Pemerintah Bolehkan Shalat Tarawih Di Masjid Dengan Prokes Ketay, Partai Gelora Kasih Jempol

Pemerintah mengizinkan pelaksanaan ibadah salat Tarawih digelar di masjid atau mushala, dengan catatan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Jamaah hanya diperkenankan hadir di masjid atau mushola terdekatnya.

“Kegiatan ibadah selama Ramadhan dan salat Tarawih pada dasarnya diperkenankan. Yang harus dipatuhi adalah protokol kesehatan harus dilaksanakan dengan sangat ketat, dengan catatan harus terbatas pada komunitas,” jelas  Menko PMK Muhadjir Effendy dalam jumpa pers, Senin (5/4).

Menanggapi hal ini, Ketua Bidang Keumatan DPN Partai Gelora Indonesia Raihan Iskandar mengatakan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih ini mengajarkan banyak hal kepada semua pihak. Terutama, soal kebersihan diri dan lingkungan, menjaga kesehatan diri dan kesehatan orang lain.

“Setahun terakhir, kita dipaksa belajar beradaptasi lewat pandemi ini. Baik adaptasi sosial maupun adaptasi teknologi, bahkan adaptasi sosial kita memasuki ranah ibadah,” kata Raihan dalam keterangannya, Kamis (8/4).

Raihan menilai, tanpa ada pelarangan pun, situasi sosial sudah terbentuk dengan sendirinya seperti tidak mudik Lebaran.  Apalagi, shalat Tarawih maupun Idul Fitri tertunda dengan sendirinya.

Artinya, rangkaian panjang ini, mulai dari beradaptasi sosial, kesehatan, ibadah di masa pandemi sudah menjadi keseharian masyarakat Indonesia bahkan dunia. 

“Sehingga membentuk kebiasaan baru dalam beribadah di tengah masyarakat kita,” katanya.

Raihan berharap, apabila ada perbedaan pendapat beradaptasi dalam beribadah harus disikapi secara dewasa dan tidak emosional. Sebab, pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, yang selalu mencari jalan untuk berhubungan satu dengan lainnya.

Ia melihat, setahun terakhir ini masyarakat Indonesia sudah semakin terbiasa dan semakin baik dalam membangun hubungan sosial, yang saling menghargai terhadap nilai kesehatan, juga nilai ibadah.

“Kini pemerintah yang mengizinkan tarawih di masjid dengan sedikit catatannya, menunjukkan kesadaran pemerintah bahwa masyarakat relatif sudah mampu beradaptasi dengan pandemi ini,” kata Raihan.

Menurutnya, pemerintah menilai kesadaran sosial masyarakat saat ini semakin meningkat. Termasuk mengikuti tes rapid antigen, pemeriksaan Genose, serta vaksinasi yang semakin baik dilakukan dengan kesadarannya sendiri.

“Semoga Ramadhan ini benar-benar mampu membawa kita ke iklim sosial religi baru. Yang lebih berperadaban dalam hubungan sosial, budaya dan perpolitikan kita di Indonesia. Aamien,” pungkas Raihan. [EFI]

]]> Pemerintah mengizinkan pelaksanaan ibadah salat Tarawih digelar di masjid atau mushala, dengan catatan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Jamaah hanya diperkenankan hadir di masjid atau mushola terdekatnya.

“Kegiatan ibadah selama Ramadhan dan salat Tarawih pada dasarnya diperkenankan. Yang harus dipatuhi adalah protokol kesehatan harus dilaksanakan dengan sangat ketat, dengan catatan harus terbatas pada komunitas,” jelas  Menko PMK Muhadjir Effendy dalam jumpa pers, Senin (5/4).

Menanggapi hal ini, Ketua Bidang Keumatan DPN Partai Gelora Indonesia Raihan Iskandar mengatakan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih ini mengajarkan banyak hal kepada semua pihak. Terutama, soal kebersihan diri dan lingkungan, menjaga kesehatan diri dan kesehatan orang lain.

“Setahun terakhir, kita dipaksa belajar beradaptasi lewat pandemi ini. Baik adaptasi sosial maupun adaptasi teknologi, bahkan adaptasi sosial kita memasuki ranah ibadah,” kata Raihan dalam keterangannya, Kamis (8/4).

Raihan menilai, tanpa ada pelarangan pun, situasi sosial sudah terbentuk dengan sendirinya seperti tidak mudik Lebaran.  Apalagi, shalat Tarawih maupun Idul Fitri tertunda dengan sendirinya.

Artinya, rangkaian panjang ini, mulai dari beradaptasi sosial, kesehatan, ibadah di masa pandemi sudah menjadi keseharian masyarakat Indonesia bahkan dunia. 

“Sehingga membentuk kebiasaan baru dalam beribadah di tengah masyarakat kita,” katanya.

Raihan berharap, apabila ada perbedaan pendapat beradaptasi dalam beribadah harus disikapi secara dewasa dan tidak emosional. Sebab, pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, yang selalu mencari jalan untuk berhubungan satu dengan lainnya.

Ia melihat, setahun terakhir ini masyarakat Indonesia sudah semakin terbiasa dan semakin baik dalam membangun hubungan sosial, yang saling menghargai terhadap nilai kesehatan, juga nilai ibadah.

“Kini pemerintah yang mengizinkan tarawih di masjid dengan sedikit catatannya, menunjukkan kesadaran pemerintah bahwa masyarakat relatif sudah mampu beradaptasi dengan pandemi ini,” kata Raihan.

Menurutnya, pemerintah menilai kesadaran sosial masyarakat saat ini semakin meningkat. Termasuk mengikuti tes rapid antigen, pemeriksaan Genose, serta vaksinasi yang semakin baik dilakukan dengan kesadarannya sendiri.

“Semoga Ramadhan ini benar-benar mampu membawa kita ke iklim sosial religi baru. Yang lebih berperadaban dalam hubungan sosial, budaya dan perpolitikan kita di Indonesia. Aamien,” pungkas Raihan. [EFI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories