
Perdana Berkunjung Ke Hyundai Motor Manufacturing Indonesia Dubes Gandi Sulistiyanto: Bentuk Ekosistem Industri Mobil Listrik Hingga Asia Tenggara
Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Republik Korea Gandi Sulistiyanto berkunjung ke Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, di Cikarang, Selasa (28/12).
Dia mengingatkan, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembuatan mobil listrik oleh pabrik Hyundai diarahkan untuk membentuk suatu ekosistem industri mobil listrik besar dari hulu sampai ke hilir. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kawasan Asia Tenggara.
“Oleh karena itu, saya berharap dapat menyaksikan pabrik Hyundai Indonesia tidak hanya fokus untuk merampungkan mobil listrik tetapi juga menuntaskan pembuatan sel baterai di Indonesia,” ujar Gandi saat memberikan sambutan.
Dubes Sulis, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia yang bekerja di pabrik Hyundai.
Dia berharap HMMI bekerja sama dengan lembaga pendidikan di Indonesia untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan SDM Tanah Air. Seperti, penguasaan alat-alat digital untuk merakit mobil.
Sementara itu, Chair HMMI Mr Lee Young Tack menyampaikan apresiasi kepada Dubes Sulis atas kunjungan perdana tersebut. Dengan menerapkan prinsip ramah lingkungan, ramah pekerja dan bertumbuh bersama, HMMI mempekerjakan 3.720 SDM.
Pabrik ini akan mulai berproduksi di bulan Januari 2022. Berbagai mobil yang akan diproduksi yaitu B-SUV, B-MPV, Sedan dan mobil listrik model IONIQ 5. Hyundai IONIQ5 dibangun dengan arsitektur BEV khusus dari Hyundai Motor Group yang disebut Electric-Global Modular Platform (E-GMP).
Terdapat dua pilihan opsi ukuran baterai, 58 kWh atau 72,6 kWh3, dan dua tata letak motor listrik. Baik dengan motor belakang saja, atau dengan motor penggerak bagian depan dan belakang. Mobil dengan konsep midsize CUV (Crossover Utility Vehicle) ini dibekali fitur-fitur ramah lingkungan, berkelanjutan, serta inovatif.
Mobil listrik ini memiliki fitur pengisian baterai ultra-fast yang bisa mengisi daya dari 10-80 persen hanya dalam waktu 18 menit.
Pembuatan mobil listrik oleh Hyundai merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU di pusat pembuatan mobil Hyundai di kota Ulsan yang disaksikan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2019.
Komitmen Pemerintah Indonesia dalam menangani lingkungan dan perubahan iklim tampak nyata melalui penerbitan Perpres Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
Saat ini, pemerintah Indonesia sedang membangun kawasan industri hijau terbesar di dunia seluas 12.500 hektar yang berlokasi di Kalimantan Utara, terbesar di dunia.
Investasi raksasa LG Consortium 9,8 miliar dolar AS membuat Indonesia sebagai negara yang pertama di dunia yang memiliki industri baterai listrik dari pertambangan hingga baterai lithium mobil listrik.
Pengembangan industri baterai listrik terintegrasi merupakan langkah konkret yang sejalan dengan target Presiden Jokowi untuk mendorong transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045. [OKT]
]]> Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Republik Korea Gandi Sulistiyanto berkunjung ke Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, di Cikarang, Selasa (28/12).
Dia mengingatkan, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembuatan mobil listrik oleh pabrik Hyundai diarahkan untuk membentuk suatu ekosistem industri mobil listrik besar dari hulu sampai ke hilir. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kawasan Asia Tenggara.
“Oleh karena itu, saya berharap dapat menyaksikan pabrik Hyundai Indonesia tidak hanya fokus untuk merampungkan mobil listrik tetapi juga menuntaskan pembuatan sel baterai di Indonesia,” ujar Gandi saat memberikan sambutan.
Dubes Sulis, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia yang bekerja di pabrik Hyundai.
Dia berharap HMMI bekerja sama dengan lembaga pendidikan di Indonesia untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan SDM Tanah Air. Seperti, penguasaan alat-alat digital untuk merakit mobil.
Sementara itu, Chair HMMI Mr Lee Young Tack menyampaikan apresiasi kepada Dubes Sulis atas kunjungan perdana tersebut. Dengan menerapkan prinsip ramah lingkungan, ramah pekerja dan bertumbuh bersama, HMMI mempekerjakan 3.720 SDM.
Pabrik ini akan mulai berproduksi di bulan Januari 2022. Berbagai mobil yang akan diproduksi yaitu B-SUV, B-MPV, Sedan dan mobil listrik model IONIQ 5. Hyundai IONIQ5 dibangun dengan arsitektur BEV khusus dari Hyundai Motor Group yang disebut Electric-Global Modular Platform (E-GMP).
Terdapat dua pilihan opsi ukuran baterai, 58 kWh atau 72,6 kWh3, dan dua tata letak motor listrik. Baik dengan motor belakang saja, atau dengan motor penggerak bagian depan dan belakang. Mobil dengan konsep midsize CUV (Crossover Utility Vehicle) ini dibekali fitur-fitur ramah lingkungan, berkelanjutan, serta inovatif.
Mobil listrik ini memiliki fitur pengisian baterai ultra-fast yang bisa mengisi daya dari 10-80 persen hanya dalam waktu 18 menit.
Pembuatan mobil listrik oleh Hyundai merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU di pusat pembuatan mobil Hyundai di kota Ulsan yang disaksikan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2019.
Komitmen Pemerintah Indonesia dalam menangani lingkungan dan perubahan iklim tampak nyata melalui penerbitan Perpres Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
Saat ini, pemerintah Indonesia sedang membangun kawasan industri hijau terbesar di dunia seluas 12.500 hektar yang berlokasi di Kalimantan Utara, terbesar di dunia.
Investasi raksasa LG Consortium 9,8 miliar dolar AS membuat Indonesia sebagai negara yang pertama di dunia yang memiliki industri baterai listrik dari pertambangan hingga baterai lithium mobil listrik.
Pengembangan industri baterai listrik terintegrasi merupakan langkah konkret yang sejalan dengan target Presiden Jokowi untuk mendorong transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045. [OKT]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .