
Pasca Dilantik Jadi Wali Kota Solo Gibran Ikut Razia PSK Yang Mangkal .
Sehari usai dilantik menjadi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka langsung tancap gas bekerja. Putra sulung Presiden Jokowi ini terlihat ikut serta merazia puluhan Pekerja Seks Komersial (PSK) pada Sabtu malam (27/2).
Razia kepada PSK yang sering mangkal itu dilakukan Tim Polresta Solo di Kawasan Kestalan dan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo.
Di tengah rintik hujan, Gibran ikut turun ke jalan dengan memakai jaket tebal warna kuning, lengkap dengan masker hitam.
“Ada beberapa aktivitas yang meresahkan. Akhirnya saya bersama Bapak Kapolres melakukan operasi pekat,” kata Gibran.
Selama ini, aku Gibran, warganya resah dengan keberadaan PSK yang mangkal, dan keluar masuk kampung di sekitar Stasiun Balapan. Para PSK umumnya berasal dari luar Kota Solo.
“Ini sangat disayangkan dan harus dibersihkan karena merusak nama baik Solo,” keluh suami Selvi Ananda itu.
Selama ini, kata Gibran, kawasan Kestalan dan belakang Terminal Tirtonadi kerap dijadikan lokasi praktik prostitusi PSK dari luar Solo.
“Saya berharap semua PSK ditangkap Polresta Solo dan dibina, lalu dikembalikan ke daerah asal,” jelas Gibran.
Di tempat yang sama, Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, pihaknya tengah melakukan operasi pekat di seluruh jajaran Polsek di wilayah Solo.
“Ada dua titik yang jadi fokus utama operasi, yakni wilayah Kestalan dan Gilingan,” jelasnya.
Ade menjelaskan, petugas pertama bergerak di wilayah Kestalan Banjarsari berhasil mengamankan 17 PSK yang mangkal di jalanan. Kemudian di wilayah terminal bus Gilingan, mengamankan 19 PSK, sehingga totalnya 36 PKS.
Mayoritas dari luar Kota Solo. “Ada yang dari Semarang, Sukoharjo, ada juga ber-KTP Madura,” sebutnya.
Selanjutnya, kata Ade, para PSK ini dibawa ke Mapolresta Solo untuk diperiksa identitas mereka, kemudian dilakukan pembinaan, untuk diserahkan ke Panti Karya Wanita Laweyan Solo.
“Mereka akan dikenai Tindak Pidana Ringan (Tipiring) dan mengikuti program rehabilitasi di panti sosial,” jelasnya.
Ditegaskan, Kepolisian menggelar operasi pekat itu meliputi wanita prostitusi jalanan, judi, dan minuman keras. Operasi ini bertema,
“Kegiatan Rutin Yang ditingkatkan” (KRYD) dalam program “Tiada Hari Tanpa Razia” (THTR). Kegiatan operasi Pekat ini, lanjut Ade, sebagai upaya menjaga dan memelihara Kamtibmas, agar Solo tetap kondusif. Karena, semua tindak pidana kejahatan berawal dari penyakit masyarakat. “Kami berharap Solo kondusif, aman, dan nyaman,” harap dia.
Tak lupa, Ade mengucapkan terima kasih karena operasi ini mendapat dukungan dari Wali Kota Solo. [TIF]
]]> .
Sehari usai dilantik menjadi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka langsung tancap gas bekerja. Putra sulung Presiden Jokowi ini terlihat ikut serta merazia puluhan Pekerja Seks Komersial (PSK) pada Sabtu malam (27/2).
Razia kepada PSK yang sering mangkal itu dilakukan Tim Polresta Solo di Kawasan Kestalan dan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo.
Di tengah rintik hujan, Gibran ikut turun ke jalan dengan memakai jaket tebal warna kuning, lengkap dengan masker hitam.
“Ada beberapa aktivitas yang meresahkan. Akhirnya saya bersama Bapak Kapolres melakukan operasi pekat,” kata Gibran.
Selama ini, aku Gibran, warganya resah dengan keberadaan PSK yang mangkal, dan keluar masuk kampung di sekitar Stasiun Balapan. Para PSK umumnya berasal dari luar Kota Solo.
“Ini sangat disayangkan dan harus dibersihkan karena merusak nama baik Solo,” keluh suami Selvi Ananda itu.
Selama ini, kata Gibran, kawasan Kestalan dan belakang Terminal Tirtonadi kerap dijadikan lokasi praktik prostitusi PSK dari luar Solo.
“Saya berharap semua PSK ditangkap Polresta Solo dan dibina, lalu dikembalikan ke daerah asal,” jelas Gibran.
Di tempat yang sama, Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, pihaknya tengah melakukan operasi pekat di seluruh jajaran Polsek di wilayah Solo.
“Ada dua titik yang jadi fokus utama operasi, yakni wilayah Kestalan dan Gilingan,” jelasnya.
Ade menjelaskan, petugas pertama bergerak di wilayah Kestalan Banjarsari berhasil mengamankan 17 PSK yang mangkal di jalanan. Kemudian di wilayah terminal bus Gilingan, mengamankan 19 PSK, sehingga totalnya 36 PKS.
Mayoritas dari luar Kota Solo. “Ada yang dari Semarang, Sukoharjo, ada juga ber-KTP Madura,” sebutnya.
Selanjutnya, kata Ade, para PSK ini dibawa ke Mapolresta Solo untuk diperiksa identitas mereka, kemudian dilakukan pembinaan, untuk diserahkan ke Panti Karya Wanita Laweyan Solo.
“Mereka akan dikenai Tindak Pidana Ringan (Tipiring) dan mengikuti program rehabilitasi di panti sosial,” jelasnya.
Ditegaskan, Kepolisian menggelar operasi pekat itu meliputi wanita prostitusi jalanan, judi, dan minuman keras. Operasi ini bertema,
“Kegiatan Rutin Yang ditingkatkan” (KRYD) dalam program “Tiada Hari Tanpa Razia” (THTR). Kegiatan operasi Pekat ini, lanjut Ade, sebagai upaya menjaga dan memelihara Kamtibmas, agar Solo tetap kondusif. Karena, semua tindak pidana kejahatan berawal dari penyakit masyarakat. “Kami berharap Solo kondusif, aman, dan nyaman,” harap dia.
Tak lupa, Ade mengucapkan terima kasih karena operasi ini mendapat dukungan dari Wali Kota Solo. [TIF]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .