Pemerintah Siapkan Rusun 5 Lantai Untuk Pemulung Dan Pengemis .
Pemerintah akan membangun Rumah Susun (rusun) untuk pemulung, gelandangan, pengemis, manusia gerobak, lanjut usia terlantar serta masalah sosial lainnya.
Rencananya, peletakan batu bertama rusun ini akan dilakukan pada pertengahan Februari 2021.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuldjono mengatakan, pembangunan rusun pemulung akan dibangun dua tempat yakni di Kompleks Panti Asuhan Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur seluas 1.932 m2 dan Kompleks Balai Karya Pangudi di Bulak Kapal, Bekasi Timur seluas 3.880 m2.
Masing-masing rusun dibangun 5 lantai terdiri dari 108 unit tipe 24 untuk menampung 428 orang.
“Hunian tempat tinggal sementara ini diberikan bagi masyarakat tidak mampu dengan kategori Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), seperti pemulung, gelandangan, pengemis, manusia gerobak, lanjut usia terlantar serta masalah sosial lainnya,” ujar Basuki dikutip Rabu (10/2).
Ia menjelaskan, pembangunan hunian vertikal ini sebagai tempat pemberdayaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif bekerja sama dengan Kementerian Sosial.
Basuki berharap, rusun ini dapat mengurangi kekumuhan di lokasi sekitar. Rusun akan dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) seperti tempat parkir, jaringan air bersih, sanitasi dan listrik.
Selain itu, setiap kamar juga dilengkapi dengan meubelair, seperti 212 unit tempat tidur susun dan 4 unit tempat tidur single, 212 unit lemari 2 pintu dan 4 unit lemari 1 pintu, 428 unit meja, dan 428 kursi di masing-masing kamarnya.
Untuk pemanfaatan ruangnya, pada lantai dasar digunakan sebagai ruang pengelola, ruang serbaguna, 2 unit bagi difable berkapasitas 4 orang, dan 18 unit standar berkapasitas 72 orang.
Kemudian untuk Lantai II hingga Lantai V digunakan untuk ruang hunian masing-masing lantai berjumlah 22 unit standar berkapasitas 88 orang. Biaya pembangunan kedua rusun dan fasilitas pelengkapnya diperkirakan sebesar Rp 86,6 miliar.
Selama proses pembangunan rusun, Basuki berpesan kepada seluruh pekerja konstruksi untuk tetap menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sehingga potensi kecelakaan kerja dapat dihindari dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran Virus Covid-19. Diharapkan pekerjaan konstruksi dapat selesai sesuai target pada November 2021. [FIK]
]]> .
Pemerintah akan membangun Rumah Susun (rusun) untuk pemulung, gelandangan, pengemis, manusia gerobak, lanjut usia terlantar serta masalah sosial lainnya.
Rencananya, peletakan batu bertama rusun ini akan dilakukan pada pertengahan Februari 2021.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuldjono mengatakan, pembangunan rusun pemulung akan dibangun dua tempat yakni di Kompleks Panti Asuhan Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur seluas 1.932 m2 dan Kompleks Balai Karya Pangudi di Bulak Kapal, Bekasi Timur seluas 3.880 m2.
Masing-masing rusun dibangun 5 lantai terdiri dari 108 unit tipe 24 untuk menampung 428 orang.
“Hunian tempat tinggal sementara ini diberikan bagi masyarakat tidak mampu dengan kategori Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), seperti pemulung, gelandangan, pengemis, manusia gerobak, lanjut usia terlantar serta masalah sosial lainnya,” ujar Basuki dikutip Rabu (10/2).
Ia menjelaskan, pembangunan hunian vertikal ini sebagai tempat pemberdayaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif bekerja sama dengan Kementerian Sosial.
Basuki berharap, rusun ini dapat mengurangi kekumuhan di lokasi sekitar. Rusun akan dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) seperti tempat parkir, jaringan air bersih, sanitasi dan listrik.
Selain itu, setiap kamar juga dilengkapi dengan meubelair, seperti 212 unit tempat tidur susun dan 4 unit tempat tidur single, 212 unit lemari 2 pintu dan 4 unit lemari 1 pintu, 428 unit meja, dan 428 kursi di masing-masing kamarnya.
Untuk pemanfaatan ruangnya, pada lantai dasar digunakan sebagai ruang pengelola, ruang serbaguna, 2 unit bagi difable berkapasitas 4 orang, dan 18 unit standar berkapasitas 72 orang.
Kemudian untuk Lantai II hingga Lantai V digunakan untuk ruang hunian masing-masing lantai berjumlah 22 unit standar berkapasitas 88 orang. Biaya pembangunan kedua rusun dan fasilitas pelengkapnya diperkirakan sebesar Rp 86,6 miliar.
Selama proses pembangunan rusun, Basuki berpesan kepada seluruh pekerja konstruksi untuk tetap menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sehingga potensi kecelakaan kerja dapat dihindari dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran Virus Covid-19. Diharapkan pekerjaan konstruksi dapat selesai sesuai target pada November 2021. [FIK]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .