
Nge-share Berita Utang Susi Senjata Makan Tuan .
Eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti paling rajin manggung di medsos, terutama twitter. Menariknya, yang dicuitkan Susi selalu menjadi bahan sorotan warganet.
Yang terbaru, dia membagikan berita soal utang luar negeri sebesar Rp 5.817 triliun. Namun, dia langsung diserang balik oleh anak buah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo. Yustinus mengingatkan, saat masih menjadi menteri, Susi juga ikut “menikmati” utang tersebut. Duh, Susi seperti senjata makan tuan nih.
Cerita ini berawal ketika Susi membagikan berita Kompas.com, terkait perkembangan utang luar negeri Indonesia di akun Twitternya, @susipudjiastuti, Selasa (16/2). Artikel itu intinya memaparkan laporan Bank Indonesia soal perkembangan utang luar negeri RI per Desember 2020. Jumlahnya sekitar 417,5 miliar dolar AS atau setara Rp 5.817 triliun jika menggunakan kurs Rp 13.933. Namun, jika menggunakan kurs dolar hari ini, angkanya tembus Rp 6.000 triliun. Artikel itu, lalu ditutup penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menegaskan utang Indonesia dikelola secara hati-hati.
Judul artikel itu sedikit provokatif, karena dikaitkan dengan janji kampanye Jokowi yang tidak akan menambah utang luar negeri. “Jokowi langgar janji?” begitu bunyi judul artikel itu.
Susi lalu membagikan berita ini kepada follower-nya, tanpa memberikan komentar. Namun, sebagian pengikutnya sudah merasa kalau Susi sedang menyindir dan mengkritik Jokowi. Apalagi, belakangan Susi kerap melepaskan kicauan yang menyerang pemerintah. Kicauan Susi ini ramai betul diperbincangkan warganet.
Membaca gelagat tak beres, Jubir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, langsung beraksi. Dia langsung membalas cuitan Susi. Prastowo mengatakan, janji Jokowi yang diungkit dalam artikel tersebut adalah ucapan tim kampanye pada Pilpres 2014. Bukan ucapan Jokowi. Lagi pula, itu 2014. Kondisi sekarang sudah berbeda.
Mantan analis pajak itu lalu mengingatkan, Susi adalah bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi di periode pertama. Artinya, uang yang dipinjam pemerintah itu, digunakan untuk membiayai program dari kementerian yang dipimpin Susi. Karena itu, mestinya Susi ikut menjelaskan mengenai utang tersebut, bukan malah mencuit berita yang multitafsir.
“Ibu kan bagian pemerintahan Jokowi-JK yang berutang untuk pembiayaan, termasuk membiayai program Kementerian @kkpgoid. Bantu jelasin dong Bu,” kicau Prastowo, di akun @prastow.
Menanggapi cuitan itu, Susi tidak mengelak. Dia bilang, artikel yang dibagikannya justru bermuatan positif. Dengan demikian, Susi merasa tidak perlu lagi mengomentari isi artikel tersebut.
Namun, Susi menyadari, beberapa hari ini ada pihak-pihak yang antipati kepadanya. Sehingga semua hal yang dibagikannya dalam akun media sosial, kerap dianggap negatif.
Sebagian warganet ikutan nimbrung. Sebagian warganet curiga Susi sengaja tidak memberikan komentar agar disambar para follower-nya yang mengkritik. Namun, menurut @dedimahardi, senjata yang dilempar itu malah kembali menyerang Susi. “Hehe sepertinya kok hampir semua mantan sakit hati ya?” kicaunya.
Akun @realabikatrader ikut bicara. Kata dia, sebenarnya utang berapa pun nggak masalah, asalkan bisa bayar. Problemnya, Indonesia mau bayar bunga utang dan pokok utangnya aja harus utang lagi. “Gituuuu terus sampai akhirnya kekayaan Indonesia tergadai. Bahasa kerennya, Indonesia besar pasak daripada tiang,” kicaunya.
Utang luar negeri Indonesia memang makin menumpuk. Data Bank Indonesia (BI), posisi utang luar negeri sudah mencapai 417,5 miliar dolar AS. Rinciannya, utang pemerintah sebesar 206,4 miliar dolar AS dan utang swasta termasuk BUMN sebesar 208,3 miliar dolar AS.
Rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 38,68 persen. Meski begitu, BI memastikan utang luar negeri Indonesia dalam kondisi sehat. [BCG]
]]> .
Eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti paling rajin manggung di medsos, terutama twitter. Menariknya, yang dicuitkan Susi selalu menjadi bahan sorotan warganet.
Yang terbaru, dia membagikan berita soal utang luar negeri sebesar Rp 5.817 triliun. Namun, dia langsung diserang balik oleh anak buah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo. Yustinus mengingatkan, saat masih menjadi menteri, Susi juga ikut “menikmati” utang tersebut. Duh, Susi seperti senjata makan tuan nih.
Cerita ini berawal ketika Susi membagikan berita Kompas.com, terkait perkembangan utang luar negeri Indonesia di akun Twitternya, @susipudjiastuti, Selasa (16/2). Artikel itu intinya memaparkan laporan Bank Indonesia soal perkembangan utang luar negeri RI per Desember 2020. Jumlahnya sekitar 417,5 miliar dolar AS atau setara Rp 5.817 triliun jika menggunakan kurs Rp 13.933. Namun, jika menggunakan kurs dolar hari ini, angkanya tembus Rp 6.000 triliun. Artikel itu, lalu ditutup penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menegaskan utang Indonesia dikelola secara hati-hati.
Judul artikel itu sedikit provokatif, karena dikaitkan dengan janji kampanye Jokowi yang tidak akan menambah utang luar negeri. “Jokowi langgar janji?” begitu bunyi judul artikel itu.
Susi lalu membagikan berita ini kepada follower-nya, tanpa memberikan komentar. Namun, sebagian pengikutnya sudah merasa kalau Susi sedang menyindir dan mengkritik Jokowi. Apalagi, belakangan Susi kerap melepaskan kicauan yang menyerang pemerintah. Kicauan Susi ini ramai betul diperbincangkan warganet.
Membaca gelagat tak beres, Jubir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, langsung beraksi. Dia langsung membalas cuitan Susi. Prastowo mengatakan, janji Jokowi yang diungkit dalam artikel tersebut adalah ucapan tim kampanye pada Pilpres 2014. Bukan ucapan Jokowi. Lagi pula, itu 2014. Kondisi sekarang sudah berbeda.
Mantan analis pajak itu lalu mengingatkan, Susi adalah bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi di periode pertama. Artinya, uang yang dipinjam pemerintah itu, digunakan untuk membiayai program dari kementerian yang dipimpin Susi. Karena itu, mestinya Susi ikut menjelaskan mengenai utang tersebut, bukan malah mencuit berita yang multitafsir.
“Ibu kan bagian pemerintahan Jokowi-JK yang berutang untuk pembiayaan, termasuk membiayai program Kementerian @kkpgoid. Bantu jelasin dong Bu,” kicau Prastowo, di akun @prastow.
Menanggapi cuitan itu, Susi tidak mengelak. Dia bilang, artikel yang dibagikannya justru bermuatan positif. Dengan demikian, Susi merasa tidak perlu lagi mengomentari isi artikel tersebut.
Namun, Susi menyadari, beberapa hari ini ada pihak-pihak yang antipati kepadanya. Sehingga semua hal yang dibagikannya dalam akun media sosial, kerap dianggap negatif.
Sebagian warganet ikutan nimbrung. Sebagian warganet curiga Susi sengaja tidak memberikan komentar agar disambar para follower-nya yang mengkritik. Namun, menurut @dedimahardi, senjata yang dilempar itu malah kembali menyerang Susi. “Hehe sepertinya kok hampir semua mantan sakit hati ya?” kicaunya.
Akun @realabikatrader ikut bicara. Kata dia, sebenarnya utang berapa pun nggak masalah, asalkan bisa bayar. Problemnya, Indonesia mau bayar bunga utang dan pokok utangnya aja harus utang lagi. “Gituuuu terus sampai akhirnya kekayaan Indonesia tergadai. Bahasa kerennya, Indonesia besar pasak daripada tiang,” kicaunya.
Utang luar negeri Indonesia memang makin menumpuk. Data Bank Indonesia (BI), posisi utang luar negeri sudah mencapai 417,5 miliar dolar AS. Rinciannya, utang pemerintah sebesar 206,4 miliar dolar AS dan utang swasta termasuk BUMN sebesar 208,3 miliar dolar AS.
Rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 38,68 persen. Meski begitu, BI memastikan utang luar negeri Indonesia dalam kondisi sehat. [BCG]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .