
Olahraga Di Bulan Ramadan, Prof. Zubairi Djoerban Pilih TRX .
Puasa Ramadan ternyata tak menghalangi Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban untuk tetap berolahraga. Menjaga kebugaran tubuh.
Untuk itu, ia memilih total body resistance exercise atau TRX yang belakangan ini sedang ngetren.
Ini adalah salah satu jenis olahraga, yang ditujukan untuk melatih kekuatan seluruh tubuh, dengan memanfaatkan berat badan. Tanpa harus menggunakan barbel atau alat fitness.
“TRX ini mudah. Bisa dilakukan dimana saja. TRX baik untuk membentuk otot tubuh. Tapi, hal yang baik lagi dari TRX, adalah bisa membentuk pencitraan. Ha-ha,” canda pria yang akrab disapa Prof. Beri, dalam caption foto kegiatan TRX, yang dipostingnya di akun Instagram @profesorzubairi.
Meski begitu, pria kelahiran Kauman, Yogyakarta 11 Februari 1947 ini tak menganggap TRX sebagai satu-satunya olahraga yang bagus. Dia bilang, apa pun jenis olahraganya, yang penting dilakukan dalam waktu 150 menit seminggu.
“Jalan cepat, senam, atau naik sepeda statis bisa jadi pilihan. Kalau rutin dilakukan, dalam 1-2 bulan, biasanya resting heart rate (nadi) kurang dari 75/menit,” jelas Prof Beri kepada RM.id, Sabtu (1/5).
“Kalau sehari 30 menit, ya lakukan 5 kali seminggu. Kalau sehari bisa 1 jam, ya 3 kali seminggu. Ini efektif banget untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan,” pungkas penemu kasus pertama sekaligus pionir penanganan HIV dan AIDS di negeri ini. [SAR]
]]> .
Puasa Ramadan ternyata tak menghalangi Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban untuk tetap berolahraga. Menjaga kebugaran tubuh.
Untuk itu, ia memilih total body resistance exercise atau TRX yang belakangan ini sedang ngetren.
Ini adalah salah satu jenis olahraga, yang ditujukan untuk melatih kekuatan seluruh tubuh, dengan memanfaatkan berat badan. Tanpa harus menggunakan barbel atau alat fitness.
“TRX ini mudah. Bisa dilakukan dimana saja. TRX baik untuk membentuk otot tubuh. Tapi, hal yang baik lagi dari TRX, adalah bisa membentuk pencitraan. Ha-ha,” canda pria yang akrab disapa Prof. Beri, dalam caption foto kegiatan TRX, yang dipostingnya di akun Instagram @profesorzubairi.
Meski begitu, pria kelahiran Kauman, Yogyakarta 11 Februari 1947 ini tak menganggap TRX sebagai satu-satunya olahraga yang bagus. Dia bilang, apa pun jenis olahraganya, yang penting dilakukan dalam waktu 150 menit seminggu.
“Jalan cepat, senam, atau naik sepeda statis bisa jadi pilihan. Kalau rutin dilakukan, dalam 1-2 bulan, biasanya resting heart rate (nadi) kurang dari 75/menit,” jelas Prof Beri kepada RM.id, Sabtu (1/5).
“Kalau sehari 30 menit, ya lakukan 5 kali seminggu. Kalau sehari bisa 1 jam, ya 3 kali seminggu. Ini efektif banget untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan,” pungkas penemu kasus pertama sekaligus pionir penanganan HIV dan AIDS di negeri ini. [SAR]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .