Parpol Koalisi Kumpul, Pangi: Nggak Jauh-jauh Dari Bicara Kekuasaan
Presiden Jokowi mengumpulkan para ketua umum dan sekjen parpol di Istana, kemarin. Mereka mengaku hanya bicara soal kebangsaan.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago punya penilaian berbeda. Dia menduga pertemuan Jokowi dengan para bos partai untuk membicarakan kekuasaan.
Hal ini mengingat yang diundang Kepala Negara adalah elit parpol pendukungnya di Pilpres 2019. Terlebih lagi ada satu parpol yang merapat ke Jokowi.
“Kalau sudah mengundang ketum dan sekjen, pembahasannya nggak bakal jauh-jauh bicara kekuasaan,” kata Pangi kepada RM.id, Kamis (26/8).
Menurut dia, politisi itu paling pintar menutupi persoalan inti dari pertemuan penting. “Kalau nanti mereka bilang membahas reshuffle dan bagaimana menambah jabatan via amandemen, kan publik bisa nggak respek, nggak berempati,” ungkap Pangi.
Dia mempercayai ada pembahasan inti yang tidak bisa diumbar ke publik. Sedangkan poin-poin yang beredar ke publik hanya sebatas gimmick. Di luar poin itu yang menjadi inti pembahasan.
“Saya nggak yakin dan percaya 100 persen pada politisi, harus sisakan ruang ketidakpercayaan kita sama politisi 25 persen,” cecar pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Pembahasan kekuasaan, tambahnya, merupakan hukum alam politisi. Apalagi adanya penambahan anggota baru di koalisi seperti PAN.
“Selalu pembicaraan politisi adalah bicara apa, dapat apa, siapa, bagaimana, dan di mana? Bukan ruang kosong dari kekuasaan. Koalisi itu bicara bagaimana mengamankan kekuasaan,” tegas dia.
Sebelumnya, Sekjen NasDem Johnny G Plate mengaku tidak ada pembicaraan soal kocok ulang kabinet di pertemuan tersebut. Kata dia pertemuan itu hanya membahas lima poin.
Antara lain perkembangan dan evaluasi penanganan Covid-19, perekonomian nasional, strategi ekonomi dan bisnis negara, ketatanegaraan, otonomi daerah, dan sistem pemerintahan, terakhir Ibu Kota baru. [UMM]
]]> Presiden Jokowi mengumpulkan para ketua umum dan sekjen parpol di Istana, kemarin. Mereka mengaku hanya bicara soal kebangsaan.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago punya penilaian berbeda. Dia menduga pertemuan Jokowi dengan para bos partai untuk membicarakan kekuasaan.
Hal ini mengingat yang diundang Kepala Negara adalah elit parpol pendukungnya di Pilpres 2019. Terlebih lagi ada satu parpol yang merapat ke Jokowi.
“Kalau sudah mengundang ketum dan sekjen, pembahasannya nggak bakal jauh-jauh bicara kekuasaan,” kata Pangi kepada RM.id, Kamis (26/8).
Menurut dia, politisi itu paling pintar menutupi persoalan inti dari pertemuan penting. “Kalau nanti mereka bilang membahas reshuffle dan bagaimana menambah jabatan via amandemen, kan publik bisa nggak respek, nggak berempati,” ungkap Pangi.
Dia mempercayai ada pembahasan inti yang tidak bisa diumbar ke publik. Sedangkan poin-poin yang beredar ke publik hanya sebatas gimmick. Di luar poin itu yang menjadi inti pembahasan.
“Saya nggak yakin dan percaya 100 persen pada politisi, harus sisakan ruang ketidakpercayaan kita sama politisi 25 persen,” cecar pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Pembahasan kekuasaan, tambahnya, merupakan hukum alam politisi. Apalagi adanya penambahan anggota baru di koalisi seperti PAN.
“Selalu pembicaraan politisi adalah bicara apa, dapat apa, siapa, bagaimana, dan di mana? Bukan ruang kosong dari kekuasaan. Koalisi itu bicara bagaimana mengamankan kekuasaan,” tegas dia.
Sebelumnya, Sekjen NasDem Johnny G Plate mengaku tidak ada pembicaraan soal kocok ulang kabinet di pertemuan tersebut. Kata dia pertemuan itu hanya membahas lima poin.
Antara lain perkembangan dan evaluasi penanganan Covid-19, perekonomian nasional, strategi ekonomi dan bisnis negara, ketatanegaraan, otonomi daerah, dan sistem pemerintahan, terakhir Ibu Kota baru. [UMM]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .