
Perlu Anda Tahu Tips Aman Puasa Untuk Penyandang Autoimun
<p>Puasa sebagai salah satu Rukun Islam, wajib hukumnya bagi setiap muslim yang telah baligh, sehat, dan berakal.</p>
<p>Dalam istilah medis, puasa dikenal dengan istilah <em>prolonged</em> <em>intermitten</em> <em>fasting</em>.</p>
<p>Karena dalam puasa, terjadi perubahan pola makan dari 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari, dengan jarak 14 jam. Tidak makan dan minum sejak sahur sampai berbuka.</p>
<p>Bagaimana dengan pasien autoimun, apakah aman menjalankan puasa?</p>
<p>Soal ini, Ahli Reumatologi Siloam Hospitals Lippo Village dr. Sandra Langow, SpPD-KR mengatakan, puasa aman bagi pasien autoimun.</p>
<p>Bahkan, pada pasien dengan gangguan jantung, berpuasa dapat memperbaiki kolesterol dan stres oksidatif.</p>
<p>"Berpuasa dapat memperbaiki petanda radang, menurunkan CRP, TNF Alpha, serta menurunkan IL-6 dan IL-1 yang merupakan mediator inflamasi pada penyakit rematik autoimun," jelas dr. Sandra via Instagram.</p>
<p>Supaya aman, dr. Sandra menetapkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi pasien autoimun, jika ingin berpuasa.</p>
<p>"Pasien harus dalam kondisi stabil, tidak boleh putus obat, cukup cairan dan serat, memenuhi konsep diet seimbang, tidak berlebihan saat berbuka, serta tidak makan menjelang tidur," papar dr. Sandra.</p>
<p>Dia menjelaskan, puasa pada pasien <em>rheumatoid</em> <em>arthritis</em> (RA) tidak hanya dapat memperbaiki petanda radang TNF alpha, IL-6, IL-, CRP, ESR. Tetapi juga bisa memperbaiki rasa nyeri dan aktivitas penyakit secara umum.</p>
<p>Penelitian Kjeldsen-kragh menyebutkan, pasien RA yang puasa 7-10 hari, diikuti diet vegetarian menunjukkan adanya perbaikan nyeri sendi, bengkak sendi, kaku sendi. </p>
<p>Diikuti lerbaikan petanda radang, CRP menurun, dan LED menurun.</p>
<p>"Pada pasien psoriasis, puasa juga tidak berbahaya. Puasa dapat memperbaiki kondisi pasien psoriasis, yang dinilai berdasarkan nilai PASI," ujar dr. Sandra.</p>
<p>Latihan fisik intermiten dan puasa saling mendukung dalam menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol jahat, memperbaiki petanda randang (Adawi M et al.2017).</p>
<p>Berpuasa atau mengurangi jumlah makanan, dapat mengurangi kalori dan lemak, menurunkan kolesterol jahat, menurunkan asam urat, menurunkan berat badan, namun tidak menurunkan <em>body</em> <em>protein</em> <em>mass</em>.</p>
<p>Selain itu, berpuasa juga bisa memperbaiki GERD, dan dyspepsia fungsional atau gangguan pencernaan di perut bagian atas secara berulang. ■</p> <p>Puasa sebagai salah satu Rukun Islam, wajib hukumnya bagi setiap muslim yang telah baligh, sehat, dan berakal.</p>
<p>Dalam istilah medis, puasa dikenal dengan istilah <em>prolonged</em> <em>intermitten</em> <em>fasting</em>.</p>
<p>Karena dalam puasa, terjadi perubahan pola makan dari 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari, dengan jarak 14 jam. Tidak makan dan minum sejak sahur sampai berbuka.</p>
<p>Bagaimana dengan pasien autoimun, apakah aman menjalankan puasa?</p>
<p>Soal ini, Ahli Reumatologi Siloam Hospitals Lippo Village dr. Sandra Langow, SpPD-KR mengatakan, puasa aman bagi pasien autoimun.</p>
<p>Bahkan, pada pasien dengan gangguan jantung, berpuasa dapat memperbaiki kolesterol dan stres oksidatif.</p>
<p>"Berpuasa dapat memperbaiki petanda radang, menurunkan CRP, TNF Alpha, serta menurunkan IL-6 dan IL-1 yang merupakan mediator inflamasi pada penyakit rematik autoimun," jelas dr. Sandra via Instagram.</p>
<p>Supaya aman, dr. Sandra menetapkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi pasien autoimun, jika ingin berpuasa.</p>
<p>"Pasien harus dalam kondisi stabil, tidak boleh putus obat, cukup cairan dan serat, memenuhi konsep diet seimbang, tidak berlebihan saat berbuka, serta tidak makan menjelang tidur," papar dr. Sandra.</p>
<p>Dia menjelaskan, puasa pada pasien <em>rheumatoid</em> <em>arthritis</em> (RA) tidak hanya dapat memperbaiki petanda radang TNF alpha, IL-6, IL-, CRP, ESR. Tetapi juga bisa memperbaiki rasa nyeri dan aktivitas penyakit secara umum.</p>
<p>Penelitian Kjeldsen-kragh menyebutkan, pasien RA yang puasa 7-10 hari, diikuti diet vegetarian menunjukkan adanya perbaikan nyeri sendi, bengkak sendi, kaku sendi. </p>
<p>Diikuti lerbaikan petanda radang, CRP menurun, dan LED menurun.</p>
<p>"Pada pasien psoriasis, puasa juga tidak berbahaya. Puasa dapat memperbaiki kondisi pasien psoriasis, yang dinilai berdasarkan nilai PASI," ujar dr. Sandra.</p>
<p>Latihan fisik intermiten dan puasa saling mendukung dalam menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol jahat, memperbaiki petanda randang (Adawi M et al.2017).</p>
<p>Berpuasa atau mengurangi jumlah makanan, dapat mengurangi kalori dan lemak, menurunkan kolesterol jahat, menurunkan asam urat, menurunkan berat badan, namun tidak menurunkan <em>body</em> <em>protein</em> <em>mass</em>.</p>
<p>Selain itu, berpuasa juga bisa memperbaiki GERD, dan dyspepsia fungsional atau gangguan pencernaan di perut bagian atas secara berulang. ■</p>.
Sumber : Berita Lifestyle, Kuliner, Travel, Kesehatan, Tips .