Nadiem Bolehkan Daerah Susah Sinyal Gelar Sekolah Tatap Muka .
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tidak memaksakan semua daerah harus menggelar sekolah jarak jauh alias online. Untuk daerah yang susah sinyal, seperti di Papua dan Papua Barat, Nadiem membolehkan untuk menggelar pembelajaran tatap muka, namun tetap melalui protokol kesehatan Covid-19.
“Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) mendorong agar sekolah di Papua Barat, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang sulit bahkan tidak ada jaringan internet dapat melakukan belajar tatap muka,” katanya, saat kunjungan kerja hari ketiga di Kepulauan Sorong, Papua Barat, Jumat (12/2), seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan, sekolah tatap muka bagi daerah yang tidak ada jaringan internet dilakukan agar anak-anak tidak ketinggalan pelajaran. “Belajar tatap muka juga mesti dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” jelasnya.
Namun, Nadiem juga tidak memaksa. Semua itu kembali kepada keputusan pemerintah daerah, kepala sekolah, dan komite sekolah sebab kewenangan diberikan kepada daerah untuk memutuskan sesuai kondisi daerah itu.
Menurut dia, Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri yang dikeluarkan Pemerintah untuk memastikan bahwa di setiap daerah dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada. Karena itu, dia meminta kepada kabupaten dan di Papua Barat agar menggunakan SKB 4 menteri tersebut untuk memulai proses tatap muka bagi sekolah di daerah yang tidak ada jaringan internet untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.
Belajar tatap muka diatur dengan baik dan mengutamakan protokol kesehatan. Misalnya satu Minggu tiga kali tatap muka sudah cukup agar anak-anak tidak ketinggalan pelajaran.
“Tetapi semua itu tergantung pada kepala sekolah dan komite sekolah. Jika sekolah memperbolehkan maka pemerintah daerah harus memberikan dukungan agar berjalan lancar dan sesuai dengan protokol kesehatan,” pungkas Nadiem. [USU]
=
]]> .
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tidak memaksakan semua daerah harus menggelar sekolah jarak jauh alias online. Untuk daerah yang susah sinyal, seperti di Papua dan Papua Barat, Nadiem membolehkan untuk menggelar pembelajaran tatap muka, namun tetap melalui protokol kesehatan Covid-19.
“Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) mendorong agar sekolah di Papua Barat, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang sulit bahkan tidak ada jaringan internet dapat melakukan belajar tatap muka,” katanya, saat kunjungan kerja hari ketiga di Kepulauan Sorong, Papua Barat, Jumat (12/2), seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan, sekolah tatap muka bagi daerah yang tidak ada jaringan internet dilakukan agar anak-anak tidak ketinggalan pelajaran. “Belajar tatap muka juga mesti dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” jelasnya.
Namun, Nadiem juga tidak memaksa. Semua itu kembali kepada keputusan pemerintah daerah, kepala sekolah, dan komite sekolah sebab kewenangan diberikan kepada daerah untuk memutuskan sesuai kondisi daerah itu.
Menurut dia, Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri yang dikeluarkan Pemerintah untuk memastikan bahwa di setiap daerah dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada. Karena itu, dia meminta kepada kabupaten dan di Papua Barat agar menggunakan SKB 4 menteri tersebut untuk memulai proses tatap muka bagi sekolah di daerah yang tidak ada jaringan internet untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.
Belajar tatap muka diatur dengan baik dan mengutamakan protokol kesehatan. Misalnya satu Minggu tiga kali tatap muka sudah cukup agar anak-anak tidak ketinggalan pelajaran.
“Tetapi semua itu tergantung pada kepala sekolah dan komite sekolah. Jika sekolah memperbolehkan maka pemerintah daerah harus memberikan dukungan agar berjalan lancar dan sesuai dengan protokol kesehatan,” pungkas Nadiem. [USU]
=
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .