Pembangunan Karakter Pancasila Butuh Sentuhan Digitalisasi
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berupa big data, internet of things, dan artificial intelligent. Hal ini menyongsong era masyarakat 5.0 yang sarat tantangan geopolitik serta isu global strategis. Alhasil, butuh pembangunan karakter bangsa secara sistematis dan berkelanjutan.
Pandangan tersebut mengemuka dalam diskusi kelompok terpumpun yang digelar oleh Deputi Bidang Pendidikan dan Latihan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Bogor, 22-23 April 2021.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kemendikbud, Amurwani Dwi Lestariningsih, menekankan pembangunan karakter Pelajar Pancasila sangat strategis untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan berdaulat.
“Pelajar Pancasila yang kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa, bergotong royong, dan berbhinekaan global adalah karakter generasi muda yang akan dibangun,” beber Amurwani.
Ia mencontohkan beberapa pelatihan sinergis pembumian nilai-nilai Pancasila. Yakni pelatihan sosiokultural, revolusi mental berbasis Pancasila, pelatihan dasar CPNS, perencanaan pendidikan tingkat dasar, kepemimpinan nasional Tingkat II, kepemimpinan administrator, dan kepemimpinan pengawas.
Pembangunan karakter generasi muda juga ditekankan oleh Kepala Pusat Pengembangan SDM Parekraf Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Anggara Hayun Anujuprana. Guna merespons bonus demografi era revolusi industri 4.0, peluang ekonomi kreatif sangat prospektif.
“Terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif. Antara lain game, seni rupa, arsitektur, desain interior, fotografi, film, animasi dan video,” beber Anggara. Untuk memulihkan industri kreatif, pihaknya menargetkan penyaluran akses pembiayaan Rp 100 miliar pada tahun ini.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika Hary Budiarto melihat potensi ekonomi kreatif dengan pemanfaatan cloud computing, kecerdasan buatan, implikasi penggunaan TIK terhadap aspek ekonomi, serta pengembangan 5G.
Dalam diskusi juga dibahas peningkatan tata kelola dan kelembagaan untuk pelatihan talenta digital. Secara komprehensif diperlukan kolaborasi nasional dalam pembangunan SDM bertalenta digital yang berdaya saing dan berkarakter Pancasila. [GO]
]]> Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berupa big data, internet of things, dan artificial intelligent. Hal ini menyongsong era masyarakat 5.0 yang sarat tantangan geopolitik serta isu global strategis. Alhasil, butuh pembangunan karakter bangsa secara sistematis dan berkelanjutan.
Pandangan tersebut mengemuka dalam diskusi kelompok terpumpun yang digelar oleh Deputi Bidang Pendidikan dan Latihan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Bogor, 22-23 April 2021.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kemendikbud, Amurwani Dwi Lestariningsih, menekankan pembangunan karakter Pelajar Pancasila sangat strategis untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan berdaulat.
“Pelajar Pancasila yang kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa, bergotong royong, dan berbhinekaan global adalah karakter generasi muda yang akan dibangun,” beber Amurwani.
Ia mencontohkan beberapa pelatihan sinergis pembumian nilai-nilai Pancasila. Yakni pelatihan sosiokultural, revolusi mental berbasis Pancasila, pelatihan dasar CPNS, perencanaan pendidikan tingkat dasar, kepemimpinan nasional Tingkat II, kepemimpinan administrator, dan kepemimpinan pengawas.
Pembangunan karakter generasi muda juga ditekankan oleh Kepala Pusat Pengembangan SDM Parekraf Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Anggara Hayun Anujuprana. Guna merespons bonus demografi era revolusi industri 4.0, peluang ekonomi kreatif sangat prospektif.
“Terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif. Antara lain game, seni rupa, arsitektur, desain interior, fotografi, film, animasi dan video,” beber Anggara. Untuk memulihkan industri kreatif, pihaknya menargetkan penyaluran akses pembiayaan Rp 100 miliar pada tahun ini.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika Hary Budiarto melihat potensi ekonomi kreatif dengan pemanfaatan cloud computing, kecerdasan buatan, implikasi penggunaan TIK terhadap aspek ekonomi, serta pengembangan 5G.
Dalam diskusi juga dibahas peningkatan tata kelola dan kelembagaan untuk pelatihan talenta digital. Secara komprehensif diperlukan kolaborasi nasional dalam pembangunan SDM bertalenta digital yang berdaya saing dan berkarakter Pancasila. [GO]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .