Pengamat: Pembangunan Infrastruktur Penting Untuk Tingkatkan Daya Saing
Usaha pemerintah melanjutkan pembangunan infrastruktur dianggap sebagai langkah yang tepat. Ekonom Institute for Development Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah mengatakan, keberhasilan pembangunan infrastruktur bisa meningkatkan daya saing industri nasional.
“Langkah presiden untuk membangun infrastruktur seperti transportasi m atau infrastruktur teknologi Informatika itu benar sekali untuk meningkatkan daya saing kita,” ujar Rusli kepada RM.id, Kamis (25/3).
Menurutnya pembangunan infrastruktur memang harus terus digenjot. Terutama, di luar Pulau Jawa. Infrastruktur di bidang transportasi maupun di bidang teknologi informasi di pelosok daerah perlu diperhatikan.
Dia yakin, keberhasilan pembangunan infrastruktur di pelosok daerah terluar dan terpencil bisa meningkatkan pemerataan ekonomi. “Sangat realistis untuk meningkatkan akses penduduk dan juga pelaku usaha di daerah,” ucapnya.
Meski begitu, Rusli juga mengingatkan pemerintah untuk melakukan upaya antisipasi agar tujuan awal pembangunan harus dijaga.
Setelah berhasil membangun infrastruktur, jangan sampai pemerintah memberikan karpet merah kepada barang impor yang sering kali menjadi momok menakutkan bagi sebagian produsen lokal. “Yang benar seharusnya barang lokal ini didorong untuk diekspor,” terang Rusli.
Dia menegaskan, salah satu tujuan pembangunan infrastruktur hingga ke pelosok adalah membuka akses pasar. Para pelaku usaha lokal bisa lebih mudah menjalankan bisnisnya.
“Indonesia harus terus mengupayakan agar daya saing industri dalam negeri terus meningkat. Berusaha agar barang impor ini kalah dengan barang ekspor kita,” tegasnya.
Rusli juga mengingatkan, dalam kondisi pandemi Covid-19 mesti ada skala prioritas. Jangan sampai proyek infrastruktur mengganggu penanganan Covid-19.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini, infrastruktur yang terus berkembang dapat meningkatkan daya saing atau competitiveness bangsa. Menurutnya infrastruktur tak sekedar mendirikan bangunan.
“Bahwa membangun infrastruktur itu bukan hanya melulu fisik, tidak. Tetapi kita membangun sebuah kompetisi, membangun sebuah competitiveness (daya saing) dengan negara-negara lain,” ujarnya secara virtual usai meresmikan Terminal Bandar Udara Kuabang, di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, kemarin.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan, pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia merupakan wujud dari pengamalan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Upaya pembangunan saat ini telah bertransformasi dari Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris.
“Pak, jalannya yang dibangun jangan hanya yang di Jawa saja. Airport-nya, bandar udaranya yang dibangun juga jangan di Jawa dan Sumatera saja. Kami di bagian timur juga memiliki hak yang sama untuk memiliki airport, memiliki jalan yang baik,” ujar Presiden Jokowi.
Lebih jauh dikatakan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan di seluruh Indonesia adalah bagian dari upaya untuk membangun peradaban. “Ini yang sering enggak kita sadari bahwa infrastruktur itu membangun peradaban,” imbuh eks Wali Kota Solo itu.
Dicontohkan Kepala Negara, pembangunan jalan dari Halmahera Utara ke Sofifi telah membangun peradaban baru. Dari yang dulunya ditempuh dengan berjalan kaki sekarang dapat ditempuh dengan kendaraan.
“Misalnya, sekarang ada bandara, artinya apa? Kita disiplin harus tepat waktu karena datang ke bandara untuk terbang ke kota lain dan waktunya/jamnya sudah ditentukan, kalau tidak, berarti ditinggal oleh pesawat. Itu juga membangun kedisiplinan baru, membangun peradaban,” tandasnya. [JAR]
]]> Usaha pemerintah melanjutkan pembangunan infrastruktur dianggap sebagai langkah yang tepat. Ekonom Institute for Development Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah mengatakan, keberhasilan pembangunan infrastruktur bisa meningkatkan daya saing industri nasional.
“Langkah presiden untuk membangun infrastruktur seperti transportasi m atau infrastruktur teknologi Informatika itu benar sekali untuk meningkatkan daya saing kita,” ujar Rusli kepada RM.id, Kamis (25/3).
Menurutnya pembangunan infrastruktur memang harus terus digenjot. Terutama, di luar Pulau Jawa. Infrastruktur di bidang transportasi maupun di bidang teknologi informasi di pelosok daerah perlu diperhatikan.
Dia yakin, keberhasilan pembangunan infrastruktur di pelosok daerah terluar dan terpencil bisa meningkatkan pemerataan ekonomi. “Sangat realistis untuk meningkatkan akses penduduk dan juga pelaku usaha di daerah,” ucapnya.
Meski begitu, Rusli juga mengingatkan pemerintah untuk melakukan upaya antisipasi agar tujuan awal pembangunan harus dijaga.
Setelah berhasil membangun infrastruktur, jangan sampai pemerintah memberikan karpet merah kepada barang impor yang sering kali menjadi momok menakutkan bagi sebagian produsen lokal. “Yang benar seharusnya barang lokal ini didorong untuk diekspor,” terang Rusli.
Dia menegaskan, salah satu tujuan pembangunan infrastruktur hingga ke pelosok adalah membuka akses pasar. Para pelaku usaha lokal bisa lebih mudah menjalankan bisnisnya.
“Indonesia harus terus mengupayakan agar daya saing industri dalam negeri terus meningkat. Berusaha agar barang impor ini kalah dengan barang ekspor kita,” tegasnya.
Rusli juga mengingatkan, dalam kondisi pandemi Covid-19 mesti ada skala prioritas. Jangan sampai proyek infrastruktur mengganggu penanganan Covid-19.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini, infrastruktur yang terus berkembang dapat meningkatkan daya saing atau competitiveness bangsa. Menurutnya infrastruktur tak sekedar mendirikan bangunan.
“Bahwa membangun infrastruktur itu bukan hanya melulu fisik, tidak. Tetapi kita membangun sebuah kompetisi, membangun sebuah competitiveness (daya saing) dengan negara-negara lain,” ujarnya secara virtual usai meresmikan Terminal Bandar Udara Kuabang, di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, kemarin.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan, pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia merupakan wujud dari pengamalan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Upaya pembangunan saat ini telah bertransformasi dari Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris.
“Pak, jalannya yang dibangun jangan hanya yang di Jawa saja. Airport-nya, bandar udaranya yang dibangun juga jangan di Jawa dan Sumatera saja. Kami di bagian timur juga memiliki hak yang sama untuk memiliki airport, memiliki jalan yang baik,” ujar Presiden Jokowi.
Lebih jauh dikatakan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan di seluruh Indonesia adalah bagian dari upaya untuk membangun peradaban. “Ini yang sering enggak kita sadari bahwa infrastruktur itu membangun peradaban,” imbuh eks Wali Kota Solo itu.
Dicontohkan Kepala Negara, pembangunan jalan dari Halmahera Utara ke Sofifi telah membangun peradaban baru. Dari yang dulunya ditempuh dengan berjalan kaki sekarang dapat ditempuh dengan kendaraan.
“Misalnya, sekarang ada bandara, artinya apa? Kita disiplin harus tepat waktu karena datang ke bandara untuk terbang ke kota lain dan waktunya/jamnya sudah ditentukan, kalau tidak, berarti ditinggal oleh pesawat. Itu juga membangun kedisiplinan baru, membangun peradaban,” tandasnya. [JAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .