemegang merek dagang Nexalume.

“Tatalogam Group memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan, termasuk hal yang berhubungan dengan Kesenian dan kebudayaan. Selaras dengan nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kreativitas dan Inovasi, Tatalogam Group selalu mendukung kegiatan-kegiatan seni dan budaya,” terang Vice Presiden Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi.

Stephanus mengatakan saat ini, Nexalume banyak digunakan oleh produsen genteng metal maupun baja ringan di Indonesia. Salah satu perusahaan Nasional yang menggunakan produk yang telah mengantungi sertifikat Green Label / produk ramah lingkungan ini adalah Tatalogam Lestari.

Ia menambahkan perusahaan yang sama-sama di bawah naungan PT Tatalogam Group ini menjadikan Nexalume sebagai bahan baku kuda kuda baja ringan bermerk TASO, dan genteng metal anti karat berkualitas Multi Roof, Sakura Roof , Multi Sirap, dan lainnya.

“Tidak hanya dipercaya di dalam negeri, kualitas Nexalume juga telah mencapai standar internasional. Terbukti Nexalume telah menembus pasar ekspor di Amerika Serikat, Australia, Pakistan, India dan negara negara di Amerika Selatan,” pungkas Stephanus. [SRI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories