
Pandemi Covid-19 Dorong Pertumbuhan Industri Cloud
Pandemi Covid-19 memicu meningkatnya model bisnis berbasis digital. Dunia usaha didorong untuk beradaptasi dengan teknologi. Fenomena ini berdampak positif terhadap industri komputasi awan atau cloud computing.
Perusahaan Cloud terus bertumbuh karena semakin dibutuhkan oleh banyak dunia usaha di sektor keuangan maupun teknologi lainnya.
Deputi Direktur IT PT Adira Dinamika Multi Finance Dodi Yuliarso mengungkapkan, potensi pertumbuhan industri cloud sebetulnya sudab besar sejak sebelum pandemi.
Terbukti, perusahaan cloud computing global telah masuk dan memasarkan produknya di Indonesia. Sebut saja Alibaba Cloud, Google Cloud, Amazon, dan Microsoft Azure.
“Potensi pertumbuhan cloud di Indonesia sangat tinggi, memang kita terbentur regulasi sehingga adopsinya masih belum tumbuh signifikan, tapi akan tumbuh cepat,” papar Dodi dalam webinar bertajuk Cloud System pada Industri Keuangan Nonbank Sebagai Upaya Digitalisasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, dikutip Jumat (30/7).
Apakah cloud aman? Dodi memberikan sedikit tips memilih perusahaan cloud di masa pandemi saat ini. Pertama, pilih perusahaan yang aspek sekuriti atau keamanannnya sudah teruji dan mumpuni.
Kedua, pilih perusahaan yang benar-benar memiliki jam terbang tinggi di industri cloud computing. “Di masa pandemi ini cyber crime semakin meningkat jadi harus sangat-sangat selektif memilih company cloud tersebut,” bebernya.
Dodi jjuga mengingatkan perusahaan cloud harus benar-benar memiliki pengalaman, ekspert, dan teknologi yang mumpuni.
CEO dan Chief Editor Wartaekonomi.co.id Muhamad Ihsan menuturkan, perkembangan teknologi digital membuat banyak pihak optimis prospek ekonomi di tengah pandemi.
Dari beberapa penelitian, ada opportunity alias kesempatam besar di pasar cloud computing. “Karena memang ekonomi terus menuju ke arah digital,” katanya.
Apalagi, berbagai penelitian menyebutkan gaya hidup digital tidak hanya terjadi karena Covid-19. Setelah Covid-19 orang tetap bergantung pada gaya hidup digital. “Sebagian dari kita mungkin tetap melakukan gaya hidup digital,” ujarnya.
Senada dengan Ihsan, Direktur Utama PT Taspen (Persero) A.N.S. Kosasih mengatakan, Covid-19 telah memaksa orang, khususnya generasi kolonial alias para orang tua dipaksa untuk melek digital.
Menurutnya, pada awal PT Taspen menerapkan investasi teknologi, perseroan diprotes pesertanya yang mayoritas orang tua atau lanjut usia, dan gagap teknologi (gaptek). Namun, kini mereka sudah menerima perubahan itu.
“Ada begitu banyak keberatan dari para pensiunan dari peserta kita. Sekarang mereka minta kalau bisa digital saja daripada kontak fisik, yang meski menyenangkan tapi akibatnya fatal,” jelas Kosasih.
Perseroan mengubah cara berbisnis dan proses klaim PT Taspen dengan teknologi. Kosasih mengajak para peserta memanfaatkan teknologi seperti aplikasi mobile PT Taspen.
“Kalau kita buka Taspen Mobile kita bikin autentifikasinya itu facial dan voice recognition. Jadi biar nggak salah terima, tidak terjadi penipuan, dan disalahgunakan kita pakai itu facial recognition,” paparnya.
Model seperti itu mencegah terjadinya penipuan. Karena facial recognition bentuknya bukan video tapi live.
“Kalau pensiunan tidak bisa mereka minta ke anak atau cucunya. apakah masih ada yang tidak bisa teknologi? Ada, tapi jumlahnya kurang dari 2 persen,” tambah Kosasih.
Sekadar informasi webinar yang membahas tentang Cloud dan potensi digitalisasi ini bertajuk Cloud System pada Industri Keuangan Nonbank Sebagai Upaya Digitalisasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional. Digelar oleh yang digelar Warta Ekonomi di Jakarta, Rabu (28/7).
Untuk diketahui, industri komputasi awan perlahan namun pasti mulai tumbuh dan berkembang. Tapi perlu dipahami bahwa di Indonesia Cloud masih tertinggal.
Hasil studi yang dikembangkan oleh Asia Cloud Computing Association (ACCA), di mana pada tahun 2020 lalu hanya menempatkan Indonesia di posisi 12 dari keseluruhan 14 negara Asia Pasifik yang masuk dalam penelitiannya terkait kesiapan pengembangan industri cloud computing di negaranya. [JAR]
]]> Pandemi Covid-19 memicu meningkatnya model bisnis berbasis digital. Dunia usaha didorong untuk beradaptasi dengan teknologi. Fenomena ini berdampak positif terhadap industri komputasi awan atau cloud computing.
Perusahaan Cloud terus bertumbuh karena semakin dibutuhkan oleh banyak dunia usaha di sektor keuangan maupun teknologi lainnya.
Deputi Direktur IT PT Adira Dinamika Multi Finance Dodi Yuliarso mengungkapkan, potensi pertumbuhan industri cloud sebetulnya sudab besar sejak sebelum pandemi.
Terbukti, perusahaan cloud computing global telah masuk dan memasarkan produknya di Indonesia. Sebut saja Alibaba Cloud, Google Cloud, Amazon, dan Microsoft Azure.
“Potensi pertumbuhan cloud di Indonesia sangat tinggi, memang kita terbentur regulasi sehingga adopsinya masih belum tumbuh signifikan, tapi akan tumbuh cepat,” papar Dodi dalam webinar bertajuk Cloud System pada Industri Keuangan Nonbank Sebagai Upaya Digitalisasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, dikutip Jumat (30/7).
Apakah cloud aman? Dodi memberikan sedikit tips memilih perusahaan cloud di masa pandemi saat ini. Pertama, pilih perusahaan yang aspek sekuriti atau keamanannnya sudah teruji dan mumpuni.
Kedua, pilih perusahaan yang benar-benar memiliki jam terbang tinggi di industri cloud computing. “Di masa pandemi ini cyber crime semakin meningkat jadi harus sangat-sangat selektif memilih company cloud tersebut,” bebernya.
Dodi jjuga mengingatkan perusahaan cloud harus benar-benar memiliki pengalaman, ekspert, dan teknologi yang mumpuni.
CEO dan Chief Editor Wartaekonomi.co.id Muhamad Ihsan menuturkan, perkembangan teknologi digital membuat banyak pihak optimis prospek ekonomi di tengah pandemi.
Dari beberapa penelitian, ada opportunity alias kesempatam besar di pasar cloud computing. “Karena memang ekonomi terus menuju ke arah digital,” katanya.
Apalagi, berbagai penelitian menyebutkan gaya hidup digital tidak hanya terjadi karena Covid-19. Setelah Covid-19 orang tetap bergantung pada gaya hidup digital. “Sebagian dari kita mungkin tetap melakukan gaya hidup digital,” ujarnya.
Senada dengan Ihsan, Direktur Utama PT Taspen (Persero) A.N.S. Kosasih mengatakan, Covid-19 telah memaksa orang, khususnya generasi kolonial alias para orang tua dipaksa untuk melek digital.
Menurutnya, pada awal PT Taspen menerapkan investasi teknologi, perseroan diprotes pesertanya yang mayoritas orang tua atau lanjut usia, dan gagap teknologi (gaptek). Namun, kini mereka sudah menerima perubahan itu.
“Ada begitu banyak keberatan dari para pensiunan dari peserta kita. Sekarang mereka minta kalau bisa digital saja daripada kontak fisik, yang meski menyenangkan tapi akibatnya fatal,” jelas Kosasih.
Perseroan mengubah cara berbisnis dan proses klaim PT Taspen dengan teknologi. Kosasih mengajak para peserta memanfaatkan teknologi seperti aplikasi mobile PT Taspen.
“Kalau kita buka Taspen Mobile kita bikin autentifikasinya itu facial dan voice recognition. Jadi biar nggak salah terima, tidak terjadi penipuan, dan disalahgunakan kita pakai itu facial recognition,” paparnya.
Model seperti itu mencegah terjadinya penipuan. Karena facial recognition bentuknya bukan video tapi live.
“Kalau pensiunan tidak bisa mereka minta ke anak atau cucunya. apakah masih ada yang tidak bisa teknologi? Ada, tapi jumlahnya kurang dari 2 persen,” tambah Kosasih.
Sekadar informasi webinar yang membahas tentang Cloud dan potensi digitalisasi ini bertajuk Cloud System pada Industri Keuangan Nonbank Sebagai Upaya Digitalisasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional. Digelar oleh yang digelar Warta Ekonomi di Jakarta, Rabu (28/7).
Untuk diketahui, industri komputasi awan perlahan namun pasti mulai tumbuh dan berkembang. Tapi perlu dipahami bahwa di Indonesia Cloud masih tertinggal.
Hasil studi yang dikembangkan oleh Asia Cloud Computing Association (ACCA), di mana pada tahun 2020 lalu hanya menempatkan Indonesia di posisi 12 dari keseluruhan 14 negara Asia Pasifik yang masuk dalam penelitiannya terkait kesiapan pengembangan industri cloud computing di negaranya. [JAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .