Perayaan Imlek Di Masa Pandemi Silaturahminya Digital Aja Angpaunya Ditransfer Ya… .

Imlek biasanya dirayakan dengan ingar bingar. Namun, karena saat ini masih pandemi, Pemerintah meminta perayaan Imlek sederhana, di rumah saja. Silaturahmi bisa dilakukan secara digital. Urusan angpau, bisa ditransfer.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Imlek yang jatuh pada Jumat 12 Februari mendatang, harus dirayakan dengan cara baru.

“Merayakannya bersama keluarga kita di rumah, dengan cara masa kini, yaitu digital,” imbau Menkes saat memberikan keterangan pers di Kantor Sekretariat Presiden, kemarin.

Tak hanya soal silaturahmi saja yang bisa dilakukan secara digital. Tradisi bagi-bagi angpau yang biasa dilakukan saat Imlek, juga bisa dilakukan dengan cara itu. Uang angpau, bisa dikirimkan melalui transfer. “Malah bisa lebih banyak itu bapak ibu,” ucap Budi Gunadi.

Jika ingin amplop merahnya tetap diterima sanak saudara, Budi Gunadi menyarankan mengirimkannya dengan ojek online. Sekaligus membantu para pengemudi ojek online mendapat penghasilan.

“Cukup menulis ini dikirim amplopnya, uangnya akan ditransfer,” tutur eks Direktur Utama PT Inalum itu.

Selain itu, atraksi maupun kompetisi barongsai yang juga jadi tradisi Imlek, dapat ditampilkan melalui saluran media sosial seperti YouTube.

“Kita bisa lakukan dengan tetap mempertahankan budaya Indonesia, khususnya masyarakat Konghucu dan Tionghoa, namun tetap dilakukan sesuai protokol kesehatan,” terang Budi Gunadi.

Dia meyakini, meski dilakukan secara digital, perayaan Imlek tahun ini akan tetap meriah, bergembira dan memberikan harapan baru dan keuntungan baru bagi seluruh bangsa Indonesia.

Imbauan yang sama juga disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Dia memahami, perayaan Imlek bagi umat Konghucu tak sekadar perayaan pergantian tahun semata. Melainkan, sebagai hari raya keagamaan yang semestinya diperingati.

Namun, dalam situasi pandemi seperti saat ini, umat Konghucu diimbau mawas diri. Misalnya, dengan merayakannya secara virtual.

“Saya sudah berkomunikasi dengan tokoh agama Konghucu dilaksanakan melalui virtual, dan tidak akan mengurangi makna perayaan,” tutur Yaqut di tempat yang sama.

Selain itu, Yaqut berpesan agar umat Konghucu menjadikan Imlek sebagai momentum melakukan refleksi diri. Umat Konghucu juga diminta terus mendoakan agar Indonesia dan dunia bisa terbebas dari pandemi virus Corona.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, Presiden Jokowi telah memerintahkan jajarannya untuk mengantisipasi terjadi kerumunan saat perayaan Imlek.

“Kita masih ada di dalam suasana berupaya mengatasi Covid-19. Saya mohon semuanya bisa memanfaatkan liburan ini dengan bijak dan tetap mematuhi apa yang sudah dipesankan Bapak Menteri Agama maupun Bapak Menteri Kesehatan,” imbau Muhadjir. [DIR]

]]> .
Imlek biasanya dirayakan dengan ingar bingar. Namun, karena saat ini masih pandemi, Pemerintah meminta perayaan Imlek sederhana, di rumah saja. Silaturahmi bisa dilakukan secara digital. Urusan angpau, bisa ditransfer.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Imlek yang jatuh pada Jumat 12 Februari mendatang, harus dirayakan dengan cara baru.

“Merayakannya bersama keluarga kita di rumah, dengan cara masa kini, yaitu digital,” imbau Menkes saat memberikan keterangan pers di Kantor Sekretariat Presiden, kemarin.

Tak hanya soal silaturahmi saja yang bisa dilakukan secara digital. Tradisi bagi-bagi angpau yang biasa dilakukan saat Imlek, juga bisa dilakukan dengan cara itu. Uang angpau, bisa dikirimkan melalui transfer. “Malah bisa lebih banyak itu bapak ibu,” ucap Budi Gunadi.

Jika ingin amplop merahnya tetap diterima sanak saudara, Budi Gunadi menyarankan mengirimkannya dengan ojek online. Sekaligus membantu para pengemudi ojek online mendapat penghasilan.

“Cukup menulis ini dikirim amplopnya, uangnya akan ditransfer,” tutur eks Direktur Utama PT Inalum itu.

Selain itu, atraksi maupun kompetisi barongsai yang juga jadi tradisi Imlek, dapat ditampilkan melalui saluran media sosial seperti YouTube.

“Kita bisa lakukan dengan tetap mempertahankan budaya Indonesia, khususnya masyarakat Konghucu dan Tionghoa, namun tetap dilakukan sesuai protokol kesehatan,” terang Budi Gunadi.

Dia meyakini, meski dilakukan secara digital, perayaan Imlek tahun ini akan tetap meriah, bergembira dan memberikan harapan baru dan keuntungan baru bagi seluruh bangsa Indonesia.

Imbauan yang sama juga disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Dia memahami, perayaan Imlek bagi umat Konghucu tak sekadar perayaan pergantian tahun semata. Melainkan, sebagai hari raya keagamaan yang semestinya diperingati.

Namun, dalam situasi pandemi seperti saat ini, umat Konghucu diimbau mawas diri. Misalnya, dengan merayakannya secara virtual.

“Saya sudah berkomunikasi dengan tokoh agama Konghucu dilaksanakan melalui virtual, dan tidak akan mengurangi makna perayaan,” tutur Yaqut di tempat yang sama.

Selain itu, Yaqut berpesan agar umat Konghucu menjadikan Imlek sebagai momentum melakukan refleksi diri. Umat Konghucu juga diminta terus mendoakan agar Indonesia dan dunia bisa terbebas dari pandemi virus Corona.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, Presiden Jokowi telah memerintahkan jajarannya untuk mengantisipasi terjadi kerumunan saat perayaan Imlek.

“Kita masih ada di dalam suasana berupaya mengatasi Covid-19. Saya mohon semuanya bisa memanfaatkan liburan ini dengan bijak dan tetap mematuhi apa yang sudah dipesankan Bapak Menteri Agama maupun Bapak Menteri Kesehatan,” imbau Muhadjir. [DIR]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories