Nekat Mudik, Indonesia Terancam Kena Tsunami Covid-19 Mirip India

Kasus Covid-19 di India harus menjadi pelajaran bagi Indonesia. Saat ini, negeri Bollywood ini tengah dilanda tsunami Covid-19. Sehari lebih dari 300 ribu orang terpapar virus Covid-19. Total korban meninggal tembus 192 ribu orang.

Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban menyebut, kondisi di India saat ini alarm bagi Indonesia. Jangan sampai dianggap mustahil akan terjadi di negara ini. Indonesia terancam kena tsunami Covid-19 seperti India jika anggap remeh Covid-19 dengan tidak menjalankan protokol kesehatan (Prokes).

“Marilah kita belajar dari India. Memang apa yang terjadi di India itu rangking dunia,” ujar Zubairi berpesan melalui akun Instagram pribadinya @profesorzubairi dilihat Senin (26/4).

Sebetulnya, sebelum tembus 300.000 per hari, kasus harian Covid-19 di India hanya 11.000an perhari. Tetapi, karena masyakat aabai terhadap Prokes, kasusnya naik jadi 12.000. Hingga meledak di angka 100 ribu bahkan mencapai 300 ribu kasus perhari.

“Sekarang di atas 100 ribu dalam sehari jadi luar biasa terjadi kenaikannya. Rumah Sakit di sana menjadi penuh sesak. Tempat tidur dan IGD Covid-19 tidak mudah, ini persis kondisi Indonesia  beberapa bulan yang lalu,” papar Zubairi.

Dia menyebut, adaptasi kebiasaan baru itu penting. Jangan dianggap remeh atau diabaikan. Penurunan kasus di India membuat masyarakat di sana puas dan bersuka cita berlebihan sehingga tidak lagi ketat menjalankan protokol kesehatan.

“Merasa bebas dari Covid-19 sehingga banyak berpergian ke luar kota dengan banyak alasan,” tambahnya.

Lalu apakah ancaman Tsunami Covid-19 di India bisa terjadi di Indonesia? Prof. Zubairi menjawab, nasib buruk itu tergantung keputusan semua pihak untuk patuh atau tidak dengan aturan yang mencegah penularan Covid-19.

“Kalau nanti misalnya pada akhir bulan puasa ini, terjadi kerumunan, yang berpergian pulang kampung itu, bisa berbahaya banget. Bisa mirip India apalagi kalau kita tidak hati-hati dengan pembukaan sekolah tatap muka,” pesannya.

Diingatkannya, positivity rate Indonesia yang saat ini mulai menurun menjadi 11 hingga 13 persen dianggapnya masih belum memuaskan. Karena Positivity rate akan aman kalau sudah kurang dari 5 persen.

“Maka masih jauh, jadi kita harus berusaha sekuat mungkin baik dikerjakan oleh masyarakat, oleh pemerintah dan media ikut mengawasi protokol kesehatan dan perilaku hidup sehat,” tandas Zubairi. [JAR]

]]> Kasus Covid-19 di India harus menjadi pelajaran bagi Indonesia. Saat ini, negeri Bollywood ini tengah dilanda tsunami Covid-19. Sehari lebih dari 300 ribu orang terpapar virus Covid-19. Total korban meninggal tembus 192 ribu orang.

Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban menyebut, kondisi di India saat ini alarm bagi Indonesia. Jangan sampai dianggap mustahil akan terjadi di negara ini. Indonesia terancam kena tsunami Covid-19 seperti India jika anggap remeh Covid-19 dengan tidak menjalankan protokol kesehatan (Prokes).

“Marilah kita belajar dari India. Memang apa yang terjadi di India itu rangking dunia,” ujar Zubairi berpesan melalui akun Instagram pribadinya @profesorzubairi dilihat Senin (26/4).

Sebetulnya, sebelum tembus 300.000 per hari, kasus harian Covid-19 di India hanya 11.000an perhari. Tetapi, karena masyakat aabai terhadap Prokes, kasusnya naik jadi 12.000. Hingga meledak di angka 100 ribu bahkan mencapai 300 ribu kasus perhari.

“Sekarang di atas 100 ribu dalam sehari jadi luar biasa terjadi kenaikannya. Rumah Sakit di sana menjadi penuh sesak. Tempat tidur dan IGD Covid-19 tidak mudah, ini persis kondisi Indonesia  beberapa bulan yang lalu,” papar Zubairi.

Dia menyebut, adaptasi kebiasaan baru itu penting. Jangan dianggap remeh atau diabaikan. Penurunan kasus di India membuat masyarakat di sana puas dan bersuka cita berlebihan sehingga tidak lagi ketat menjalankan protokol kesehatan.

“Merasa bebas dari Covid-19 sehingga banyak berpergian ke luar kota dengan banyak alasan,” tambahnya.

Lalu apakah ancaman Tsunami Covid-19 di India bisa terjadi di Indonesia? Prof. Zubairi menjawab, nasib buruk itu tergantung keputusan semua pihak untuk patuh atau tidak dengan aturan yang mencegah penularan Covid-19.

“Kalau nanti misalnya pada akhir bulan puasa ini, terjadi kerumunan, yang berpergian pulang kampung itu, bisa berbahaya banget. Bisa mirip India apalagi kalau kita tidak hati-hati dengan pembukaan sekolah tatap muka,” pesannya.

Diingatkannya, positivity rate Indonesia yang saat ini mulai menurun menjadi 11 hingga 13 persen dianggapnya masih belum memuaskan. Karena Positivity rate akan aman kalau sudah kurang dari 5 persen.

“Maka masih jauh, jadi kita harus berusaha sekuat mungkin baik dikerjakan oleh masyarakat, oleh pemerintah dan media ikut mengawasi protokol kesehatan dan perilaku hidup sehat,” tandas Zubairi. [JAR]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Generated by Feedzy