Ngaku Salah Karena Banjir Ganjar Olah Air Tuba Jadi Air Susu

Banjir besar yang terjadi di Jawa Tengah (Jateng) tak membuat pamor Ganjar Pranowo melorot. Gubernur Jateng itu malah menuai pujian dari kawan maupun lawan setelah tidak malu-malu mengaku salah. Ganjar memang cerdik, mampu mengolah “air tuba jadi air susu”.

Hingga kemarin, banjir di sejumlah wilayah di Jawa Tengah belum sepenuhnya surut. Berdasarkan data Pusdalops BPBD Kota Semarang, masih ada 30 titik banjir. Yang paling parah yakni di Kabupaten Pati. Tercatat, 11 desa masih tergenang air dan 11.061 jiwa terdampak.

Hujan besar yang terjadi Selasa (23/2) sore, membuat sejumlah wilayah di Jateng dilanda banjir. Semarang yang merupakan Ibu Kota Jateng, tak luput dari terjangan banjir. Bahkan banjir yang terjadi di Semarang, lebih besar dari yang terjadi di Jakarta. Kompleks Kantor Gubernur Jateng, tempat Ganjar bekerja, ikut terendam banjir.

Terkait musibah tersebut, Ganjar tak mau berspekulasi. Politisi PDIP ini memilih mengakui dirinya yang harus disalahkan karena banjir tersebut sambil mencari solusi agar peristiwa yang sama tidak terjadi lagi.

Eks anggota DPR ini menegaskan, selama ini koordinasi penanganan bencana dengan sejumlah pihak di kabupaten maupun kota, berjalan baik. Namun, hal itu tidak perlu dipublikasikan. Karena, menurutnya, lebih penting bekerja daripada berbicara. Contohnya, ngecek perkembangan dan memastikan bantuan sampai kepada yang berhak.

“Saya tidak mempublikasikan yang begini-begini. Tetap saja dalam konteks sosiologinya pasti masyarakat akan mencari siapa yang bertanggung jawab. Lebih baik tanggung jawabnya saya ambil alih, agar semua bisa bekerja dengan tenang,” ungkapnya.

Sikap Ganjar ini membuat dunia maya heboh. Banyak warganet yang memuji sikap Ganjar yang tak malu mengakui kesalahan. Bahkan, pujian terhadap Ganjar juga datang dari pihak yang berseberangan.

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, salah satu pihak yang secara politik berseberangan, justru memberikan pujian. Pujian itu, dicuitkan Mardani lewat akun Twitter miliknya @MardaniAliSera. “Bravo Mas Ganjar @ganjarpranowo,” cuitnya, Kamis (25/2).

 

Anggota Komisi II DPR ini menganggap, Ganjar memberikan pelajaran yang baik. Dia terbuka atas kritik dan mau mengakui kesalahannya. “Itulah yang harus dimiliki seorang pemimpin,” tegasnya.

Namun, Mardani mengingatkan Ganjar, tak hanya sekedar mengakui kesalahan saja. Perlu dilakukan langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut. “Membuat skema pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” imbuh legislator yang juga dosen di Universitas Mercu Buana ini.

Di kalangan partai koalisi pemerintah, tentu saja sikap Ganjar menuai banyak pujian. Juru Bicara DPP PSI, Faldo Maldini mengatakan, sikap Ganjar atas banjir yang terjadi di Jateng harus diapresiasi. Dia lantas membandingkan, sikap Ganjar dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang justru menyalahkan orang lain. Padahal, setelah dicek, pintu air Depok dan Bogor dalam kondisi normal.

“Kalau menurut kami, memang banyak sekali sih yang tidak terbuka yang disampaikan Pak Anies, itu kenapa kami kritik sangat kencang,” tukas Faldo.

Eks Jubir PSI, Dedek Prayudhi ikut mengapresiasi dan me-mention langsung akun Twitter Ganjar. Menurutnya, Ganjar selaku gubernur sebetulnya berpeluang untuk menagih tanggung jawab pemerintah Kota Semarang atas banjir yang terjadi.

“Padahal Semarang (daerah tingkat II) itu daerah otonom, tidak seperti DKI dimana otonomi ada di tangan daerah tingkat I. Sah-sah saja kalau pak @ganjarpranowo bareng warga Semarang ‘menagih’ tanggung jawab Pemkot. Tapi pak GP memilih untuk mengaku salah,” cuitnya.

Di tengah banyaknya pujian, masih ada juga yang menyampaikan kritik terhadap Ganjar. Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM), Iwan Sumule menyebut, pengakuan salah dari Ganjar hanya pencitraan. “Tampak sibuk urus pencitraan menuju ISTANA, sementara rakyat kebanjiran dan banjir tak surut-surut,” cuitnya dalam akun @KetumProDEM.

Sementara itu, Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak prihatin musibah banjir dijadikan momen memuaskan kebencian politik. “Kebencian politik menggeser empati sebagian orang menjadi sekedar ejekan. Banjir di Jakarta dijadikan momen memuaskan kebencian politik melalui ejekan terhadap @aniesbaswedan, pun demikian banjir di Jawa Tengah, ejekan pun dialamatkan ke @ganjarpranowo atau di Jawa Barat ke @ridwankamil,” pungkasnya. [MEN]

]]> Banjir besar yang terjadi di Jawa Tengah (Jateng) tak membuat pamor Ganjar Pranowo melorot. Gubernur Jateng itu malah menuai pujian dari kawan maupun lawan setelah tidak malu-malu mengaku salah. Ganjar memang cerdik, mampu mengolah “air tuba jadi air susu”.

Hingga kemarin, banjir di sejumlah wilayah di Jawa Tengah belum sepenuhnya surut. Berdasarkan data Pusdalops BPBD Kota Semarang, masih ada 30 titik banjir. Yang paling parah yakni di Kabupaten Pati. Tercatat, 11 desa masih tergenang air dan 11.061 jiwa terdampak.

Hujan besar yang terjadi Selasa (23/2) sore, membuat sejumlah wilayah di Jateng dilanda banjir. Semarang yang merupakan Ibu Kota Jateng, tak luput dari terjangan banjir. Bahkan banjir yang terjadi di Semarang, lebih besar dari yang terjadi di Jakarta. Kompleks Kantor Gubernur Jateng, tempat Ganjar bekerja, ikut terendam banjir.

Terkait musibah tersebut, Ganjar tak mau berspekulasi. Politisi PDIP ini memilih mengakui dirinya yang harus disalahkan karena banjir tersebut sambil mencari solusi agar peristiwa yang sama tidak terjadi lagi.

Eks anggota DPR ini menegaskan, selama ini koordinasi penanganan bencana dengan sejumlah pihak di kabupaten maupun kota, berjalan baik. Namun, hal itu tidak perlu dipublikasikan. Karena, menurutnya, lebih penting bekerja daripada berbicara. Contohnya, ngecek perkembangan dan memastikan bantuan sampai kepada yang berhak.

“Saya tidak mempublikasikan yang begini-begini. Tetap saja dalam konteks sosiologinya pasti masyarakat akan mencari siapa yang bertanggung jawab. Lebih baik tanggung jawabnya saya ambil alih, agar semua bisa bekerja dengan tenang,” ungkapnya.

Sikap Ganjar ini membuat dunia maya heboh. Banyak warganet yang memuji sikap Ganjar yang tak malu mengakui kesalahan. Bahkan, pujian terhadap Ganjar juga datang dari pihak yang berseberangan.

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, salah satu pihak yang secara politik berseberangan, justru memberikan pujian. Pujian itu, dicuitkan Mardani lewat akun Twitter miliknya @MardaniAliSera. “Bravo Mas Ganjar @ganjarpranowo,” cuitnya, Kamis (25/2).

 

Anggota Komisi II DPR ini menganggap, Ganjar memberikan pelajaran yang baik. Dia terbuka atas kritik dan mau mengakui kesalahannya. “Itulah yang harus dimiliki seorang pemimpin,” tegasnya.

Namun, Mardani mengingatkan Ganjar, tak hanya sekedar mengakui kesalahan saja. Perlu dilakukan langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut. “Membuat skema pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” imbuh legislator yang juga dosen di Universitas Mercu Buana ini.

Di kalangan partai koalisi pemerintah, tentu saja sikap Ganjar menuai banyak pujian. Juru Bicara DPP PSI, Faldo Maldini mengatakan, sikap Ganjar atas banjir yang terjadi di Jateng harus diapresiasi. Dia lantas membandingkan, sikap Ganjar dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang justru menyalahkan orang lain. Padahal, setelah dicek, pintu air Depok dan Bogor dalam kondisi normal.

“Kalau menurut kami, memang banyak sekali sih yang tidak terbuka yang disampaikan Pak Anies, itu kenapa kami kritik sangat kencang,” tukas Faldo.

Eks Jubir PSI, Dedek Prayudhi ikut mengapresiasi dan me-mention langsung akun Twitter Ganjar. Menurutnya, Ganjar selaku gubernur sebetulnya berpeluang untuk menagih tanggung jawab pemerintah Kota Semarang atas banjir yang terjadi.

“Padahal Semarang (daerah tingkat II) itu daerah otonom, tidak seperti DKI dimana otonomi ada di tangan daerah tingkat I. Sah-sah saja kalau pak @ganjarpranowo bareng warga Semarang ‘menagih’ tanggung jawab Pemkot. Tapi pak GP memilih untuk mengaku salah,” cuitnya.

Di tengah banyaknya pujian, masih ada juga yang menyampaikan kritik terhadap Ganjar. Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM), Iwan Sumule menyebut, pengakuan salah dari Ganjar hanya pencitraan. “Tampak sibuk urus pencitraan menuju ISTANA, sementara rakyat kebanjiran dan banjir tak surut-surut,” cuitnya dalam akun @KetumProDEM.

Sementara itu, Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak prihatin musibah banjir dijadikan momen memuaskan kebencian politik. “Kebencian politik menggeser empati sebagian orang menjadi sekedar ejekan. Banjir di Jakarta dijadikan momen memuaskan kebencian politik melalui ejekan terhadap @aniesbaswedan, pun demikian banjir di Jawa Tengah, ejekan pun dialamatkan ke @ganjarpranowo atau di Jawa Barat ke @ridwankamil,” pungkasnya. [MEN]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories